Hati-hati typo bertebaran..
Happy Reading:*
$$$
"Ki, Kiaaa" Naomi berteriak, berlari kearah Kiara yang sedang membersihkan jendela perpustakaan. Ya, hingga waktu istirahat pun Kiara belum menyelesaikan pekerjaannya.
Kiara menoleh, kemudian turun dari atas kursi yang ia naiki dan berganti mendudukinya. Setelah itu ia bertanya mengapa wajah Naomi terlihat panik seperti itu?.
"Kamu kenapa, Na? Kok panik gitu?"
Naomi mengatur napas, kemudian mulai mengintrogasi sahabat barunya ini. "Lo nggak apa-apa kan? Mana yang luka? Yang sakit? Sini bilang, gue obatin lo. Kita ke rumah sakit!" Beginilah Naomi, dia sedikit angkuh tapi peduli. Mungkin benar, karakter orang kaya itu 'angkuh' meski sebaik apapun orang kaya itu.
"Aku kenapa? Kok kamu tiba-tiba tanya gitu sih? Emang aku kenapa?" Kiara bertanya bingung atas sikap Naomi.
"Lo diapain aja sama Chenle, huh?"
"Aku... Nggak diapain kok, cuma tadi Chenle ngancem aku aja"
"Kok bisa lolos? Dua kali lo bisa lolos dari dia, taktik apa yang lo pake?" Wajar Naomi bertanya begitu, mustahil bagi siapapun lepas dari cengkraman seorang Zhong Chenle.
"Aku nggak pakai taktik apapun, mungkin yang pertama kali itu keberuntungan aku. Tapi kalau yang tadi pagi.. Aku dibantu Kak Jaehyun" Kemudian Kiara menundukkan kepalanya, entah mengapa.
Kiara memanggil Jaehyun dengan kedua namanya. Ia akan memanggil 'Jung' ketika berkomunikasi dengan Jaehyun atau kerabat terdekat Jaehyun, dan ia akan memanggil 'Jaehyun' ketika ia bersama teman-temannya atau keluarga terdekatnya. Menurut Kiara itu adalah sebuah bentuk rasa sopan jika ia memanggil Jaehyun dengan sebutan 'Jung'.
Naomi menautkan alisnya bingung, berusaha berpikir keras dengan kelakuan anehnya. "Kenapa lo?"
Masih dengan wajah menunduk Kiara menjawab, "Kenapa apanya?"
"Kenapa lo nunduk?"
"Kenapa kan wa-"
"Kenapa lo nunduk pas denger nama 'Jaehyun'?" Belum selesai berbicara, Naomi sudah memotong pembicaraan Kiara, ia baru paham mengapa Kiara menunduk. Dan itu adalah menunduk malu.
Diam. Itu yang dilakukan Kiara sekarang, memeras jari-jarinya gugup.
"Ki?" Naomi mencoba memanggil Kiara lagi.
Kiara bangkit dari tundukannya menatap lekat wajah Naomi, dengan keadaan pipinya yang merah Kiara memberanikan diri.
"Aku.. Aku suka kak Jaehyun" Dengan sedikit gugup Kiara berbicara.
"Hah?" Naomi memekik terkejut dengan pengakuan Kiara. Tak perlu takut terdengar oleh siapapun, karena perpustakaan adalah tempat yang jarang sekali dikunjungi di Zhong Dai. Padahal siswa-siswi disini sangat berprestasi, mungkin mereka belajar dengan internet, tak perlu lelah-lelah menaiki tangga perpustakaan yang cukup tinggi ini.
"Aku tau ini hal konyol, bayangkan aja si Kaya dan si miskin bersatu, aneh!"
"Apa boleh buat? Kasta sudah menunjukkan perbedaan yang sangat jelas adanya" Entah mengapa ucapan Kiara saat ini sangat dramatis. Oh, jadi begini orang jatuh cinta!
"Lagu lama, Ki! Cinta itu nggak bisa dikalahin dengan kasta, atau apapun itu yang menunjukkan perbedaan dalam suatu hubungan" Naomi menanggapi pendapat Kiara tadi. Beginilah Kiara, jenius dalam urusan materi, bodoh dalam urusan Cinta. Selain itu Kiara ini masih muda, usianya baru 15 tahun dan pemikirannya agak labil.
"I think so. Tapi kalau aku lihat dari karakter Kak Jaehyun dan keluarganya, that's impossible!"
"Oke gue ngerti perasaan lo, gue pernah alami juga. Daripada lo laper dan galau-galauan nggak jelas, mending ikut gue ke kantin aja" Naomi tanpa mendengar jawaban Kiara langsung menarik paksa tangan Kiara. Meninggalkan sedikit pekerjaan Kiara, Kiara butuh energi.
Dan tanpa mereka sadari, Chenle mendengar percakapan mereka. Sekarang Chenle sudah tau rahasia Kiara dan ia punya senjata untuk menggugurkan Kiara. Tapi, Chenle merasa ada yang janggal didalam dirinya, hatinya sakit, ia cemburu, dan ia benci kenyataan itu!.
***
Chenle memberenggut kesal karena ia harus mencari Jaehyun untuk meminta bantuan, apalagi kalau bukan pelajaran? Sudah tahu-tahu bahwa Chenle ini agak sedikit 'lemot'.
Chenle bertanya kepada salah satu guru dimana keberadaan Jaehyun, dan ia sangat kesal harus lelah-lelah menaiki tangga ke perpustakaan karena Jaehyun ada disana.
Langkahnya terhenti saat melihat Kiara dan Naomi berbicara didepan perpustakaan dengan Kiara yang duduk dikursi menundukkan kepalanya. Chenle segera bersembunyi dibalik tembok dan mendengarkan pembicaraan mereka.
"Aku.. Aku suka kak Jaehyun" Dengan sedikit gugup Kiara berbicara.
"Hah?" Naomi memekik terkejut dengan pengakuan Kiara.
"Aku tau ini hal konyol, bayangkan aja si Kaya dan si miskin bersatu, aneh!"
"Apa boleh buat? Kasta sudah menunjukkan perbedaan yang sangat jelas adanya" Chenle agak sedikit risih dengan perkataan Kiara yang terlalu dramatis. Oh, jadi begini orang jatuh cinta!
"Lagu lama, Ki! Cinta itu nggak bisa dikalahin dengan kasta, atau apapun itu yang menunjukkan perbedaan dalam suatu hubungan" Naomi menanggapi pendapat Kiara tadi.
"I think so. Tapi kalau aku lihat dari karakter Kak Jaehyun dan keluarganya, that's impossible!"
"Oke gue ngerti perasaan lo, gue pernah alami juga. Daripada lo laper dan galau-galauan nggak jelas, mending ikut gue ke kantin aja" Naomi tanpa mendengar jawaban Kiara langsung menarik paksa tangan Kiara.
Chenle tersenyum sinis, sudah mendapatkan salah satu rahasia Kiara, ia ingin menggugurkan Kiara melalui ini.
Tapi Chenle merasa janggal kepada perasaannya, reflek tangannya menyentuh dadanya. Hatinya terasa sakit, ia cemburu? Ya, ia cemburu!
Dan Chenle benci akan hal itu, mencintai seorang gadis miskin, cih!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Chenle ✔
Fiksi PenggemarKetika si Holkay bertemu dengan si Rakjel [Disarankan follow sebelum membaca.] Punya jempol? Vote!;) "Lu lu semua, inget ya! seorang Zhong Chenle gak akan ngemis-ngemis apapun itu" teriaknya dengan nada angkuh. "Heh tukang sombong! saya ingetin ya...