setelah ber-drama dengan Jeno dan Nana itu, Renjun memilih untuk pulang sendiri dengan menaiki bus.
kini ia sedang duduk di halte, mulutnya terus-terusan mengeluarkan sumpah serapah untuk Jeno yang sukses membuatnya kesal.
"serius suka katanya!? cih serius plantat lo! idung masih gede kaya badut dufan aja banyak gaya lo sok-sokan serius sama gue!" umpatnya yang sudah amat-sangat emosi membayangkan wajah sok tampan-nya Jeno itu.
"dek Renjun?" panggil lelaki yang sedari tadi mengintipnya dari belakang.
Renjun kenal suara itu, ia segera menoleh ke belakang, menemukan seseorang yang akhir-akhir ini jarang bersamanya, bahkan jarang terlihat. yang membuat Renjun umm— rindu?
"KAK MARK!" teriaknya saat pria itu mulai mendekat dan duduk disampingnya.
grep.
dengan tiba-tiba, Renjun memeluk Mark erat, membuatnya bingung dan khawatir.
"loh? adek kenapa?" tanya Mark lembut. sebenarnya ia sudah melihat saat Renjun terus-terusan berbicara sendiri, namun suaranya tak terdengar, efek suara kendaraan yang berlalu lalang mungkin?
Renjun menggeleng, "gapapa!" jawabnya.
Mark tersenyum kecil, "kamu udah mau pulang? gimana kalo kita beli es krim dulu?" tawar Mark yang kelewat peka dengan keadaan Renjun.
Renjun melonggarkan pelukannya, mendongakkan kepala untuk menatap Mark. ia mengangguk sebagai jawaban.
"yaudah, ayo!" ajak Mark, berdiri dan menarik pelan tangan Renjun.
—;—
kini mereka tiba di salah satu kedai es krim favorit nya Renjun. hari ini kedai itu sedang sepi, sangat cocok untuk menenangkan keadaan hati Renjun yang tidak baik.
mereka berdua mulai menikmati es krim masing-masing dalam keheningan. Mark yang tidak suka dengan keadaan seperti itu, inisiatif untuk membuka suara.
"dek Ren kok pulang naik bis? nggak dianter sama Jeno?" tanya Mark.
Renjun mengubah ekspresi nya jadi datar, Mark agak terkejut. sepertinya ia salah bicara.
"maaf ya, kakak—"
"aku lagi kemusuhan sama Jeno!" potong Renjun.
Mark diam, pantas saja sedari tadi anak itu seperti sedang PMS. hatinya sedikit panas mendengar kata "kemusuhan". artinya Jeno berbuat sesuatu yang tidak mengenakan pada Renjun dan berakibat tidak baik seperti ini.
"kalo kamu belum mau cerita gapapa, nan—"
"Kak Maaaaark! Jeno jahaaaat!" teriak Renjun. ia berdiri dan berpindah duduk yang tadinya dihadapan Mark, menjadi disampingnya.
ia memeluk Mark, lagi. badannya sedikit bergetar, Renjun mulai terisak.
Mark membalas pelukannya, mengelus pelan surai Renjun. "Jeno apain kamu hm?" tanyanya. mencoba menahan seluruh emosi karena Jeno beraninya membuat kesayangan Mark itu menangis.
dengan emosi yang menggebu-gebu, Renjun menceritakan semuanya yang terjadi tadi.
Mark mengangguk lega, dalam hati ia tertawa. merasa kasihan pada Jeno yang sedang dimusuhi oleh Renjun karena hal sepele.
"kakak yakin, itu cuma salah paham. Jeno pasti bakal jelasin semuanya ke kamu. asal, kamu mau dengerin dengan sabar. kalo kamu ngehindar terus, gabakal beres dong nanti masalahnya?" kata Mark sambil mengelap air mata yang masih menempel di pipi Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfiction⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻