Pt. 18 Please ~

1.2K 108 0
                                    













.
.
.
.
.
.
.














~Happy Reading ~






















Suga Pov

"Hah..",

Aku menghela nafas sesaat setelah sampai didepan pintu gedung putih mewah yang sudah didesain seperti acara pernikahan.
Yah tentu saja, tempat dimana mamaku akan menikah. Memikirkannya saja sudah membuat hatiku sakit. Hah..

"Masuk tidak ya?", tanyaku sendiri sambil kuperhatikan sekitar yang ramai sekali orang datang dengan penampilan resmi sama sepertiku sekarang.

"Baiklah, sebentar saja",

Aku putuskan untuk berjalan masuk dengan melewati beberapa karangan bunga berisi ucapan selamat atau yang lainnya. Entahlah aku tidak terlalu memperhatikan, lebih tepatnya peduli.

Kulanjutkan langkahku untuk terus berjalan sampai dimana kutemukan ruangan dengan papan bertuliskan "Pengantin Kim Si jin", spontan kulihat kedalam melalui kaca jendela bening itu.

Ramai sekali, ada beberapa teman artisnya yang datang mengucapkan selamat atau meminta foto bersama. Entahlah lagi-lagi aku tidak peduli, yang kulihat hanyalah senyuman bahagianya. Mamaku.

"Apa kau benar-benar bahagia sekarang ma?", tanyaku dalam hati dan tersenyum miris.

Aku mengetuk pelan pintu dan segera masuk. Suasana yang semula ramai menjadi sunyi, dan aku..masa bodoh. Mereka sepertinya paham dan segera keluar ruangan membiarkan aku berdua dengannya.

"Halo", ucapku formal sambil membungkukkan badanku.

"Kau datang sayang?", tanyanya dengan senyumannya. Astaga, aku ingin menyangkal tapi aku benar-benar merindukan senyuman itu untukku.

"Hanya untuk menggantikan papa", jawabku singkat. Menahan diri untuk tidak mengatakan sesuatu yang berlebihan dihadapannya.

"Tak apa, mama senang kau datang. Kau tampan sekali hari ini", pujinya sambil melihat penampilanku.

Yah kurasa, aku sedikit tampan hari ini. Memakai setelan tuxedo dengan dasi biru bergaris pemberiannya, dan kalau boleh jujur aku menyukainya. Aku menyukai hadiah dan pujiannya.

"Terimakasih, tapi ini biasa saja",

Aku masih cukup sopan untuk mengatakan kalimat ini tentu saja.

"Dulu kau imut sekali. Mata sipit, pipi gembul dengan senyum gusi menggemaskan. Mama selalu menahan diri untuk tidak mencubitinya kalau tidak kau akan terus menangis nantinya kekeke", aku masih menatapnya dalam diam meskipun ia menatapku dengan penuh kasih sayang.

"Mama juga selalu senang ketika menggendongmu dan menemanimu tidur, tapi sekarang kau sudah besar dan menjadi lebih dewasa. Mama tidak yakin masih bisa menggendong dan menemanimu tidur sekarang kekeke..",

"Hentikan bahasan tak berguna itu, itu semua sudah masa lalu", aku sendiri agaknya terkejut ketika mengatakan ini dengan begitu datarnya.

"Kau benar. Harusnya mama tau hal itu. Itu semua masa lalu. Mama hanya.. merindukanmu, maafkan mama",

Lihatlah karakternya masih sama seperti dulu, dia hangat dan sekarang pun begitu.

Tapi kenapa ..?

"Lalu, kenapa meninggalkanku?", tanyaku dengan tetap menatap matanya dan ia hanya bisa diam dengan badan yang agak terkesiap. Aku menyadarinya.

I'm Not Fine [SugaKookie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang