.
.
.
.
.
.
.~Happy Reading ~
"Kookie..kau bangun?”, tanya Eun ha seraya memandang sang anak kesayangan dengan tatapan berbinar yang berisikan desakan air mata bahagia.
“Kau benar-benar bangun anakku..hiks, akhirnya kau bangun. Bunda senang sekali”, ujarnya lagi dengan isakan kecil setelah melihat sang anak tersenyum tipis melihatnya.
“Apa yang kau rasakan sekarang? Ada yang sakit ? Bagian mana yang sakit ? Katakan pada bunda hum? Bunda akan panggilkan seokjin untuk menyembuhkanmu”, tanyanya beruntun yang hanya dijawab gelengan oleh sang anak.
Semua orang yang berada diruangan agaknya merasa lucu akan kalimat terakhir yang diucapkan Eun ha barusan. Ia sebenarnya tidak perlu memanggil lagi dokter anaknya itu, karena nyatanya Seokjin sudah ada disana sejak tadi. Mungkin saking bahagianya akan sang anak yang bangun dari koma, ia tak memperhatikan sekitarnya.
“Kau lapar? Ingin makan apa? Biar bunda masakkan untukmu”, tanyanya lagi yang juga dijawab sebuah gelengan ringan.
Meskipun tidak ada suara yang terdengar sebagai jawaban atas pertanyaannya, Eun ha tetap melanjutkan apa saja yang dipikirkannya. Hal yang ingin ia ucapkan pada anaknya yang sudah tertidur cukup lama.
“Kookie..bunda sangat merindukanmu, kookie merindukan bunda tidak?”, ucapnya dengan senyum lembutnya dan dibalas anggukan kecil untuk jawabannya.
Sepertinya sang anak masih belum punya tenaga untuk menjawab pertanyaannya. Jadilah ia hanya tersenyum.
“Sudah hampir sebulan kookie tidur dan mengabaikan bunda disini. Kookie tau hari ini hari apa? Ini hari ulangtahunmu sayang”, ucapan sang bunda sedikit mengejutkan jungkook. Dirinya tertidur cukup lama sepertinya.
Jungkook masih ingat ketika ia yang mendadak sesak napas setelah merasakan kepergian Suga kakaknya waktu pagi itu. Tentu Jungkook hanya pura-pura tidur, padahal dalam hati ia bersorak kegirangan karena kakaknya hadir dalam pernikahan ibunya. Namun setelahnya, hah.. tidak usah dilanjutkan. Bahkan Jungkook mengira ia akan mati mendadak saat itu.
“Ayah bunda, suga, paman choi dan bibi han juga datang menjenguk dan merayakan ulangtahunmu. Kau suka?”, tanyanya yang disambut sebuah senyuman yang lebih lebar darinya itu. Menyebabkan adanya sedikit embun dari masker oksigen yang dipakainya.
Jungkook sontak memperhatikan sekitarnya, dimana ada paman choi yang berdiri disamping bibi han memberikan sebuah senyuman hangat untuknya jangan lupakan mata yang agak bengkak seperti sehabis menangis, Jungkook tersenyum miris. Mereka pasti sangat mengkhawatirkan dirinya.
Oh jangan lupa seokjin dokternya yang berdiri berdampingan itu juga tersenyum lebar dengan cerah kearahnya walau sebelumnya agak merengut karena Eun ha melupakan dirinya lagi disana. Jungkook terkekeh lemah.
Kemudian ia beralih melihat kearah lain, dimana ada suga yang menatapnya sembari berjalan pelan kearahnya. Sang bunda yang paham kondisi, segera memeluk sang suami yang berdiri disampingnya, kemudian mencari posisi nyaman untuknya bersandar pada pundak lebar sang pasangan memilih memperhatikan interaksi keduanya.
“Kau baik?”, tanya suga pertama kali dan dijawab sebuah senyuman dari yang diajak bicara.
“Jangan selalu membuatku khawatir bocah, aku masih sayang jantungku untuk tidak melompat keluar saat melihatmu seperti tadi”, ujarnya lagi yang mau tak mau jungkook terkekeh kecil mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Fine [SugaKookie] ✓
Fanfiction~Complete End~ Aku tidak bisa membaca pikiranmu, jadi kemarilah..datang padaku dan katakan, aku akan dengarkan. . . . . . "Aku..ingin menyerah",