keadaan Renjun sudah membaik, hari ini dia memutuskan untuk sekolah.
"yeay! anjingku udah sembuh!" sambut Haechan meriah di depan pintu dan langsung memeluk Renjun erat.
"apasi bi ah!" Renjun merasa risih, terutama saat semua orang di dalam kelas menatapnya.
"udah biasa kali, njing."
"anjing anjing dikira gue peliharaan lo!?"
"iya hehe, utututu sini anjing ku sayang.."
"babi lo!" balas Renjun yang langsung pergi dan duduk di bangku nya.
selama jam pelajaran, Renjun tidak fokus. entah mengapa, ia memikirkan manusia yang telah ia maki kemarin.. Jeno.
ia memainkan pulpen kemudian membatin, "jahat banget gasi gua?"
"apa gua minta maaf aja ya? ah gila! tengsin banget!" lanjutnya.
"tapi gua udah bentak dia.. ngusir juga lagi.." batinnya, menimbang-nimbang.
"ah bodo ah! salah sendiri dia ngeselin! pokok—!"
"AZURA! JELASKAN ULANG APA YANG SAYA JELASKAN!"
Renjun tersentak dan tersadar dari lamunannya. Azura? siapa? dia? setahu nya sih di kelas ini yang memiliki nama Azura hanya dirinya sendiri.
Ia segera menatap manusia yang meneriaki namanya tadi. Roro Irene, guru ter-killer kedua di sekolahnya.
Renjun terdiam, menatap takut wanita yang kini tengah berjalan ke arahnya.
"maaf bu, s-saya—"
"kalo mau bengong, mending ikut pelajaran kang kebun aja di depan! kasian tuh sendiri, sana temenin!"
"tapi bu saya—"
"keluar, bersihin toilet cowok!"
"bu—"
"SEKARANG!"
"i-IYA NENEK LAM—IYA BU IYA!" Renjun segera berlari sebelum kata-kata nya keluar begitu saja dari mulutnya.
alhasil, Renjun bersihin toilet. dia sampe kewalahan sendiri karena kotor.
sekarang bagian terakhir, ngepel.
Renjun ngelakuin ini dengan senang hati, karena emang anaknya suka bersih-bersih.
bersyukur roro itu hukum dia, daripada dengerin basyotan nya yekan, mending bersih-bersih.Renjun memalingkan wajahnya ke belakang saat mendengar suara langkah kaki.
emosi nya udah nyampe ke ubun-ubun waktu ngeliat sepatu yang kotor nya minta ampun. ketambah lagi orangnya.
"LO TUH YA! DASAR!—"
"ssssttttt!" yang akan diteriaki, segera menutup mulut Renjun menggunakan tangannya.
"jangan berisik, gua pel lagi, janji." sambungnya.
Renjun menautkan alisnya, kesal dengan perlakuan manusia tersebut. kemudian, ia menggigit tangan yang kini masih setia di depan mulutnya.
um, okei sebenarnya Renjun gugup diperlakukan seperti itu.
"AW!" lelaki itu berteriak, "sakit, Jun!" rintihnya.
"Jun? dia manggil gua jun?" batin Renjun.
"mampus. salah sendiri main nutupin mulut orang!"
"sorry, abis lu mau teriak. ntar dikira mesumin anak orang gua."
"sembarangan lu triplek!"
"hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfiction⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻