Hati-hati typo bertebaran
Happy Reading:)
$$$
Pagi ini suasana berbeda di SMA Zhong Dai, sekolah ini kedatangan murid-murid baru dari golden ticket dari seluruh dunia. Sekarang, chenle dan kawan-kawan berdiri didepan pintu aula, berniat menyambut murid-murid golden ticket untuk diberi sambutan tepatnya sambutan ejekan. Semua murid-murid dikerahkan ke aula SMA Zhong Dai untuk melakukan pertemuan dengan pemilik sekolah, Zhong Xinle.
Pertemuan ini sebagai sambutan dan ucapan selamat dari presdir Zhong Xinle untuk mereka yang berhasil melewati beberapa tes. Kali ini chenle menemukan mangsa untuk ia hina, gadis berambut coklat dengan kulit putih dan mata sipitnya yang akan masuk ke dalam aula.
"Woi rakjel!"
"Suit, rakjel" Chenle menyuit siswa perempuan itu. Karena merasa, gadis itu menoleh dan menatap Chenle aneh, "maaf, anda panggil saya, ya?"
"Yaiyalah miskin, lu pikir gue manggil siapa?" Chenle langsung menembakkan hujatan nya.
'Miskin' batin gadis itu. "Iya, saya tahu saya miskin. Jadi tidak usah anda ingatkan orang kaya" Gadis itu sengaja menekan kata 'orang kaya'. Chenle membelak ada juga yang berani melawannya, ia melirik nametag gadis itu 'Kiara Ananta?'.
"Heh miskin, gue tebak lu orang Indonesia" Tebak chenle dengan nada angkuhnya.
"Maaf, saya lagi gak mau main tebak - tebakan, permisi" Gadis itu langsung melenggang pergi.
Xiaojun tertawa terbahak-bahak, "gila! Di strike orang miskin lu" Yang yang pun menyahut "lagian orang pinter lu hujat" Disambut dengan tawanya juga. Wajah chenle merah padam menahan amarah, sumpah seumur hidup ia akan membalas gadis itu, iya akan membuat sengsara gadis itu. 'Emang dia itu siapa, berani banget ngelawan gue, presiden Zhong Chenle' batin chenle.
Mereka bertiga berjalan di Koridor niatnya mencari mangsa lagi dengan sisa-sisa tertawa Xiaojun dan Yangyang mengingat kejadian tadi, Tiba-tiba mereka dikagetkan dengan tubuh menjulang tinggi di hadapan mereka. Mereka mendongak serempak, tiba-tiba pekikan Chenle mengagetkan "Bang Jahe! Yaampun sepupu ganteng gue tapi masih gantengan gue". Xiaojun dan Yangyang saling menoleh 'Bang jahe?' " Pftt buahaha" Mereka berdua tertawa nyaring terbahak-bahak, lucu dengan nama seorang pria didepannya.
"Ekhm! Ngapain kalian ngetawain saya? Ada yang lucu?" Jaehyun menegur Xiaojun dan Yangyang dingin. Yang ditegur pun diam tak berkutik.
"Kenalin nih, sepupu gue dari Korea namanya Jung Jaehyun, ganteng, pinter, dan satu lagi paling penting holkay"
Yap, Jaehyun adalah kakak sepupu Chenle yang tinggal di Korea, dulu Bibi Chenle menikah dengan pria korea dan jadilah Jaehyun. Pria 4 tahun lebih tua darinya ini adalah pengusaha sukses, ia adalah pria jenius dikeluarga Zhong setelah kakek Xinle, ia ikut tinggal di Korea tempat asal ayahnya. Dulunya ayah Jaehyun ini adalah kolega bisnins kakek Xinle yang paling muda, perusahaan ayah Jaehyun ini sangat sukses setelah perusahaan kakek Xinle. Saat Chenle berusia 11 tahun ia dan kakek Xinle tinggal di Korea selama tiga tahun karena kakek Xinle yang sibuk mendidik Jaehyun agar menjadi sepertinya, jenius dan sukses.
"Kok lu kesini? Apa kerjaan lu udah selesai?" Tanya chenle.
"Saya diutus kakek Xinle untuk sementara mendidik murid-murid golden ticket" Jaehyun menjawab dengan bahasa formalnya wajahnya pun tak berubah, dingin. Beginilah dia jika bertemu orang baru.
"Yaelah bang, jangan formal-formal napa? Kaku amat. Emang perusahaan lu sapa yang mantau?"
"Tangan kanan gue" Akhirnya Jaehyun tak sekaku tadi, hanya agak risih saja berbicara tidak sopan dengan orang baru walaupun anak kecil seperti Xiaojun dan Yangyang. 'Whut?anak kecil?'
"Terus ngapain kalian masih disini? Bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu" Jaehyun bertanya sarkas. Bersedekap dada dan menatap angkuh, 'mirip chenle tapi versi pintarnya'.
"Si Chenle nih, Bang. Mau ngumpulin dosa dulu" Celetuk Xiaojun sok ramah.
"Bang, bang.. Emang saya abang kamu?" Jaehyun meninggikan suaranya sedikit tak Terima dipanggil abang, tidak elite katanya. 'Kan bener mirip chenle, tapi versi pintarnya'.
"Ehehe, sungkem deh kak, sungkem saya" Cengir Xiaojun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Annyeonghaseyo Jaehyun Hyung. Jeoneun Yangyang imnida. Salam kenal" Yangyang tersenyum, memperkenalkan dirinya menggunakan bahasa Korea.
"Oh bisa bahasa Korea ya! Pintar juga kamu tidak seperti Chenle" Jaehyun berujar angkuh melirik Chenle yang melongo atas ucapannya baru saja.
"Yeuu bener kagak pinter tapi gue pewaris utama keluarga Zhong, perlu diingat pewaris utama" Chenle menjawab dengan sombongnya, menekan dua kata terakhir.
"Oke pewaris keluarga Zhong, sekarang ajak kedua teman-teman kamu masuk kelas, cepat!" Gertak Jaehyun kepada tiga bocah tengil itu.
***
"Gimana ya, caranya bales dendam sama cewek miskin itu?" Chenle menopang dagu melihat langit yang cerah kali ini.
"Kagak ah, takut di strike orang miskin. Malu ntar gue" Celetuk Xiaojun sedikit menyindir Chenle.
"Bangke lu! Nyindir ya nyindir aja" Mata Chenle beralih menatap wajah tengil Xiaojun yang sedang memainkan ponselnya.
"Sensi amat lu, kalo ngerasa yaudah" Balas Xiaojun mengangkat bahunya acuh.
"Pokoknya kalian harus bantuin gue kalo gak mau bernasib kek mereka" chenle mengancam dan menunjuk tiga siswa golden ticket yang berdiri di taman sekolah. Berhadapan dengan kantin, tempat mereka bertiga saat ini.
"Iye ape ape? Kita bedua kudu ngapain huh?" Xiaojun mengiyakan jengah dengan ancaman sang presiden yang tak main-main.
"Ke ruangan administrasi pulang sekolah nanti" Chenle tersenyum miring menatap jahil kedua temannya. Respon mereka hanya menghela nafas pasrah, rela deh dapet surat peringatan demi presiden kita.
Mereka terdiam menikmati makanan masing-masing, pandangan Chenle jatuh pada Xiaojun yang terlalu serius menatap smartphone keluaran barunya. Sesekali ia berdecak kagum melihat isi smartphonenya. "Lu ngapain sih Jun?" Chenle bertanya penasaran.
"Kepo lu kek dora"
Diam-diam Yangyang melirik Xiaojun. "Ahh ngestalkerin cewek - cewek miskin dia" Diikuti dengan tawanya yang pecah.
"Heuh Dora, lu"
"Yeuu elu Diego"
"Emang lu ngestalkerin gitu buat apaan si? Selera lu udah rakyat jelata ye?" Chenle bertanya mengejek.
"Kagak, cuma buat cewek bayaran gue doang. Ngehujat gue mulu lo, ati-ati jodoh lu rakjel"
"Udah gue usir duluan kali, dari dulu" Seorang Chenle yang terlalu menyepelekan. "Terus lu ngapain dari tadi baca buku mulu, kagak bosen?" Pertanyaan Chenle beralih kepada Yangyang, Satu-satunya teman Chenle yang rendah hati dan cerdas.
"Lu semua gak inget? Bentar lagi ulangan harian fisika, pasti belum belajar kan?" Yangyang menjawab dengan mata yang masih fokus ke buku latihan fisika nya.
"Ya terus napa? Takut amat sama Mr. Baron" Xiaojun berujar enteng, anak itu berani diawal dan menangis diakhir.
"Berasa pinter lu bocah? Gue aja yang pinter masih belajar" Yangyang menghujat Xiaojun santai, yang dihujat pun melempar makaroni yang dimakannya kepada wajah yangyang yang disambut tawa Chenle.
"Wihh pak ustad belajar sombong dari mana?" Xiaojun terkekeh geli.
"Gak nyadar? Gue ketularan dari kehidupan suram kalian berdua" Xiaojun dan Chenle sontak membelakkan matanya kaget Yangyang seorang yang rendah hati sedang menghujat? Gak salah? Hujatan nya kali ini kasar banget gan!
"Lu sendiri le?udah ngerasa pinter?" Xiaojun berganti melempar pertanyaan kepada manusia laknat di depannya ini.
Chenle tersenyum miring yang membuat matanya menghilang, "lupa gue siapa?". Respon kedua temannya seperti biasa, menghela nafas jengah dan menjawab dengan serentak, " Iya iya, presiden Zhong Chenle mah!".
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Chenle ✔
FanfictionKetika si Holkay bertemu dengan si Rakjel [Disarankan follow sebelum membaca.] Punya jempol? Vote!;) "Lu lu semua, inget ya! seorang Zhong Chenle gak akan ngemis-ngemis apapun itu" teriaknya dengan nada angkuh. "Heh tukang sombong! saya ingetin ya...