Thirteen

4.1K 441 153
                                    

BR Squad baru saja sampai di gerbang sekolah menggunakan motor mereka, tapi yang beda sekarang adalah Jeonghan tidak ikut mereka, dan BR Squad hanya ada 5 orang.

"Aish malas pengen tidur, semoga guru gak datang." Ujar Jihoon sambil merenggangkan tubuhnya.

"Lo sejak dulu emang sukanya tidur." Sahut Wonwoo.

"Kalian merasa gak sih?" Tanya Seungkwan membuat para unnie nya menoleh kearahnya.

"Apa?" Tanya Jisoo dan Minghao bersamaan.

"Kok gue gak liat Vernon sejak masuk gerbang?" Tanya Seungkwan lagi, dan yang lainnya hanya memutar bola matanya malas.

"Ya Lo cari di kelasnya lah, emang dia harus nyambut Lo gitu di depan gerbang? Lo itu bukan princess!" Ujar Jihoon yang malah menambah kesel Seungkwan.

"Ya udah gue pergi kesana!" Jawab Seungkwan berjalan lebih dulu sambil menghentakkan kakinya kesel.

"Yah gitu aja marah." Gumam Jihoon.

BR Squad langsung melanjutkan perjalanannya pergi ke kelas masing masing.

"Ji, kaki Lo masih sakit gak?" Tanya Wonwoo yang sedikit khawatir dengan Jihoon.

"Udah gak papa, yang penting gue udah bisa jalan, gak separah kayak yang waktu itu." Jawab Jihoon.

"Beruntung waktu itu Lo selamat dari orang gila itu, kalo tidak mungkin saja kaki Lo ilang." Ujar Wonwoo.

"Hm."

"Terus gimana hidupnya si..."

"Udah Won gue gak mau ingat masa lalu itu, dan dia udah buka urusan gue." Potong Jihoon, Wonwoo tidak sadar setiap dia mengatakan masa lalu Jihoon, Jihoon menjadi sangat kesel.

"Lo sendiri gimana?" Tanya Jihoon yang malah mengundang tanda tanya di kepala Wonwoo. "Pundak Lo waktu itu kena tembak, sekarang gimana?" Tanya Jihoon lagi.

"Pundak gue udah gak ada apa apa, paling cuma bekas jahitan doang." Jawab Wonwoo.

"Lalu lambang yang ada di lengan Lo tuh gimana?" Tanya Jihoon lagi.

Dengan sembunyi sembunyi Wonwoo menarik lengan baju sweater hitamnya yang selalu dipakai buat nutupin lengannya.

"Gila! Masih kelihatan!" Ujar Jihoon yang tak sengaja menggunakan nada keras karena kaget.

"Ssshh! Diam!" Ujar Wonwoo langsung menutup lengan bajunya. "Lagian pake berbagai obat juga tidak bisa menghilangkan lambang itu." Lanjut Wonwoo sambil menopang dagunya di atas meja.

"Lalu mereka gak ngejar Lo lagi?" Tanya Jihoon.

"Untuk apa? Toh gue udah gak termasuk lagi." Jawab Wonwoo. "Mungkin mereka berpikir kalo gue udah mati." Lanjutnya lagi.

"Siapa yang mati?" Jihoon dan Wonwoo langsung menoleh kearah dimana suara terdengar.

"Ngapain Lo disini Tzuyu?" Tanya Jihoon dan Wonwoo hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus kesel.

"Ini juga kelas teman gue, ya maklum gue ada disini." Jawab Tzuyu yang entah kenapa malah bikin kesel Jihoon.

"Siapa yang mati? Jangan jangan kalian habis bunuh si Park Areum ya?" Curiga Tzuyu.

"Napa Lo nuduh kita? Gue aja gak tau Park Areum tuh siapa." Jawab Wonwoo.

"Park Areum tuh yang suka bully adik Lo, si Minghao! Pasti kalian balas dendam kan?" Tanya Tzuyu dengan mengeraskan suaranya membuat para murid memusatkan perhatian nya ke mereka.

"Apa Lo lihat kita mampu buat kayak gitu?" Tanya Jihoon.

"Ya pasti lah! Siapa yang bilang gak mampu?" Jawab Tzuyu.

𝙿𝚂𝚈𝙲𝙷𝙾𝙿𝙰𝚃𝙷 [Seventeen GS] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang