Suara merdu Melody rupanya mampu menarik perhatian banyak orang, tak sedikit para tamu undangan yang turut merapat ke depan panggung untuk ikut berjoget menikmati irama dangdut yang dilantunkan olehnya.
Gerald sempat mengernyitkan kening saat melihat orang-orang tersebut nampak asik berjoget, lagu dangdut memang terasa cukup paradoks dengan tema pernikahan sepupunya ini, batin Gerald. Beberapa detik kemudian ia memperhatikan Melody yang masih asik bernyanyi sambil tak melepaskan sedikitpun senyum dari wajahnya, dan dimata Gerald, apa yang dilakukan oleh Melody saat ini terlihat hanya sandiwara, jelas sekali bahwa senyum yang ia sematkan adalah senyum palsu.
"Kamu kuat Mel, we love you" disela-sela riuhnya penonton yang ikut bernyanyi dan berjoget Gerald bisa mendengar teriakan dari salah seorang lelaki yang mengucapkan kalimat tersebut, Gerald mulai menerka-nerka, bahwa gadis yang tengah bernyanyi diatas panggung tersebut sepertinya adalah mantan kekasih suami sepupunya.
"Pak Gerald, bukankah itu Mr Hanz?" Salah seorang rekan bisnis Gerald mengajukan pertanyaan sambil menunjuk lelaki paruhbaya yang tengah asik berjoget. Gerald hanya tersenyum, ia lupa kalau papanya adalah salah satu penggemar musik dangdut, wajah boleh blasteran, tapi seleranya 100 persen lokal.
Tak mau memusingkan soal perdangdutan, Gerald lebih memilih kembali melanjutkan usahanya meloby salah satu investor potensional untuk Hotel barunya yang kini ada didepannya.
Melody mengucapkan terimakasih banyak sebelum menuruni panggung dan disambut dengan riuh tepuk tangan, jangan tanya bagaimana keadaan Dian dan Anya, saat ini kedua gadis tersebut semakin larut dalam isak tangis sesenggukannya, mereka tak tega melihat Melody yang sekarang. Mereka tahu Melody pura-pura kuat, dan mereka sedih tak bisa menjadi tempat bagi Melody membagi segala kesedihan dan kepatah hatiannya.
"Anya, Dian, udah deh jangan nangis, mascara kalian pada luntur tuh, jelek" Melody mencoba menenangkan kedua sahabatnya yang kini ada dalam pelukannya. Saat ini Melody, Anya, Dian, Angga dan Leon tengah berada di salah satu pojok ruangan gedung pernikahan Arka, mereka memilih untuk memisahkan diri agar tidak jadi tontonan karena Anya dan Dian yang terus menerus menangis.
"Mel, kita tahu gimana perasaan lo, kita tahu gimana hancurnya hati lo saat ini, kita tahu....." Dengan patah-patah karena isak tangisnya Anya mencoba meloloskan kalimat tersebut dari mulutnya. Lagi-lagi Melody tersenyum, ia meraih tangan kedua sahabatnya tersebut, jujur Melody saat ini sudah sangat ingin menangis, tapi dalam hatinya ia masih merapalkan mantara yang sama 'aku baik-baik saja-aku tidak boleh menangis'.
"Makasih banyak ya, kalian semua udah ada buat gue, makasih banyak karena kalian masih ngedukung gue dan Arka bahkan sampai hari ini. Gue tau kalian pasti sangat peduli dan sayang sama gue, gue juga tau kalian pasti kecewa berat pada Arka. Tapi ya beginilah adanya, kita tidak bisa menentang garis tuhan. Gue baik-baik aja, kalian harus percaya gue" Melody menguatkan hati lagi untuk mengatakan kalimat tersebut. Sontak setelahnya ke empat sahabatnya langsung menghujaninya dengan pelukan, tak bisa dipungkiri Angga dan Leon saat ini juga menitikan air matanya untuk Melody.
Tanpa Melody ketahui beberapa minggu lalu Leon dan Angga bahkan menghajar Arka sampai babak belur, ketika mengetahui kejadian yang sebenarnya. Beruntung saat itu ada Dian dan Anya yang menenangkan keduanya, jika tidak, mungkin hari ini Arka tengah terbaring di rumah sakit atau bisa jadi malah pemakamannya. Namun karena bagaimanapun Arka juga sahabat mereka, pada akhirnya mereka mencoba memahami keadaan Arka dan mencoba memaafkan segala perbuatannya terhadap Melody, meskipun itu sulit, sangat sulit.
Melody berjalan meninggalkan ke-empat sahabatnya, ia akan naik ke pelaminan untuk memberikan selamat secara langsung kepada Arka. Sebenarnya ke-empat sahabatnya ingin menemaninya, tapi Melody menahannya, ia tak ingin ketahuan tidak dapat membendung perasaannya, karena Melody sendiri tak tahu apakah ia bisa menahan air matanya atau tidak saat nanti memberikan selamat secara langsung pada Arka dan Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un) Perfect Life
Chick-Lit"Follow dulu ya, sebagian part akan di private🤗" Pernahkah kamu merasakan penghianatan? Pacaran bertahun-tahun tiba-tiba ditinggal nikah? Itulah yang saat ini dialami oleh Melody, gadis mungil bermata hitam jernih yang selalu ceria. Namun, habis ge...