16

2.3K 252 6
                                        

Langsung di publish tanpa di edit dulu, dan belum di cek ulang juga.

Jadi, mohon maklumi kalau ada typo yang bertebaran:")

Happy reading!^^

•••

Sesuai kesepakatan, dengan berat hati Chenle menerima segaa perintah dari Xiera. Mulai dari giat belajar, penampilan rapi, belajar sopan, dan berhenti semena-mena kepada semua orang.

Ayolah, itu semua separuh jiwa Chenle. Rasanya Chenle tak bisa hidup tanpa sifat angkuhnya itu. Harus senyum kepada rakyat jelata itu sebuah penghinaan baginya.

Katakanlah lebay! Biar lah, Presiden Chenle ini.

Saat ini Chenle masih ada dalam masa pendekatan dengan Kiara. Chenle harus bersabar menghadapi sifat cuek Kiara, padahal dalam hati Chenle sudah ingin menghujatnya habis-habisan.

Beginilah Chenle, berbeda dengan lainnya. Menghujat adalah cara dia mencintai Kiara, padahal itu bisa membuat dia di jauhi oleh Kiara.

Chenle harus berulang kali melakukan hal-hal romantis yang selalu di acuhkan Kiara, Xiera menyuruhnya terus begitu sampai hati Kiara mencair dan terbuka untuknya.

"Sabar, perempuan itu butuh bukti" Itulah kalimat kramat yang selalu Xiera ucapkan ketika Chenle terus mengeluh.

Dari perjuangannya selama seminggu ini tidak berjalan mulus sama sekali. Kadang Chenle di ganggu oleh Xiaojun dan Yangyang, kadang juga di ganggu oleh Jaehyun dan kadang juga di ganggu oleh sahabat Kiara, si Naomi. Sumpah demi apa Chenle sangat jengkel sekali, ingin mengumpat tapi jaim di depan Kiara.

Dan yang paling menjengkelkan dan mampu membuat api kecemburuan membakar hati Chenle adalah siswa dari kelas 12 bahasa yang selalu menggoda Kiara. Siswa itu selalu mencoba mendekati dan mengambil hati Kiara, rasanya Chenle ingin menonjok siswa itu ketika sedang berjalan berdua dengan Kiara.

Pernah saat itu Chenle berhasil memukul Siwa kelas bahasa itu dan alhasil membuat Kiara makin ilfeel kepadanya, Chenle gegabah memang.

"Jangan bikin gue murka, gak usah lo deketin Kiara!" Chenle menarik kerah baju Siswa yag diketahui bernama Alan itu.

"Apa urusannya sama, lo? Gue orang kaya, bebas mau apa aja" Alan menjawab santai.

Tanpa berpikir panjang Chenle langsung menonjok pipi kiri Alan, Chenle jengkel setengah mati sudah ditantang oleh manusia barbar macam Alan.

Sadar Chenle, kamu juga barbar.

"Berani lo nantang, gue? Lo gak tau siapa gue?" Kata Chenle berapi-api.

Saat itu penampilan Chenle sangat memprihatinkan, rambut acak-acakan, wajah kusam, dan letak baju tak beraturan karena ke frustasinya. Dari itu semua membuat Alan mengatakan kalimat yang menurut Chenle adalah sebuah karma untuknya.

"Rakjel kek lo gak berhak sombong dan nunjuk gue, apalagi  lo ini bukan level gue!" Ujar Alan sinis. Mereka semua tahu bahwa Zhong Chenle adalah cucu satu-satunya presdir Zhong Xinle, tapi mereka hanya tahu sebatas nama dan tak tahu dengan rupa Chenle. Contohnya sekarang, Alan berani menantang Chenle karena dia belum tahu rupa Chenle dan tak tahu bahwa anak di depannya ini bernama Chenle.

"Lo mau tau gue siapa?" Chenle melepas cengkramannya pada kerah baju Alan. Mundur beberapa langkah ke belakangan, merapikan rambut, dan seragamnya yang kusut, kemudian menunjuk nametag hitam dengan tepian emas di dada kanannya.

"Zhong Chenle" Gumam Alan. Sedetik setelahnya Alan membelak tak percaya.

Ayolah, semua yang ada di sini sangat menghormati dan tunduk kepada keluarga Zhong, bagaikan raja yang dijunjung tinggi oleh rakyatnya. Apalagi sekolah ini adalah sekolah milik keluarga Zhong.

"Sekarang lo masih mau tantang gue?" Ujar Chenle dengan angkuhnya. Sedangkan Alan berdiri kaku di tempatnya, bibirnya terkatup rapat tak mampu membalas Chenle.

"Chenle! Jangan ganggu Alan!" Hingga pekikan ini terdengar, Chenle yang sibuk sombong kepada Alan menjadi kelabakan, khawatir Kiara makin ilfeel kepadanya.

Di sana ada Kiara dengan wajah geramnya menatap Chenle. "Janji mu cuma omong kosong, kamu gak berubah"

"Kamu tau? Aku makin benci sama kamu!" Kata Kiara yang membuat Chenle lemas seketika. Kiara membawa Alan pergi dari hadapan Chenle, Chenle hanya memandang sendu dan mengacak rambutnya frustasi.

Satu fakta lagi, Kiara merubah kosa kata bicaranya dengan Chenle saat Chenle berjanji untuk merubah sikapnya. Sebenarnya, sih, Kiara di paksa Chenle untuk menggunakan aku-kamu saat mereka berbicara, terlalu formal katanya kalau menggunakan saya-kamu.

Setelah peristiwa itu, di mana Chenle dan Alan bertengkar dan berakhir dengan Kiara yang membenci Chenle, Yangyang dan Xiaojun datang ke kediaman keluarga Zhong. Bukannya, menanyakan keadaan Chenle, malah bergibah ria tentang Alan dan membicarakan bagaimana peristiwa siang itu terjadi.

"Kok bisa, sih, Le?" Tanya Yangyang frustasi.

"Gini nih, kalau orang goblok! Zhong Group gak akan maju kalau dipegang orang gegabah kek lo." Ujar Xiaojun sarkas, dan mampu memancing amarah Chenle.

Chenle sudah memasang ancang-ancang untuk Xiaojun. Xiaojun langsung menunjuk Chenle dengan wajah angkuhnya,  " Eitss, katanya mau berubah. Gue aduin ke Kiara mampus, lo!" Kata Xiaojun yang membuat Chenle makin ke setanan dalam hati, hanya saja di tutupi dengan senyuman di bibirnya.

"Terus gimana? Apa yang bakal lo lakuin selanjutnya?" Yangyang bertanya kembali, agak kasihan juga menatap penampilan Chenle yang seminggu terakhir ini terlihat awut-awutan, dan wajannya yang menyiratkan ke frustasian.

"Apa perlu gue bantuin bujuk Kiara?" Tawar Yangyang.

"Gak usah, Presiden Chenle bisa sendiri!" Urusan cinta mah gampang " Kata Chenle enteng. Yangyang tahu kalau Chenle ini berlagak tegar dan mampu untuk semua yang di alaminya. Padahal batinnya berteriak mengeluh tentang nasibnya yang begitu payah jika berhubungan dengan 'Cinta'

"Ya terus gimana? Keburu di embat Alan noh" Celetuk Xiaojun sambil mengunyah kue di mulutnya.

"Bukannya ngedukung malah nambah beban gue, lo!" Tiba-tiba saja Chenle berteriak marah, Xiaojun yang terkejut pun sampai tersedak dan terbatuk.

"Lah gimana ceritanya gue nambah beban, lo?" Xiaojun kembali bertanya setelah meredakan batuknya.

"Jangan bahas Alan, bangsat! Pulang lo semua!" Bukannya jawab baik-baik, Chenle malah mengusir Xiaojun dan Yangyang. Yang di usir pun hanya melongo menatap Chenle yang wajahnya sudah merah padam.

"Wah stress nih anak ya" Bisik Xiaojun kepada Yangyang.

"Denger gak, gue nyuruh lo pulang!" Xiaojun memutar bola matanya malas lalu pergi menarik tangan Yangyang. Sebelum melangkah, Xiaoujun menggumamkan sesuatu, "yee monyed ngegas mulu"

Brak!

Xiaojun langsung saja menarik tangan Yangyang untuk lari mengikutinya, Chenle mendengar gumamannya hingga menggebrak meja. Menimbulkan suara keras yang menggema ke seluruh ruangan.

Tbc

Presiden Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang