Bagian Akhir

936 40 19
                                    

"kata selesai selalu diakhiri dengan kabar bahagia, bukan?"

•••••••••••••••••••••

6 Tahun berlalu.

••••••••

Ting.

Bunyi lonceng yang khas itu sukses membuat kasir cantik yang tengah melayani salah satu pembeli mengalihkan fokusnya pada objek lain.

Senyum lelaki itu rekah, seolah memberikan sapaan dari jauh. Perlahan sosok lelaki itu mendekat, dia mengantri pada barisan pembeli kedua. Semuanya tampak biasa saja, sebelum sebuah keributan terjadi.

Seorang pembeli datang dengan amarah yang sepertinya sudah memuncak. Wanita paruh baya itu melempar satu cup kopi yang masih panas pada kasir yang tengah melayani pembeli.

"Jadi ini cewek ganjen yang sudah godain suami saya, huh?!" Teriak perempuan itu.

Wajah sang kasir mendadak memucat, dengan air mata yang sudah tumpah. Belum lagi, pelanggan yang ada di kafe kini sedang berlomba-lomba mengambil video keributan itu yang membuatnya semakin ketakutan.

"It-i..itu salah paham, Bu," bela sang kasir.

"Alah," ibu itu semakin mendekat, hendak menampar gadis malang di depannya. Namun tiba-tiba sebuah badan menghadang si ibu. Membuatnya kesal bukan main. "Jangan ikut campur kamu bocah! Urusan saya dengan jalang itu, bukan kamu!"

"Mungkin akan lebih bagus nggak usah pakai kekerasan, Bu, dan lebih bagus lagi ajak dong cowoknya. Biar semuanya jelas."

"Hey! Sudah saya katakan jangan ikut campur!"

"Maaf ya bu sebelumnya, saya bukan bocah. Nama saya Azril."

Ibu itu diam dengan mata memerah. Kemudian berbalik meninggalkan Azril dan sang kasir.

"Terima kasih ya Mas," ucap kasir itu dengan lemah.

Azril hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian memperhatikan menu yang tertera. Dia bersikap seolah tak terjadi apapun. "Saya pesan Hot latte medium ya, Mbak."

"Baik, ada lagi?"

"Saya boleh tanya sesuatu?" jawab Azril lagi.

Kasir tadi tersenyum ramah seraya mengangguk pelan, "Boleh, tanyakan saja Mas."

"Saya sedang ada urusan bisnis dengan pemilik kafe ini. Boleh saya ketemu dengan beliau?" ungkap Azril.

"Oh, ibu sedang keluar dengan tunangannya. Baru saja. Atau mau saya hubungi beliau?"

Azril membeku di tempat ketika mendengar ucapan yang baru saja terlontar pada mulut gadis di depannya. Ia seolah kehilangan keseimbangan sehingga harus berpegangan pada meja kasir.

"Dia sudah tunangan?" tanya Azril tidak percaya.

Seharusnya kepulangan Azril menjadi sebuah kejutan untuk seseorang yang selama ini selalu ada dalam pikirannya setiap detik.

Namun sepertinya, Azril lah yang mendapat kejutan darinya.

"Sudah saya hubungi. Silahkan tunggu di ruangannya saja Mas."

"Ah. Saya kembali lain kali saja. Berapa total pesanan saya, mbak?"

"Totalnya 30.000 Mas."

Azril kemudian mengluarkan uang dari dompetnya yang sudah lusuh. Lalu setelahnya dia langsung menerima pesanannya.

Helaan napas panjang perlahan keluar. Lelaki itu berjalan menuju pojokan kafe. Melihat spot foto yang sangat menarik matanya.

Aroma strawberry.

Game Over (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang