setelah acara traktiran yang menyerempet ngedate kemaren, Jeno jadi senyam-senyum teroooos di sekolah. ampe orang-orang aja bingung sama dia. biasanya kan mukanya sedatar papan triplek.
Hyunjin yang daritadi kebingungan, langsung nepok Jeno yang lagi duduk di sebelahnya. "Jenong! sia teh kunaon sera-seri wae!? kos jelema gelo ih sieun!"
[ "Jenong, lu teh kenapa senyam-senyum terus!? kaya orang gila ih serem!" ]Jeno langsung nengok ke Hyunjin, masih dengan senyuman bodohnya. "hehe. ngomong apaan sia? aing gak ngerti tolo!" nada nya sih marah, tapi mukanya mah masih senyum manis, kan aneh.
"lu teh kenapa senyum-senyum terus daritadi? abis dibeliin sempak baru!?" tanya Hyunjin penasaran.
"sembarangan! kemaren abis ngedate sama si maung kesayangan, hehe." jawab Jeno sambil kekeh kecil.
"hah!? si Renjun!? demi alek sia!?" Hyunjin kaget.
Jeno ngangguk, "keren kan?" ucapnya bangga.
"kumaha ceritanya itu teh bisa ngedate kitu!?"
Jeno menceritakan panjang lebar dari awal sampai akhir. Hyunjin merhatiin dan sedikit gak percaya, tapi yaudalah gak mungkin juga Jeno senyum-senyum freak begini tanpa ada alasan yang jelas.
"panjang leher euy, orangnya dateng!" kata Hyunjin yang liat Renjun lewat di seberang kelas mereka. oh iya, btw Hyunjin sama Jeno lagi duduk-duduk gajelas depan kelas, soalnya guru mereka belom dateng.
Jeno melebarkan senyumnya.
"oi sayangku! maungku! Renjunku!" panggil Jeno yang ngebuat Hyunjin nutup muka.
Renjun menengok ke samping, menemukan Jeno tengah tersenyum idiot kepadanya dan Hyunjin dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.
"bacot lo triplek!" jawab Renjun sinis, ia menatap tajam Jeno dan langsung menarik Haechan untuk pergi.
"hehe, manis banget sih." kata Jeno, berbicara pada dirinya sendiri.
Hyunjin di sebelahnya diem dan natap Jeno takut, muka garang begitu dibilang manis? udah gila emang.
—;—
"dek Ren!" ia berlari kecil saat melihat Renjun yang sedang berdiri di tengah lapangan.
Renjun yang melihat dari kejauhan tersenyum dan melambaikan tangannya, "kak Mark!" balas Renjun.
"abis olahraga ya?" tanya Mark yang kini sudah berada di hadapan Renjun.
Renjun mengangguk, "iya kak. kakak abis ngapain? kok ada disini sih?" Renjun balik tanya.
"tadi abis ambil titipan di pos satpam. gak sengaja liat kamu lagi di lapangan, yaudah aku samperin." jawab Mark.
Renju mengangguk kembali tanda dirinya paham.
"oh iya, tadi kakak abis beli minum, nih buat kamu." Mark menyodorkan sebotol minuman isotonik padanya.
Renjun melihat minuman yang Mark sodorkan, ia teringat sesuatu.
saat dimana dirinya memberi minuman itu pada Jeno. Merk nya sama, ia juga memberinya tempat yang sama, lapangan. bedanya, minuman yang ia beri sudah ia minum, sehingga akan -pasti- terjadi indirect kiss, sedangkan yang Mark masih disegel.
tanpa disadari, Renjun tersenyum kecil.
Mark menatap Renjun, bibirnya ikut terangkat untuk tersenyum, rasanya senang melihat Renjun tersenyum karena perlakuan darinya.
padahal, Renjun tersenyum bukan karena Mark.
"dug!"
"aduh!" sebuah bola baseball menabrak punggung Renjun tanpa permisi. yang mana membuatnya langsung menengok ke arah sumber lemparan tersebut.
tatapannya menajam saat melihat siapa orang yang melempar bola tersebut padanya.
Jeno.
"salah apa sih gua sama lo!? kok tiba-tiba dilempar gini!?" kata Renjun dengan seluruh emosinya.
sang pelaku hanya tersenyum tipis, "eh sorry gak sengaja, tapi niat. hehe."
Renjun yang sedang malas bertengkar, segera membalikan tubuhnya, namun digagalkan kembali oleh teriakan Jeno.
"eh tunggu!"
"apa lag—"
"hap!"
sebotol minuman mendarat tepat di tangan Renjun.
"gua udah beli minuman itu setengah jam lebih dulu dari orang yang udah ngasih duluan di depan lo!" teriak Jeno dengan ekspresi datar, kemudian berbalik badan dan pergi.
Renjun diam, bingung harus bereaksi apa.
"eum.. kalo gitu, jangan lupa diminum ya?kakak pergi dulu, bye." ucap Mark yang juga pergi secara tiba-tiba.
Renjun menghela napas, dan duduk di samping Haechan, Jeongin, Hyunjin. iya, tadi Jeno duduk bersama mereka semua.
saat Renjun duduk, Hyunjin bangun. takut mereka akan terganggu dengan kehadirannya.
"ayen, aa ke kelas ya." Hyunjin mencubit pipi Jeongin. "jangan kangen!" kemudian mengedipkan matanya pada Jeongin yang sedang merona.
Renjun buang muka, jijik.
"kasian Jeno." kata Haechan tiba-tiba.
Renjun menengok pada Haechan, "dih? kasian apanya? gua yang di lempar kok dia yang di kasianin sih?" protesnya.
"ck. gak gitu, Ren. tadi Jeno udah beli minum itu duluan. lu tau gak? dia bela-belain kabur mapel nya pak bulan buat ngasihin itu ke elu. kan kasian udah setengah jam nungguin, lu nya malah ngambil dari Kak Mark yang tiba-tiba dateng." jelas Haechan panjang lebar.
Renjun cuma bisa melongo. serius? dia sih ogah-ogahan ya kabur di mapel pakde cuma buat ngasih minum ke orang yang dia suka.. mungkin?
"jahat banget keknya gua." gumam Renjun. kemudian, ia melihat botol pemberian Jeno.
"olahraga yang bener! kalo udah, minum ini. biar gak dehidrasi lu, bocil!"
— Jeno, pangeran kayangan.Renjun tersenyum lebar, ia langsung membuka botol itu dan meminumnya.
dia ngehargain pengorbanan Jeno kok, dia juga gamau minum punya Mark duluan, ya alesannya Jeno udah lebih dulu.
"gemes banget siiii! jadi sayang, hehehe." batin Renjun sambil senyum-senyum idiot.
Haechan geleng-geleng kepala, tau apa yang lagi Renjun rasain.
-tbc-
selamat malming whoop whoop!🤠✊🏻
maafya ini jebo banget soalnya lagi stuck hehe💀with love,
— dairychups🍪
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfiction⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻