Hari ini jadwal olahraga nya kelas Renjun. mereka semua kumpul di lapangan. biasanya, cuma kelas Renjun sendiri. tapi, karena besok guru penjas nya gabakal masuk, akhirnya digabung sama yang jadwal olahraga nya besok.
total ada 3 kelas yang olahraga pada hari itu.
sebelum olahraga dimulai, selalu ada pemanasan. dan guru olahraga akan memilih acak untuk memimpin pemanasan di depan murid lainnya.
"Jeno Abiputra, maju ke depan. pimpin pemanasan." yang dipanggil tidak buang waktu, langsung mengambil langkah ke depan untuk memimpin teman-temannya.
"OMAYGAT KAK JENOOOO!"
"iH YAAMPON PACAR AKUUUU!"
"DIEM IH NYET! JODOH GUA ITU!"
satu lapangan langsung heboh denger Jeno.
Renjun yang mendengar nama itu, segera menengok ke segala arah. celingak-celinguk mencari dimana keberadaan Jeno.
eh, Jeno nya udah berdiri santuy di depan.
Jeno sih cuma diem aja. ga nanggepin teriakan-teriakan itu. kata orang-orang sih doi itu ice prince. ituloh yang tampangnya datar kaya papan triplek, terus sikapnya dingin kaya kulkas.
pemanasan dimulai, orang-orang gak fokus. iyalah jelas, yang pimpin Jeno. emang dasar guru penjas suka khilaf gitu.
sementara itu, Renjun tetap fokus saja. malah ia berusaha menghindar untuk menatap Jeno.
tak sengaja Renjun menoleh ke arah Jeno, ternyata Jeno sedang menatapnya. Renjun memberi tatapan sinis pada Jeno, sedangkan Jeno hanya menatap nya datar.
Renjun yang tidak kuat lama-lama menatap ketampanan eh mata Jeno, segera melepas kontak mata dan membuang muka.
"EKHEMMMMMMM" itu Haechan yang udah mau buang ingus dari mulut, eh engga deng.
Renjun melirik Haechan, menatapnya tajam.
"eh iya maap kanjeng." ucap Haechan yang ciut.
Felix dan Jeongin tertawa melihat tingkah temannya tersebut.
pemanasan selesai. Jeno telah kembali ke tempatnya. suasana pun mulai tentram kembali.
kini guru olahraga mereka maju ke depan, "hari ini materi nya voli, passing atas dan passing bawah. untuk latihan silahkan cari pasangannya masing-masing. tapi kalo tes nanti sendiri-sendiri, paham?"
jelasnya panjang lebar."paham paaaaak." jawab seluruh murid.
Haechan segera berlari menuju Renjun, "ayo bi!" ajak Haechan semangat.
"males gue sama lo. udah ah gua ama Felix aja!" Renjun pergi begitu saja meninggalkan Haechan yang bediri terdiam dengan seluruh kenyesekan-nya, lebay babi.
"HAHAHA MAMPUS!" itu teriakan Felix buat Haechan.
Jeongin mendekati Haechan, kemudian menepuk pundaknya, "gapapa kak Echan, sama Ayen aja!" ucapnya.
Haechan tersenyum, "makasih Ayen!"
"satu, dua, tiga.." hitungan-hitungan itu keluar dari mulut para murid yang sedang menghitung jumlah lemparan bola mereka terhadap lawan.
ngga tau lagi gak fokus atau gimana, Renjun lempar nya selalu gajelas. iya, arahnya tuh bukan ke Felix. kadang ke kanan, kiri, belakangnya, atau bahkan udah mantul duluan di depan Felix.
Felix ampe bingung sendiri.
"kenapa Jun? lu sakit?" tanya Felix.
Renjun yang merasa keadaannya biasa-biasa saja pun bertanya balik, "hah? emang gua kenapa?" memang sih, sejak pagi tadi ia mengeluh pada bunda bahwa dirinya sakit perut. tapi bunda bilang itu akibat belum sarapan, ia pun tak ambil pusing. sampai tak sadar jika sekarang wajah nya pun sudah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfiction⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻