Pagi-pagi sekali Kiara sudah dibuat kesal oleh cowok angkuh itu, siapa lagi kalau bukan Chenle.
Saat membuka lokernya, ada 3 buket bunga besar yang berjatuhan. Kiara ambil bunga itu dan membaca kalimat-kalimat dikartu yang tercantum disana.
Lalu dimana semua bukunya? Buku yang ditaruhnya diloker hilang. Chenle sialan!
Buket pertama bunga mawar merah, dengan kartu yang bertuliskan seperti sebuah permintaan dan gombalan basi.
'Bunga mawar ini indah, sama kek lo. Jadi, lo keliatan lebih indah lagi kalau jadi cewek gue, mau ya?'
Kiara mengernyit tak suka. Apasih ini anak! Orang sepuh pribumi ya? Kok kuno banget.
Buket kedua, bunga mawar putih, dengan kalimat permintaan atau lebih ke hujatan.
'Bunga mawar putih ini cantik. Warna putih melambangkan kesucian, sama kek hati lo yang suci. Dan hati lo bakal tetep suci kalau lo gak jual mahal sama gue. Mau ya jadi pacar gue? Mau dong!'
Kiara menggeram marah, anak ini tak romantis tapi sok romantis. Gombalannya asik tapi bikin sakit hati.
Buket ketiga, bunga mawar prancis yang berwarna merah muda. Isi tulisannya membuat Kiara makin marah dan benci kepada pria angkuh itu. Seperti sebuah keluhan, permintaan, hujatan, dan pemaksaan.
'Bunga mawar prancis ini cantik, cocok buat lo yang juga cantik menurut gue. Bunga prancis ini mahal, gue sampe maksa sama kakek buat beli bunga ini yang dikirim dari prancis langsung. Bunga mawar yang mahal ini bisa naikin dikit derajat lo yang miskin. Mau ya jadi cewek gue? Gue harus janji sama kakek buat belajar rajin-rajin gegara beli bunga ini yang harga plus tarif ongkirnya mahal. Pokoknya lo harus jadi pacar gue!.'
Ini bukan kata-kata romantis atau gombalan. Ini lebih ke kata-kata hinaan, curhatan dan pemaksaan. Kiara makin marah ketika ia mendapati sebuah amplop gold yang berisikan pesan dari pria angkuh itu didalam lokernya.
'Buku-buku lo ada di gue, jadi kalau lo mau dapet buku-buku lo ini, lo harus samperin gue. Gue tunggu lo di rooftop sebelum pelajaran dimulai, kalau lo dateng terlambat buku ini gak bakal balik ke lo. Lo harus dateng sendiri! Gak boleh ada Bang Jaehyun, Yangyang, Xiaojun, atau temen lo si Naomi itu.
"Arghh Chenle sialan! Ganggu orang belajar aja" Kiara menginjak-injak 3 buket bunga dari Chenle itu hingga kusut, layu dan tak tetbentuk.
"Kenapa kamu?" Suara perempuan ini mengagetkan Kiara. Kiar menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah suara.
Deg.
Perempuan yang kira-kira usianya 35 tahun, kulit putih, mata sipit, rambut hitam dicepol dan penampilannya yang stylish. Kiara yakin bahwa ini adalah Ms. Zhong Xiera.
Ms. Zhong Xiera yang selama sebulan dirawat di rumah sakit karena dicelakai keponakannya, dan akhirnya oleh ayahnya di kirim ke luar negri untuk beberapa waktu. Menugaskannya menghandle sementara salah satu cabang perusahaan keluarga Zhong.
Dan sekarang Ms. Xiera sudah kembali. Siap mendidik siswa Zhong Dai lagi, katanya juga sebagai pembimbing baru siswa golden ticket.
Ayahnya adalah Zhong Xinle dan pastinya keponakannya adalah Zhong Chenle.
Astaga, Chenle psikopat? Membuat bibinya dirawat dirumah sakit selama sebulan, tidak punya tata krama sekali terhadap orang tua.
"Ah, selamat pagi Ms. Zhong" Kiara menundukkan badannya sebagai penghormatan.
"Ya selamat pagi. Saya bertanya ada apa denganmu?" Ms. Zhong bertanya dingin dengan sedikit gaya angkuhnya.
Astaga, angkuh sekali. Apakah keluarga Zhong ini adalah keluarga yang angkuh? Zhong Chenle, Jung Jaehyun, dan terakhir Zhong Xiera. Kalau iya, kenapa Zhong Xinle tidak? Beliau rendah hati.
"S..saya sedang mencari buku saya, Mis" Kiara menjawab gugup, tangannya dingin seketika.
"Kemana bukumu?"
"Chenle mengambilnya" Cicit Kiara.
"Astaga anak itu" Ms. Xiera menggeram marah. Lalu pandangannya teralihkan ke lantai yang penuh dengan serakan buket bunga.
"Lalu kenapa kamu injak-injak bunga itu? Kamu tahu kalau kamu mengotori lantai?" Ms. Xiera berujar tegas, dan tetap dengan gaya angkuhmya.
Oke, Kiara memahaminya sekarang. Mungkin, sifat angkuh mereka adalah bawaan.
"Maaf, Mis. Akan saya bersihkan"
"Apa yang ada ditanganmu itu? Serahkan pada saya" Pinta Ms. Xiera.
Ms. Xiera memintanya karena penasaran dapat dari mana amplop ini? Pasalanya amplop ini adalah amplop khusus keluarga Zhong. Warna goldnya dan ada ukiran-ukiran kuno disana. Tapi Ms. Xiera yakin bahwa ini Chenle yang memberikan.
Kiara menundukkan kepalanya malu saat Ms. Xiera membaca pesan yang ada didalamnya.
"Kamu! Tinggalkan bunga itu, biarkan petugas saja yang membersihkan. Dan tugas kamu sekarang adalah mengambil bukumu di rooftop bersama saya" Perintahnya angkuh.
Kiara membelak, dengan gugup ia menjawab. "Ta..tapi Mis, Chenle menyuruh saya sendirian kesana"
"Kamu lebih menurut kepada Chenle daripada ke Saya?"
"Baik Mis. Saya akan menuruti anda" Xiera mengangguk mantap, takut sekali dia.
"Bagus, ayo cepat!"
Kiara mengkuti langkah angkuh Ms. Xiera ke arah rooftop sekolah. Ya ampun, ia masih takut kepada Chenle tapi ia lebih takut lagi kepada bibinya, Zhong Xiera.
•••
Yangyang dan Xiaojun yang sedari tadi mengintip menjadi panik, seperti biasanya bagaiman jika Zhong Xiera dan Zhong Chenle bertemu?
"Astaga, bakal ada perang dunia lagi ntar" Kata Xiaojun kelabakan.
"Yaudah sih, pasti Chenle bakal kalah juga"
"Gimana nih Yang? Lo lupa kalau Chenle itu pembangkang minta ampun?" Begitulah Yangyang, selalu santai.
"Panik banget sih lo! Kita bisa minta bantuan Kak Jehyun. Yang cerdas dong, ngehujat mulu sih hobi lo"
"Yaudah ayo cepet! Jangan hujat balik gue"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Chenle ✔
FanficKetika si Holkay bertemu dengan si Rakjel [Disarankan follow sebelum membaca.] Punya jempol? Vote!;) "Lu lu semua, inget ya! seorang Zhong Chenle gak akan ngemis-ngemis apapun itu" teriaknya dengan nada angkuh. "Heh tukang sombong! saya ingetin ya...