(DIMOHON BACA SAMPAI SELESAI 😊)
.
.
."Ahhh, auuuu. Pelan-pelan dong Mas"
"Eh, kekencengan ya? Maaf sayang. Maaf nggak sengaja. Perasaan udah pelan-pelan deh" Gerald panik dan merasa bersalah.
"Kamu mah barusan nggak pake perasaan, tapi pake kekuatan super Mas! Aduh sakit banget"
Melody melanjutkan omelannya sambil meringis menahan sakit dibagian bawah. Melihat ekspresi Melody yang demikian, Gerald memilih untuk menghentikan aktifitasnya. Melepaskan ujung kursi yang tadi ia pegamg, dan berjalan ke ujung satunya.
"Yaudah-yaudah kamu istirahat aja" Gerald membawa Melody duduk ke kursi single, yang sudah mereka atur sebelumnya. Melody diam saja, menurut, membiarkan suaminya melakukan apapun.
Gerald kini sudah berjongkok, memeriksa tulang kering Melody yang tadi terkena ujung kursi karena ia mendorongnya terlalu kuat.
"Alhamdulillah gak lecet, semoga nanti gak lebam. Masih sakit?"
Melody menggeleng, namun bibirnya masih mengerucut. Hal itu justru membuat Gerlad tersenyum karena gemas. Makin hari istrinya ini memang semakin terlihat menggemaskan."Yaudah kamu masuk aja. Tunggu di dalam, biar ini aku beresin sendiri" Melody menggeleng
"Jangan bandel, Melody. Ini panas, lagian kalau kamu bantu-bantu, nanti kaki kamu kenapa-napa lagi"Melody memandang tidak suka kearah Gerald yang sedang dengan lembut membelai rambut panjangnya. Padahal niat Melody membantu Gerald merapikan kursi taman belakang adalah, agar pekerjaan ini bisa cepat selesai, sehingga ia bisa cepat-cepat bermanja-manjaan lagi dengan Gerald.
Kalian harus tahu, weekend tanpa pekerjaan kantor, adalah waktu yang sangat berharga untuk Melody. Setiap hari ia hampir mati bosan, dan kesal menahan rindu karena terus ditinggal-tinggal Gerald. Dulu, dia pikir dengan berhenti bekerja akan membuat dirinya memiliki banyak waktu bersama Gerald. Sayangnya, Melody lupa, bahwa laki-laki yang ia nikahi adalah Gerald Putra Wijaya si worka holic!
"Yaudah kalau gak mau masuk. Kamu tunggu disitu aja. Ini kayanya bentar lagi"
Kali ini Melody tersenyum lalu mengangguk dengan senang. Gerald ikut tersenyum dan menggelengkan kepala. Saat Melody sedang datang bulan seperti ini, Melody benar-benar bisa menjadi segalak singa dan selucu anak kecil dalam waktu hampir bersamaan. Hampir setengah tahun hidup berasama membuat Gerald hafal betul dengan tabiat istrinya.Melody yang tadinya hendak memilih menemani Gerald menyelesaikan acara atur kursi taman, akhirnya memilih masuk dalam rumah. Ada sesuatu yang lebih penting yang harus ia lakukan.
Saat sudah di dalam rumah, dengan cepat Melody menuju dapur. Ia mengeluarkan dua buah mangga dari dalam kulkas, mengupasnya dengan cepat, lalu memotongnya kecil-kecil agar lebih mudah diblender. Tidak lupa pula, ia menambahkan sedikit susu kental manis, plus es batu tentunya.
"Aku cariin, kirain kemana ternyata disini" Melody sedikit terlonjak karena kaget. Bukan, dia bukan kaget karena suara Gerald, tapi karena suaminya tersebut tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Mas bau keringet ih! Mandi dulu sana" Melody pura-pura protes. Padahal sebenarnya Melody sama sekali tidak keberatan dengan bau keringat Gerald.
Gerald tahu Melody berdusta, ia memilih tidak melepaskan pelukannya, dan malah dengan sengaja meletakan dagunya di pundak Melody. Menggoda istrinya yang sedang sibuk menuangkan jus mangga ke dalam gelas bening.
"Biar bau keringet juga kan kamu cinta setengah mati kan Mel?"Ya Allah kenapa penyakit narsis suami saya, semakin hari semakin parah?
Melody membatin dalan hati sambil senyum-senyum sendiri."Nih udah beres. Mas bawa ke ruang tengah. Aku beresin ini dulu"
Gerald akhirnya melepaskan pelukannya, mengikuti instruksi Melody. Ia harus jadi anak manis dan penurut jika tidak ingin kembali merusak mood istrinya yang sedang PMS.
Tangan Melody cekatan mengabil lap, membersihkan cipratan-cipratan jus, dan butiran gula yang tadi tidak sengaja ia jatuhkan dari toples. Setelah itu, ia meletakan blender ke dalam watafel pencuci piring begitu saja. Ia akan mencucinya nanti saja, sekalian dengan gelas jus.Saat Melody menghampiri Gerald yang sedang asyik menonton acara tv, ia melihat Gerald telah berhasil menandaskan setengah gelas jus mangganya.
"Enak?"
"Iya sayang. Seger"
"Yaudah minum lagi aja punya aku kalo nanti masih kurang" Sambil mengambil alih remot, dan mengganti saluran tv, Melody menggeser gelasnya yang masih penuh. Gerald tersenyum dan mendaratkan satu kecupan ringan di pipi Melody. "Thankyou sayang"......
Hallooo akhirnya bisa update lagi dilapak ini hehe.
Buat followes ig @hallononaaa mungkin udah tau kalo aku ada rencana buat bikin season 2. Nah, ini aku cek ombak dulu ya hahaha.Gimana? Lanjut gak nih? 😅
Thanksluv
Nona ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un) Perfect Life
Genç Kız Edebiyatı"Follow dulu ya, sebagian part akan di private🤗" Pernahkah kamu merasakan penghianatan? Pacaran bertahun-tahun tiba-tiba ditinggal nikah? Itulah yang saat ini dialami oleh Melody, gadis mungil bermata hitam jernih yang selalu ceria. Namun, habis ge...