"namanya Renjun, dia temanku."
"are u sure? kalian cuma berteman?" tanyanya penuh curiga.
"uhm, maybe.. will be my boyfie soon." jawabnya sambil tersenyum penuh arti.
"astaga, Nono ku sudah besaaaaar~" ujar lelaki itu, membenarkan posisi duduknya, menghadap sang lawan bicara.
"eum, sorry Jeno. aku—aku hanya tidak mudah percaya kepada orang lain. semenjak dia meninggalkanku, aku sedikit trauma. dan aku tidak mau itu semua terjadi padamu." ucapnya dengan wajah sendu.
Jeno menepuk pundak lelaki manis berambut merah jambu itu dan mengelusnya, "it's okay. aku ngerti kalo kamu gamau aku ditinggal tiba-tiba sama orang yang aku sayang. laki-laki Aussie sejahat itu ya? bisa-bisa nya ninggalin manusia manis seperti cotton candy ini."
"Jeno! kau meledek rambutku!" protesnya.
"hahaha, no! aku memuji!" elak Jeno.
"yaya, whatever. rasanya aneh jika aku tidak bisa berdua berlama-lama bersamamu. apa kita masih bisa bersama-sama lagi jika kau memiliki kekasih, Jeno?"
Jeno memutar bola matanya, "astaga, Nana.. kita ini sepupu, kau ingat!? kita ini saudara yang selalu terikat. ya jelas kita akan selalu sama-sama!"
"sekarang, tugasmu harus meminta maaf pada Renjun. karenamu semua jadi salah paham." jawab lelaki yang tiba-tiba datang dengan segelas air putih di tangan kanannya.
"uhm ya! i will apologize to him! but, Mark.. apa dia akan memaafkanku?" tanya Nana ragu.
"good boy!" Mark mengacak halus rambut Nana, "aku yakin dia akan memaafkanmu."
Nana mengangguk, "maafkan aku selalu merepotkan, aku sayang kaliaaan!" tersenyum lebar, dan mendapat balasan kekehan kecil dari kakak-beradik itu.
Na Jaemin, Nana panggilannya. lelaki manis asal Jakarta blasteran Korea. sepupu dari Mark dan Jeno. anaknya sangat banyak bicara, manja, kekanakan, posesif, tidak suka jika ada orang dekat-dekat dengan Jeno. ya wajar saja, sejak lahir mereka memang sangaaat dekat. bahkan sering dikira kembar.
namun, Jeno harus berpisah dengan "kembarannya" itu saat umur 13 tahun. awalnya hanya pertukaran pelajar, namun minat belajarnya di Australia itu semakin besar, alhasil Jaemin meminta orang tua nya untuk melanjutkan studi disana.
merasa bosan tinggal sendirian, dan rindu pada orang-orang, ia memutuskan kembali ke tanah air tercinta."Jeno jahat! udah ditungguin buat minta maaf padahal. awas aja, ditendang burungnya tau rasa!" gerutu Renjun saat melihat layar ponselnya. sedari tadi anak itu terus-terusan membuka room chat Jeno, berharap Jeno akan meminta maaf padanya.
—;—
selesai olahraga, Haechan segera menarik Renjun ke kantin. "ngapain si Chan? kantin pengap banyak orang!"
"udah diem ajasi!" jawab Haechan.
tiba di kantin, Haechan masih menariknya, sesuai ekspektasi, kantin sangat penuh. Renjun sedang memilih-milih makanan untuk ia makan nanti.
tak sadar kini mereka berdua tengah berdiri di hadapan tiga pria yang duduk sambil memperhatikan mereka.
"Jeno, gue sama Renjun duduk disini ya? penuh banget nih."
Renjun segera menoleh saat Haechan memanggil Jeno. menatap tiga pria dihadapan mereka. Renjun menarik Haechan, "lo gila Chan? tempat lain masih kosong!"
"duduk. kalo gak duduk, gak gue traktir." jawab Haechan penuh penekanan. Renjun pasarah, segera mendudukkan diri di hadapan mereka. sedangkan Haechan memesan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfic⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻