Twenty-Two

4.2K 473 195
                                    

Black Rose dengan santai berjalan kesana kemari mencari mantannya yang sedang bersembunyi dari mereka.

Seungcheol hanya berlari tanpa arah, dia tidak memikirkan temannya yang entah akan lari kemana, yang hanya dipikirannya adalah lari, lari untuk menyelamatkan diri terlebih dahulu.

Seungcheol berlari hingga ia berada di suatu tempat yang memiliki banyak ruangan, seperti koridor di hotel, dari ujung ke ujung memiliki banyak kamar.

Setiap kamar memiliki no yang berbeda beda, entah apa maksudnya atau lebih tepatnya adalah tanggal, kamar kamar disana memiliki tanggal yang berbeda beda.

"Sebaiknya aku tidak harus berada disini.." gumamnya dia berlari lurus menyusuri lorong tersebut. Karena jika ia putar balik, ia akan bertemu dengan Jeonghan atau salah satu dari BR Squad yang akan menangkapnya.

Seungcheol menemukan pintu blank berwarna putih bersih dan tak memiliki tanggal sama sekali, karena tidak ada tanda tanda keanehan ia pun langsung membukanya.

Didalam itu adalah kamar, kamar yang entah milik siapa tapi kamar itu sangat bersih, semua ditutupi dengan kain putih yang juga bersih. akhirnya Seungcheol memilih untuk bersembunyi disana.

"Hmm... Aku merasa ada Seungcheol disekitar sini.." suara Jeonghan terdengar hingga masuk ke gendang telinga Seungcheol yang sembunyi di balik selambu.

Cklek!

"Hmm.. kenapa aku tidak menemukan Cheol?" Suara Jeonghan menggema, Seungcheol sedikit mengintip pintu kamar tapi tidak menemukan Jeonghan sama sekali, itu artinya dia salah buka kamar.

"Hei.. keluarlah cepat, kalo tidak aku akan menghukummu.." ujar Jeonghan dengan suara langkah kaki berjalan.

Semakin lama langkah kaki Jeonghan semakin dekat, nafas Seungcheol sudah memburu badannya penuh dengan keringat dingin.

Cklek!

"Seungcheol?" Jeonghan tak menemukan seorang pun didalam kamar tepat di sebelah Seungcheol sembunyi.

"Oh~ I know where you are hiding.." ucap Jeonghan menutup kembali pintu tersebut lalu mulai berlari tanpa arah, membuat Seungcheol saja tak tau berada dimana Jeonghan sekarang.

Tiba-tiba saja langkah kaki Jeonghan yang tadi terdengar begitu bergemuruh menjadi senyap, tak ada suara apapun, Seungcheol tak mau jatuh ke perangkap lagi, Jeonghan pasti berada tak jauh darinya.

Jantung Seungcheol semakin cepat, bahkan badannya tak bisa bergerak sama sekali, tubuhnya sangat kaku. Dia merinding, merasa bahwa Jeonghan berada di depannya.

Cklek!

Seungcheol bisa lihat Jeonghan yang membuka kamarnya tersebut dengan seringai diwajahnya dan mata yang membulat tajam menatap Seungcheol yang berada dibalik selambu.

"Cheol ke.te.mu."

.
.
.
.

Seokmin tak tahu harus bersembunyi dimana, dia hanya berlari pelan dengan mata yang terbuka lebar dan melihat kesana kemari, mencari tempat sembunyi yang tepat.

"Oh sial, kenapa aku takut dengan mantan ku sendiri?" Pikirnya sambil berjalan cepat mencari tempat yang pas untuk bersembunyi.

Seokmin tentu saja panik, dia tidak sedang bermain petak umpet seperti anak TK lakukan, tapi ini permainan nyawa, jika dia ditemukan maka tamatlah nyawa Seokmin.

Hingga ia menemukan sebuah ruangan yang lumayan jauh dari tempatnya berlari, setelah ia buka, itu adalah toilet, tentu saja toiletnya bahkan wastafelnya bersih seperti baru, sepertinya itu diperbaiki tapi tak pernah dipakai, jadilah dia bersembunyi disana.

𝙿𝚂𝚈𝙲𝙷𝙾𝙿𝙰𝚃𝙷 [Seventeen GS] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang