"Mark bangsat." Kira-kira begitulah umpatan yang keluar dari mulut Jeno.
Jeno fokus berjalan. Terlihat acuh saat seluruh manusia meneriaki namanya. Sangat jarang seorang Jeno melewati koridor kelas ini. Itulah sebab para fans nya sangat ramai saat ini.
Untuk apa dia kesini? Suruhan Mark Rahardian Abiputra. Ia diperintahkan untuk mengambil kotak bekal yang tadi diberi Mark pada Renjun. Takutnya Renjun lupa mengembalikan, dan Mark sedang ada urusan, akhirnya ia meminta bantuan Jeno untuk mengambilnya ke kelas Renjun.
Jelas Jeno menolak, tetapi Mark mengancam akan melaporkan pada Mommy jika ia tidak mau mengambil. Baiklah, Jeno skak soal itu. Mengetahui harga tempat makan yang lumayan mahal dan sangat disayang oleh ibu-ibu di rumah, —bahkan lebih disayang daripada anak-anaknya— akhirnya Jeno mengalah dan mau mengambilnya.
Beruntung kelas Renjun berada di ujung, dan terletak agak menjorok ke dalam, sehingga para fans terlalu malas untuk mengikuti nya sampai ujung sana. Alasan lain; tempat yang sangat angker.
Pintu diketuk, seseorang membukanya.
"WAW KELAS KITA KEDATANGAN PRINCE!" Celetuk seseorang bersurai blonde dari belakang kelas.
"berisik lo, Felix!" balas temannya yang berkulit tan.
"bacot, malika!"
Sementara itu, yang disebut prince diam saja seolah tak mendengar ucapan lelaki itu. Menatap ke seluruh makhluk di dalam kelas, "ada yang namanya Renjun?" Ucapnya.
Seketika kelas menjadi hening. semua yang ada di kelas itu menatap ke belakang, dimana Renjun berada.
Renjun biasa berkumpul dengan temannya -termasuk yang berteriak tadi- di pojok kelas. Untuk sekedar mengobrol atau bersantai saja saat istirahat ataupun jamkos.
Renjun segera bangkit dan menghampiri Jeno yang menunggu di depan pintu.
"kenapa?" Tanya Renjun datar.
"Mark nyuruh gua balikin tempat bekelnya." Jawab Jeno, cuek.
Renjun segera mengambil tempat bekalnya dan kembali pada Jeno.
"nih!" Renjun menyodorkannya.
Jeno tetap menatap datar pada Renjun.
Renjun tersenyum -paksa-, "ada perlu apa lagi?" tanya nya lembut. — pencitraan.
Jeno menghela napas, "udah. thanks balikinnya ga niat." selesai mengucapkan kata-kata yang membuat Renjun ingin menendangnya saat itu juga, ia segera membalikan badan dan pergi begitu saja. iya, tanpa pamit.
"LO YANG GAK NIAT!" teriaknya pada Jeno.
Yang diteriaki menghentikan langkahnya, sedikit menengok ke belakang, dan tersenyum simpul.
"suka teriak-teriak, tapi gemesin." — Jeno.
Renjun udah siap buat teriak lagi, tapi langsung ditahan sama Felix. takutnya temen sekelas mereka jadi budeg.
"gila lo Jun? berani banget tereak ke prince! depan kelas lagi!" ucap Felix.
"kak Injun keren! berani teriak sama pangeran! ayen aja liat dia takut! tatapan nya kaya om-om yang marah gegara anaknya digalakin! hih, serem!" ucap salah satu temannya. kemudian ia bertepuk tangan dengan mata berbinar yang sangat lucu.
"Alhamdulillah, pangeran sekolah kita ada hatersnya." Haechan tersenyum.
"dia yang banyak pens, gua yang capek." balas Felix.
"yha kasian gapunya fans!" Renjun tertawa.
maklum aja, dua babu nya emang gapernah punya fans. mereka yang selalu kejebak jadi fanzone, yha.
Jeongin hanya menatap mereka dan mencoba memahami percakapan tersebut.
—;—
Mark sedang duduk di kantin bersama temannya. Tak lama, Jeno muncul sambil membawa kotak bekal berwarna biru muda.
"ambil nih." ucap Jeno. kemudian melempar benda tersebut ke arah Mark.
Mark mengambil kotak bekal itu tepat di hadapan matanya.
"mau kakak lo buta, Jen?" sindir Mark.
"kurang kenceng lemparnya. harusnya tu mata kecolok, biar gabisa ngaca terus muji-muji diri sendiri." ucap teman disamping Mark.
Jeno tertawa pelan, "bener juga."
"halah bilang aja lo iri gegara muka kek begal!" Mark tak terima.
"cicing atuh heh! jelema kasep keur dahar ieu!" protes salah satu manusia yang merasa makannya terganggu.
Mereka bertiga menoleh, "bibir lo tuh mundurin dulu! bibir dower aja ngaku-ngaku kasep!" jawab Changbin.
"bener tuh Jin kata kak Changbin!" balas Jeno.
"gandeng lah sia!" Hyunjin sedikit membentak Jeno dan melanjutkan makan.
mereka cuma geleng-geleng punya temen macem Hyunjin.
"btw tumben banget lo bawa bekel, Jen?" Changbin yang penasaran, segera bertanya.
"itu bukan bekel gua!" Jeno mengelak.
"lah? terus punya siapa?"
"Renjun. biasalah si Mark." Jeno menatap Mark malas.
sementara yang ditatap hanya tersenyum polos tanpa dosa.
"ooh, bucinan nya." Changbin mengangguk paham.
Changbin kembali bersuara, "emang dia udah nerima lo?"
Mark diam sejenak, setelahnya menatap Changbin. "gatau sih gue. cuma ya kalo hasilnya ga sesuai ekspektasi sih, gapapa."
Jeno lagi coba buat mahamin percakapan mereka.
"gimana-gimana? Mark suka sama Renjun trus nembak tapi belom diterima?" batin Jeno.
-tbc-
a/n
halooo!
maaf gajelas hsshshshs
vomment sabi kaliii-!with love,
— dairychups🍪
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE ⛓ [ noren ] ✔️
Fanfic⤷ "ngeselin banget sih! mana mukanya datar pisan, kaya papan triplek!" - rj ⤷ "bacot bener anjir! mana banyak tingkah, kaya cacing." - jn ❗️bxb. homophobic? go away, please✊🏻