[ XVII ] - Keputusan Hyunjin

521 79 26
                                    

Bangchan berlari dengan tergesa kearah salah satu ruangan yang sudah begitu akrab baginya

Diketuknya beberapa kali pintu kayu besar dihadapannya itu beberapa kali "Pengawal Kerajaan Bangchan melapor. Bolehkah saya masuk, Yang Mulia Putra Mahkota?"

Hening beberapa saat sebelum sebuah suara akhirnya menyahut dari dalam ruangan "Ya masuklah"

Tak lama pintu kayu besar itu mulai terbuka, menampilkan sosok Hyunjin yang tengah bergelut dengan beberapa tumpuk surat dan kertas diatas meja

"Tumben sekali kau mengunjungi ku disini, apa ada yang ingin kau bicarakan hyung?"

"Ya benar. Ada suatu hal penting yang ingin saya bicarakan dengan anda, Yang Mulia Putra Mahkota"

Gerakan tangan Hyunjin mendadak terhenti saat mendengar nada bicara Bangchan yang seolah berbeda dari biasanya. Maka dengan segera namja bergelar Putra Mahkota itu memfokuskan arah pandangnya kearah Bangchan yang kini juga tengah memandangnya serius

"Maafkan saya Yang Mulia Putra Mahkota, saya telah berbuat salah"

Hyunjin mengernyitkan dahinya

"Apa yang kau bicarakan? Kesalahan apa maksudmu?"

Bangchan hanya terdiam, ekspresi wajahnya tidak terbaca sama sekali hingga membuat Hyunjin yang tengah menunggu jawaban apa yang kiranya akan Bangchan ucapkan menjadi penasaran setengah mati

"Ap-"

"Saya mencintai Tuan Muda Kim Seungmin"

Bibir Hyunjin kelu, mendadak ia lupa ingin berbicara apa sebelumnya. Pernyataan Bangchan terlalu mengejutkan baginya

"Maafkan saya, tapi saya tidak bisa menahan perasaan ini"

"Sejak kapan?"

"Saya sendiri tidak tau kapan pastinya, tapi sepertinya semenjak pertama kali saya bertemu dengannya tanpa sadar saya sudah menyukainya"

Hyunjin terdiam

Kalau yang dimaksud Bangchan memang sudah selama itu, berarti pengawal pribadinya itu sudah menyukai Seungmin bahkan jauh sebelum Hyunjin bertemu dengan Seungmin

Tiba-tiba segalanya seolah terasa masuk akal bagi Hyunjin

Sikap Bangchan yang berubah menjadi sedikit aneh saat Hyunjin melamar Seungmin kala itu..

Bangchan yang langsung menyetujui usul Hyunjin agar ia menjadi pengawal pribadi Seungmin..

Dan kalau Hyunjin tidak salah ia juga sempat melihat Bangchan beberapa menatap teduh kearah Seungmin..

Sungguh tidak ada perasaan marah ataupun murka saat Hyunjin mengetahui pengawal kepercayaan sekaligus sosok yang sudah ia anggap sebagai hyungnya sendiri itu ternyata menyukai Seungmin yang notabenenya adalah kekasihnya sendiri

Hanya ada satu perasaan yang kini menyelimuti hati Hyunjin, yakni perasaan takut. Hyunjin terlalu takut jika Bangchan sampai mengiyakan satu pertanyaan yang sedari tadi terus berputar dikepalanya

"Jadi apakah benar kau yang dimaksud ibuku? Orang yang dituduh berselingkuh dengan Seungmin? Kumohon hyung, kumohon jawab tidak"

Bangchan hanya diam beberapa saat, sebelum akhirnya mulai berucap

Dan sayangnya itu bukanlah jawaban yang diharapkan oleh Hyunjin

"Ya benar, itu saya"

.

.

.

Seungmin menangis di dalam kamar besarnya

Sungguh ia tidak tau kenapa Baekhyun sampai tega berkata seperti itu padanya. Jujur ia pun juga mulai merasakan perasaan yang seharusnya tidak pernah ia miliki untuk orang lain yang notabenenya bukanlah kekasihnya sendiri

Ia sudah jatuh cinta kepada Bangchan, bahkan mungkin sudah dari lama ia merasakannya hanya saja selama ini Seungmin terlalu takut untuk mengakuinya

Jadi semenjak saat itu pula lah Seungmin memutuskan untuk menghapuskan segala perasaan yang memang tidak seharusnya ia miliki untuk Bangchan

Seungmin tidak sejahat itu untuk memilih egonya

Tapi mungkin ia memang sebodoh itu, karna tidak pernah menuruti kata hatinya yang hanya ingin mencoba untuk berbahagia

Beberapa ketukan lembut dari arah pintu membuat Seungmin tersentak dan langsung mengusap kasar pipinya, berusaha keras untuk mencoba menghapus bekas jejak air mata yang mulai mengering disana

"Euhm ya silakan masuk" jawab Seungmin agak sumbang

Tak lama sosok tegap Hyunjin melangkah masuk, dilengkapi dengan senyum menenangkan seperti biasanya

"Hei apa kau baik-baik saja? Maafkan ibuku, perkataannya kemarin pasti sangat menyakitimu"

Seungmin mendongakkan kepalanya dengan seutas senyum manis yang membuatnya nampak seperti baik-baik saja. Sangat berbanding terbalik dengan matanya yang terlihat cukup sembab serta pipinya yang nampak agak basah

"Humm aku tidak apa-apa" jawab Seungmin dengan nada meyakinkan, membuat Hyunjin menghela nafasnya lelah dan langsung sedikit berjongkok dihadapan Seungmin yang kini sedang duduk diujung ranjang

"Aku benci melihatmu menangis, dan aku juga benci jika harus melihatmu pura-pura bahagia seperti ini" Hyunjin berhenti sejenak sebelum kembali menyelami mata berwarna coklat yang sangat cantik itu "Tapi yang paling aku benci adalah karna aku tau, aku tidak bisa melakukan apapun untuk mencegah semua itu"

Tanpa aba-aba Hyunjin langsung merengkuh tubuh mungil dihadapannya "Seungmin, pernikahan kita akan diadakan bulan depan"

"Ta-tapi bagaimana dengan Ratu Baekhyun? Apa ia setuju? Bag-"

"Stttt tenanglah, aku berjanji semua akan berjalan baik-baik saja. Tapi aku mohon satu hal, jangan benci aku, karna hanya ini pilihan terbaik yang aku punya untuk melindungimu"

Seungmin mengerutkan dahinya bingung saat ia merasa ceruk lehernya mulai basah dan sepertinya itu karna air mata si Putra Mahkota

Hal itu membuat Seungmin sedikit menjauhkan tubuhnya guna memastikan apakah benar Hyunjin tengah menangis saat ini

"Heyy kenapa kau menangis? Aku tidak akan pernah membenci mu, kau tau"

Hyunjin tersenyum lirih "Bukan tidak pernah, hanya saja kau belum pernah"

"Apa maksudmu?"

"Maaf Seungmin, aku tidak bisa mempertahankan posisinya disini. Aku tidak bisa membantunya lebih jauh. Aku sangat lemah, ak-"

"Shhh tenanglah. Kau tidak lemah, ingatlah kau adalah seorang Putra Mahkota yang bahkan sebentar lagi akan naik takhta. Satu hal yang pasti, aku tau seorang Hwang Hyunjin adalah orang yang hebat"

Hyunjin menatap mata coklat Seungmin dalam, sangat cantik dan berkilauan "Jadi apa maksudmu yang mengatakan kalau aku belum membencimu?"

Sungguh namja Hwang itu menjadi semakin merasa bersalah saat melihat kilauan mata itu seolah redup tak bercahaya saat sebaris kalimat terucap dari belah bibir tebalnya

Sorot mata Seungmin mendadak kosong, ada keterkejutan disana dan tentu saja rasa sesak yang ikut terasa kian menyakiti hatinya

"Aku mengusir Bangchan dari kerajaan dan ia tidak akan pernah lagi diperbolehkan untuk memasuki istana"

Sekarang Seungmin tau maksud dari kalimat yang dulu pernah ia baca di salah satu buku dongeng kesukaannya

'Everyone wants a happy ending, but not everyone deserve a happy ending'

Dan Seungmin fikir ia adalah salah satu dari orang-orang yang mungkin tidak berhak untuk merasakan akhir yang bahagia




> to be continued <


Horeee, satu chapter lagi menuju ending ヾ(@^▽^@)ノ

[END] CINDERSEUNGMIN ° HyunminchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang