18

3.2K 269 8
                                        

Sebelumnya aku sebagai Author 'Presiden Chenle' mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kalian yang sudah bersedia membaca serta mem-vote cerita ini.

Bagi aku vote kalian dan beberapa komentar kalian adalah penyemangat. Karena itu, aku bisa menyelesaikan cerita ini hingga mencapai 1.000 pembaca.

Sekali lagi terimakasih untuk kalian, kalian adalah supporter bagi aku, duh aku sayang kalian deh:v

Sebagai rasa terimakasih ku dan sebagai salah satu ucapan syukur untuk 1.000 pembaca, aku bikin bonus chapter buat kalian.

Selamat membaca, maklumi kalau monoton dan tak sesuai ekspetasi kalian~

Jangan lupa untuk vote dan komen, ini yang terakhir kok, janji:v

•√•

"Night, babe. Gimana kabar kamu disana? Yakin gak mau kuliah disni? Kapan mau balik ke China" Chenle senyam-senyum dengan posisi terlentang di kasur king size nya. Semenjak bertunangan dengan Kiara, dia makin saja alay.

Heran, baru satu hari Kiara pergi, tepatnya pulang ke tanah airnya. Chenle sudah menelfon tunangan nya itu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, salah satunya kabar paling utama. Kemarin Chenle uring-uringan karena handphone Kiara tidak aktif, begitu juga handphone Ibu dan Ayahnya, hingga membuat sang Kakek jengah karena ulah cucu manjanya itu.

Kemarin malam saat makan malam Chenle merengek manja, mengancam untuk mogok makan. "Kek, ke indonesia yuk, susul Kiara" Padahal sudah mau menikah(?)

Kakek Xinle hanya diam, mencoba fokus pada dinner nya dan ingin cepat-cepat menghindar dari cucu manjanya ini. Lelah seharian bekerja ditambah lagi rengekan cucunya yang serasa akan membuat kepalanya pecah.

"Kakek, ayo dong kek. Yaudah, Chenle mogok makan"

"Silahkan, nanti kan kamu juga yang merasa lapar" Dengan tenang kakek Xinle menjawab ancaman itu. Padahal kalau boleh jujur, kakek Xinle merasa takut dan was-was kalau saja cucunya ini tak makan, kalau sudah jatuh sakit pasti susah sembuhnya, dan tak lupa dengan permintaannya yang membuat kakek Xinle kewalahan.

"Yaudah Chenle gak mau gantiin kakek di perusahaan" Ancam Chenle, mencebikkan bibir dan menyedekap kedua tangannya.

"Yasudah, kamu siap miskin artinya" Chenle membelak dan mengerutkan alisnya sebal.

"Yaudah Chenle mogok makan!"

Kakek Xinle sedikit membanting sendok di genggamannya hingga mengalihkan perhatian Xiera yang mencoba tak peduli dengan rengekan Chenle, lagipula Chenle juga tidak akan merengek padanya seperti dulu karena canggung.

"Ya sudah, pertunangan kamu dibatalkan!" Xiera menimpali agak sedikit membentak, telinganya panas.

Terdengar deritan kursi makan dan terdengar hentakan kaki Chenle kemudian. Kakek Xinle dan Xiera hanya mampu menggelengkan kepala, harus tegas dengan pewaris utama keluarga Zhong ini.

"Bisa diam? Aku baru selesai beres-beres" Disebrang sana Kiara menjawab jengah, lelah sekali dirinya setelah membereskan rumah baru yang dibelikan Chenle.

"Aku kangen, tau? Ayo dong lepas rindu, kamu gak mau tanya keadaanku? Chenle merengek dengan nada menye-menye, menjijikkan. Kiara jengah, sangat jengah dengan semua rengekan Chenle, tapi sayang dia sangat mencintai pria manja itu.

Presiden Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang