Hey baby, we are it's over.
************
Gemercik hujan turut serta menemani perjalanan yang tengah dilalui oleh Kevin dan Lila. Seperti di film-film, hujan selalu hadir di saat seseorang tengah bersedih ataupun patah hati.
Hujan kali ini cukup tenang, tidak ada petir dan angin kencang. Sehaingga membuat mobil yang tengah kevin kendarai berjalan cukup tenang. Entah mau kemana mereka pergi, keduanya seolah dua orang asing yang tidak mengenal satu sama lain. Baik Lila maupun Kevin, mereka hanya terdiam sembari menikmati rintik hujan yang jatuh.
Melihat Lila dari balik sudut matanya, Kevin menghela napas pelan. Cewek di sebelahnya hanya mengenakan kemeja putih berlengan pendek polos dengan rok span hitam.
Kevin menepikan mobilnya. Ia berdeham canggung, kemudian melepaskan jaket yang tengah ia kenakan. "Takut kamu kedinginan," ucap Kevin sembari menyerahkan jaketnya pada Lila.
Lila mengangguk patuh, mengambil jaket yang diberikan Kevin padanya. Kemudian cewek itu memakainya.
Dulu, Lila juga sering sekali diperlakukan seperti ini saat hujan turun. Azril dengan manisnya selalu memberinya jaket dan pelukan hangat padanya. Lila tersenyum miris menyadari betapa menyedihkannya ia saat ini.
"Lagi ada masalah ya?" tanya Kevin, tepat sasaran.
Sebenarnya, Kevin juga sudah ingin bertanya saat Lila tiba-tiba mengajak Kevin pergi dari kawasan sekolah cewek itu. Dan yang membuat kedua alis Kevin bertaut heran, setelah di dalam mobil Lila langsung menangis tersedu-sedu. Padahal Kevin tidak melakukan kejahatan apapun pada cewek itu.
Oke, Kevin akan sangat salah jika hanya membiarkan Lila menangis sendiri tanpa menanyakan permasalahannya bukan?
"Kamu bisa cerita sama aku, La." Kevin mengelus lengan Lila dan tersenyum tipis. "Kalau ada masalah jangan disimpan sendiri, bagi-bagi sama aku, kali aja aku bisa bantu."
Lila menatap mata Kevin, namun tidak membuka mulutnya untuk menjawab.
"Oke," sekali lagi Kevin menghela napas, cowok itu mengetukkan jarinya pada stir mobil. "Nggak apa-apa kalau gak bisa cerita sekarang. Aku antar kamu pulang, ya."
Bip.
Lila merogoh ponsel yang berada di dalam tas selempangnya. Kemudian dengan diam, Lila membaca pesan yang ternyata dari sang Ibu. Pandangan mata Lila kosong saat selesai melihat layar ponselnya. Wajah cewek itu begitu terpukul.
"Vin," Kali ini Lila menatap mata Kevin dengan sendu. Satu titik air matanya jatuh mengenai pipi. "gue gak mau pulang ke rumah."
Kevin kembali menatap mata Lila. Jari-jari tangannya bergerak menghapus air mata yang jatuh mengaliri pipi Lila. "Aku antar ke rumah Azril, mau?"
"Nggak! Jangan bawa gue ketemu dia!"
"Oke-oke, santai bu."
Lalu, mobil Kevin kembali melaju membelah jalan raya yang lengang. Sore itu ia masih ditemani rintik hujan yang cantik.
Dan juga cewek cantik, tentunya.
-Game Over-
"Anjirrr!!" Untuk yang kesekian kalinya Rifki mengumpat di hadapan muka Azril. Kedua mata Rifki memandang tidak percaya pada sahabatnya. Sambil terus mengunyah keripik kentang, Rifki terus saja mengoceh. "Zril, selamat atas pencapaian terbesar lo. Hari ini lo udah kehilangan semuanya. Mulai dari Arin si cewek tercantik di sekolah. Lalu, Lila si manis dari yang termanis. Mereka berdua sama-sama ninggalin lo, sob?! Oke, ada lagi nggak yang mau lo berantakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over (Completed)
Teen Fiction"Semua orang selalu punya luka. Hanya saja cara mereka berbeda dalam menyembunyikannya." •••• Azril Laksha Arkan adalah cowok dengan kelakuan minus yang membuat Lila selalu kesal jika berada di dekatnya. Cowok yang selalu melanggar aturan itu punya...