#4

6.3K 911 88
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.


Thank you


Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Cipratan air yang terhentak akibat kaki-kaki yang berlari kencang, tampak mengabaikan basahnya cipratan air yang mengenai pakaian. Aku berlari dengan tangan yang mencoba menutupi kepalaku walau sebenarnya itu tak berpengaruh banyak. Suara kaki yang berlari tak hanya berasal dari kakiku, kini tengah ikut berlari di belakangku mengikutiku.


Menaiki tangga-tangga kecil menuju pintu utama gedung dimana apartemen kecilku berada, akhirnya setelah memasukinya kaki yang mulai lelah berlari perlahan mulai memelan. Untuk sesaat sebelum menaiki tangga, aku menoleh ke arah belakang tepat ke sosoknya. Ia yang terlihat tertunduk dan sedikit menggerakan kepalanya lalu mengusapnya dengan tangan, mencoba untuk sedikit mengeringkan rambutnya yang terkena air hujan.


Mengacak kasar rambutnya, melihatnya justru membuatku merasa tidak enak hati membuatnya seperti itu. Mungkin, ia tak terlalu basah karena hujannya belum terlalu deras. Tapi, pakaiannya yang basah tak beraturan karena air hujan tetap saja membuatku merasa bersalah membuatnya seperti ini.


Menaiki anak tangga, karena gedung kecil ini tak terlalu banyak lantai mengantarkan kami untuk tiba di depan pintu apartemen sederhanaku.


"Kau tinggal sendiri?" Tanya Jeong Han yang pertama kali membuka suara, setelah sempat saling diam karena menghindari hujan selama perjalanan.


Tak menoleh ke belakang dimana ia berada dan tetap meneruskan tanganku melakukan kegiatannya untuk membuka pintu, akupun hanya membalasnya dengan dehaman dan anggukan.


Setelah berhasil membuka pintu lebar-lebar, akupun masuk lebih dahulu dan segera melepas sepatuku yang basah.


"Masuklah, pas sekali kita tiba disini. Diluar hujannya semakin deras, tak membayangkan kalau kita masih disana." Ucapku sedikit bercanda dan tertawa ringan.


Dari sudut mataku yang tengah melepas sepatu, kini ia juga tengah disibukan dengan melepas sepatu kulit berwarna hitam mengkilapnya itu. Ia hanya perlu menginjak belakang sepatunya untuk melepaskan kedua sepatunya, sebelum akhirnya dia berdiri dan sepertinya menungguku selesai untuk melepas sepatu.


"Rumahmu terlihat nyaman." Katanya yang tengah menelisik isi apartemen minimalisku dari kejauhan.


"Bukankah ini terlalu kecil?" Tanyaku balik dan kemudian berdiri setelah menyelesaikan acara melepas sepatuku.


"Apa gunanya rumah besar ketika kau hanya tinggal sendirian? Bukankah terlihat menyedihkan karena terlihat kesepian?" Tanyanya balik dan aku tersenyum tipis membalasnya.


UNRESTRAINED || Yoon Jeong HanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang