15 - Menangis Tersedu-Sedu Di Pelukan Mas Gerald

62.6K 6K 494
                                    

Senyum manis tidak luntur dari wajah Melody, ia optimis harinya hari ini akan berjalan indah dan damai sebagaimana hari-harinya belakangan ini.

Ya, sejak hari dimana Melody meminta Pak Heru untuk berhenti menerima titipkan bunga dari Ares, rupanya besok-besoknya bahkan hingga hari ini Melody sama sekali tidak mendapatkan kiriman bunga lagi. Tentu saja itu adalah hal yang membahagiakan untuk Melody.

Tidak hanya itu, beberapa hari kebelakang Ares sedang melakukan dinas di luar kota, sehingga lelaki tersebut tidak bisa menempeli Melody saat makan siang, atau memaksa mengantar Melody pulang. Sungguh, ini adalah kehidupan yang lama Melody rindukan.

Ohiya, jangan lupakan pula, Gerald yang belakangan sangat sibuk, kini jarang meminta bertemu dengan Melody untuk membahas proyek Our Love Resort. Kalaupun bertemu mereka benar-benar hanya bicara singkat dan seperlunya, setelah mendengar beberapa revisi dari Gerald, Melody dipersilahkan untuk kembali ke ruangan, tidak perlu menyelesaikan revisi di ruangan Gerald seperti yang dulu-dulu.

Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan Mel!

"Mau kemana kamu Mel?" Suara Gerald menghentikan langkah Melody yang akan kembali ke ruangannya.

"Kembali ke ruangan Pak. Mengerjakan revisi"

"Siapa yang suruh kamu balik? Kerjain disini, saya lagi ga ingin kerja sendirian" Suara Gerald rendah, tapi tak terbantahkan. Melody merengut, menekuk mukanya dan kembali ke arah sofa.

Memang cuma Gerald yang paling jago ngancurin mood Melody.

Kumat lagi kan penyakit posesif tu orang. Ga ingin sendiri mah ya minta di temenin Fauzi lah, kan doi sekretarisnya! Baru juga tadi dibaik-baikin sekarang udah ngeselin lagi.

Sabar Mel, sabar. Masih pagi, jangan rusak harimu.

Melody memaksakan senyum, dan sesaat kemudian menenggelamkan diri pada kertas lebar yang ada di depannya, ogah memperhatikan Gerald yang juga sudah sibuk menekuri laptopnya.

Sepanjang berada di ruangan Gerald, Melody dan bosnya yang kata Melody bossy itu tidak banyak terlibat dalam percakapan, karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan tentu saja Melody amat bersuyukur akan hal tersebut. Bukannya apa-apa, sosok Gerald yang kata orang super jutek dan dingin itu, kalau sekalinya ngomong mulutnya kaya dicabein, pedes banget, bikin orang kadang sakit hati, sering kesel.

Saat alarm jam 12 di handphone Melody berkumandang, dengan secepat kilat Melody merapikan pekerjaanya, berdiri, dan langsung pamit meninggalkan Gerald.

Sedang Gerald yang ditinggalkan hanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan tingkah gadis yang beberapa bulan terakhir mampu mencuri perhatiannya.

Ingat ya, katanya Gerald hanya menaruh perhatian, bukan jatuh cinta.

🍃

Salah satu menu makan siang kantin Wijaya Construction hari ini menggugah selera Melody. Ada bakso isi telur lengkap degan tetelan, dan tentu saja Melody tidak lupa menambahkan 2 setengah sendok sambal cabai. Tenang sambal segitu mah pedesnya engga ada apa-apanya kalau dibandingin sama mulut Pak Gerald.

"Nikmat banget sih Mel makannya, kayak orang udah berabad-abad ga nemu bakso tahu" Ari mulai melancarkan kembali godaanya pada Melody. Ogah Menanggapi, Melody memilih fokus pada hidangannya.

Melody tahu, bahwa baru saja ada sekelompok orang duduk di meja belakangnya. Hal itu karena saat salah satu dari mereka menarik pkursi ke belakang, dan kursinya mengenai kursi Melody. Tapi lagi-lagi makan siang Melody kali ini terlalu nikmat, dan mampu mengalihkan Melody dari seluruh gangguan yang ada.

(Un) Perfect LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang