#13

4.6K 706 154
                                    

Note: If you're enjoying a story part, let me know by voting for it.



Thank you



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Hong Bin, aku ingin pulang."


Kalimat itu menjadi permintaan yang terlontar di saat aku ingin pergi dari seseorang yang merusak hari tenang yang sebenarnya tidak pernah tenang. Aku mencari cara aman, dan menjauhi segalanya yang membuatku terjerat dalam kisah rumit kembali.


Tapi, ia tak membiarkanku.


Aku telah pulang, diantarkan oleh Hong Bin sampai di tempat yang sama seperti saat terakhir ia mengantarkanku pulang. Berjalan sendirian tak memberikanku ketenangan, pikiranku lagi-lagi kembali melayang memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi kurang lebih 2 jam yang lalu.


Sebuah tawa darinya beriringan dengan tawa lainnya membuatku sesak. Di antara keramaian dan pertemuan yang tak di sengaja, aku melihat tawanya yang mengarah kepada seorang wanita.

Wanita yang berhasil membuatku iri dengan segala yang ia miliki. Kecantikan, kehidupan dan seseorang yang telah ia genggam di tangannya. Aku mungkin akan bisa tertawa seperti dirinya tadi ketika aku memiliki segala apa yang ia miliki.


Termasuk, Yoon Jeong Han.


Berpikir semua itu hanyalah halusinasi semata, tapi sebuah suara yang meniru perkataanku meminta untuk pulang kepada Hong Bin bukanlah halusinasi.


Tawa itu lagi terdengar di telingaku, sesaat setelah tanganku meraih gagang pintu utama rumahku.


Helaan nafas bersambung dengan pengaturan nafas mencoba membuat diriku tenang, rasanya seperti nihil. Aku menghadapi dirinya lagi, dan hanya diriku yang harus menghadapinya sendirian.


"Kenapa buru-buru pulang?" Tanyanya menyandarkan tubuh bagian kananya ke dinding tepat di sebelah pintu rumahku.


Mataku yang menatap lurus, enggan menatapnya. Sama seperti tatapanku, rasanya mulutkupun juga enggan untuk menjawabnya. Bukan membenci, hanya saja aku tak tahu harus bersikap seperti apa. Aku berada dalam situasi penuh kebimbangan.

UNRESTRAINED || Yoon Jeong HanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang