⋆, merah -

7.4K 1K 89
                                    

saat ini, Renjun sedang mencuci wajah nya dengan facial wash rekomendasi Jeno.

"ABAAAAAANG!"  teriak Renjun tiba-tiba.

"APAAN!? jawab Lucas dari kamar.

"FACIAL WASH DIPAKE DI LEHER NGGAK!?"  tanya Renjun.

"IYA DIPAKE!"  balas Lucas.

emang ya, rumah rasa hutan mereka tuh tetereakan udah biasa.

eh bentar..

facial wash emang dipake di leher!?

Lucas menggidikan bahu. "bodolah. semoga lehernya gak reproduksi kulit." kata Lucas kelewat santai.

—;—

"aduh, kok leher gua gatel ya?"  lelaki mungil tersebut sedang berjalan sembari menggaruk lehernya.

hari ini Lucas gabisa anter adeknya. jadi, Renjun berangkat sendiri ke sekolah naik bus. sekarang dia lagi jalan mau masuk sekul, dan lagi garuk-garuk leher, aneh banget.

"hei cantiq! itu yang lagi garuk-garuk leher!"  yang diteriaki tutup telinga, sudah hafal dengan suara teriakan makhluk yang akhir-akhir ini semakin tidak jelas kelakuannya.

tolong ya, Renjun gak siap di wawancara Jeno dengan segala macam pertanyaan karena lehernya gatel. alhasil dia milih buat pura-pura budeg dan jalan gak perduliin teriakannya Jeno.

"hei hei hei!" beep beep .g// panggil Jeno sekali lagi, ia berlari dan menahan lengan Renjun agar tidak kabur.

Renjun menghembuskan nafas nya kasar, ia membalikkan tubuhnya menghadap Jeno.

"kakak kapten tim basket yang hits nya seantero jagat raya, kenapa pagi-pagi teriakin gue di depan sekolah dan nahan tangan gue begini? ada perlu apa hm?" diakhiri dengan senyuman manis yang amat sangat fake.

Jeno melepas tangannya, "hehe, sorry."  dilanjutkan kekehan freak nya.

"kalo gak ada hal penting gue mas—"

"itu kenapa lehernya merah?"  potong Jeno yang membuat Renjun kaget.

"hah!? m-merah!?"  ia panik.

iya, di leher nya terdapat beberapa seperti ruam merah kecoklatan atau keunguan mungkin? entah, ia tak yakin juga.

Jeno mengangguk, "sini coba liat!"  kini Jeno mendekat dan menyipitkan matanya saat melihat bercak merah di lehernya. sesekali ia sentuh leher itu.

dengan jarak seperti ini, Renjun dapat memperhatikan wajah Jeno dengan seksama. alisnya yang tebal, hidung nya yang mancung bak serodotan anak tk. dan oh! jangan lupakan mata segaris nya yang selalu membuat kaum hawa dan—beberapa kaum adam— tergila-gila.

kesimpulan: Jeno ternyata setampan itu.

tersadar dari sihir yang selalu membuatnya seperti melamun, Renjun langsung menepis tangan Jeno dari lehernya.

Jeno menatap Renjun heran,

"geli bambang! area sensitif gua itu!"  — batin Renjun

"apa lo liat-liat!?"

Jeno tersenyum, kali ini gak freak sumpah. manis.

"itu leher kok bisa merah gitu? kaya abis dicupang, hehe."  kata Jeno sambil nyengir, yang membuat Renjun bingung.

"hah? cupang? ikan maksudnya?"

Jeno mengangguk, "iya, leher lo digigit cupang."

"lah!? mana bisa?"  tolong ya, Renjun makin bingung.

CHANGE ⛓ [ noren ]  ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang