10 - (Berasa) Backstreet

68.7K 6.4K 359
                                    


Beberapa hari setelah Gerald mengantar Melody pulang malam itu, ternyata kehidupan damai Melody di kantor sedikit demi sedikit akhirnya kembali. Gerald sedang dalam mode baik, eh atau mungkin cuek? Ah masa bodolah Melody tidak peduli, yang penting dia bisa hidup aman, tentram, damai, sentosa, tanpa harus mendengarkan omelan Gerald.

Sudah beberapa hari ini Gerald memang sama sekali tidak menyulitkan Melody, bahkan saat terakhir kali menyerahkan desain pada Gerald, Gerald juga tidak banyak komentar. Memang masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki sih, tapi itu hanya hal-hal kecil saja, dan tidak berat sama sekali menurut Melody. Instruksi yang diberikan oleh Gerald juga terdengar normal tanpa dibuat-buat seperti sebelumnya.

"Aaaahh gue pusiiing" Aline tiba-tiba berteriak frustasi, membuat mata semua orang memperhatikannya.

"Istirahatin dulu aja Lin kalo cape, tuh nge-game atau bikin coklat anget dulu" Bang Adit memberikan usulan.

"Iya sana, daripada salah ngasih ukuran di denah, bisa berabe urusannya. Bisa-bisa lo ditelen idup-idup sama Pak Bos hahahaha" Lita ikut menambahi dengan sedikit menggoda Aline

Aline berdiri dari tempat duduknya, sambil melemparkan kertas tak terpakai ke arah Lita "Sialan Lo" Ujarnya sambil ketawa dan menuju pantry. Melody tidak banyak komentar, ia lebih memilih diam sambil memerhatikan kelakuan rekan-rekannya tersebut.

Tak berapa lama Aline keluar dari pantry sambil memegang secangkir coklat panas "Btw ntar siang makan di Mujigae aja yuuk, jangan di kantin, pengen ramen niih" Ujar Aline sambil berjalan

"Kuyyy!!" Sahutan itu berasal dari Ari dan Lita yang mengucapkannya secara kompak.

"Ah ikut-ikutan aja lu riiii"

"Itu bukan ikut-ikutan Lita, tapi sehati, batin kita selalu berkomunikasii" Ari mengedipkan matanya pada Lita

"Uweeekkkk" Namun Lita justru menanggapi godaan Ari dengan ekspresi jijik

"Awas jodoh loooh" Melody tiba-tiba menyahut.

"Amit-amit Meeeell, ogah gueee!" Lita berteriak tegas, dan itu membuat seluruh ruangan bergema dengan tawa.

"Kalo Lita ga mau, aku sama kamu aja ya Mel" Ari balik menggoda Melody

"Boleh, asal tiap bulan mampu subsidiin aku SK II ya hahaha"

"Mampus lo hahahaha" Ujar Aline puas, sedang yang lain kembali tertawa

Ari berujar tegas "Gue angkat tangan deh Mel!!!"

"Jadi gimana nih? Mujigae ya? Fix?"

"Gue sih ayo aja" jawab bang Adit

"Gue juga ayo aja, udah ah gue mau nengok kandang macan dulu" Ujar Melody sambil berdiri.

"Hati-hati di terkam Mel!" Itu triakan Ari.

Sampai di ruangan Gerald, Melody tak bisa langsung bicara dengan Gerald, karena Gerald sedang melakukan meeting via videocall dengan entah siapa. Dan seperti isntruksi Gerald, Melody duduk di sofa dengan patuh sambil menunggu bosanya tersebut melakukan kegiatannya.

Kurang lebih 15 menit lamanya Melody menunggu Gerald seperti orang lingkung hilang arah, tadi saat akan ke ruangan Gerald ia sengaja meninggalkan ponselnya, karena ia pikir tidak akan memerlukan benda tersebut, tapi nyatanya menunggu seorang Gerald hanya dengan duduk tanpa bisa melakukan apapun terasa sangat membosankan! Setelah 15 menit tersebut berlalu barulah Gerald beranjak dari kursinya dan menghampiri Melody yang tengah duduk di sofa.

Tanpa basa-basi meminta maaf karena telah membuat Melody menunggu, Gerald langsung mengambil alih desain-desain yang tadi dibawa oleh Melody, ia memeriksanya dengan teliti satu persatu.

(Un) Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang