Rules: if you're enjoying a story part, let me know by voting for it.
Thank you
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu Jeong Han!"
"Dia Jeong Han."
"Benar, dia Jeong Han?"
"Sial sekali, aku sudah menikah. Kalau tidak, aku takkan melewatkan pria seperti Jeong Han."
"Dari dulu aku sudah tak heran kalau dia akan jadi seperti ini. Sialan, menggoda sekali."
Sepertinya menjadi kesalahan besar, ketika niatku datang kesini dengan segala lirikan ingin menjadi pusat perhatian, jika aku datang bersama Jeong Han. Begitu kami masuk, dialah yang menjadi pusat perhatian. Tentu dia begitu menarik, kemeja hitam sedikit kebesaran itu membuatku juga semakin mengaguminya. Dia benar-benar memberi kesan pria dewasa hanya dengan cara berpakaian dan tatanan rambutnya.
Jangan lupa dengan gesture-nya. Dia yang tak banyak bicara, senyuman di bibirnya seakan memberikan sapaan ramah, serta sikapnya yang sedikit merunduk setiap menyapa dan menghormati orang lain. Ada satu lagi yang benar-benar kusuka darinya dan terasa terngiang di telingaku.
Suara rendahnya saat menyapa orang-orang.
Memelankan suara agar tidak terlalu mengganggu orang sekitar, justru malah membuatku ingin mendengarnya terus menerus.
Sial, suara pria dewasa.
Dia benar-benar sudah membuatku beberapa kali kalah telak.
Menyingkir sejenak, aku memilih menjauh dari Jeong Han kurasa adalah pilihan bagus. Aku merasa kalau berada di sekitarnya hanya akan membuatku menjadi sebuah kentang. Tak menarik, dan aku tak berhasil menunjukan penampilan yang sudah kupersiapkan.
Dia terlalu menyilaukan dan aku tak bisa memancarkan sinar yang susah payah kubuat.
Mengambil stemmed glass yang kurasa berisi mango atau orange juice di meja yang telah disediakan, akupun memilih berdiri dan bersandar di dinding tak jauh dari meja yang menyajikan juice.