.
.
.
.
.
.
.~Happy Reading~
Ceklek
“Masuklah, Kookie.. ingin melihat kalian”, itu suara seokjin. Suara lirihnya mengundang orang-orang yang menunggunya semakin cemas.
“Ba-bagaimana kondisinya? Bagaimana kondisi anakku?”, tanya Eunha dengan ekspresi wajah khawatir dan mata membengkak sehabis menangis. Harap-harap mendengar kabar mengenai putranya dalam keadaan yang baik-baik saja sekarang.
Tapi yang ia terima sebagai balasan adalah sebuah gelengan dari lawan bicaranya. Dan kalimat yang keluar setelahnya terdengar begitu menipunya.
“Kookie..mungkin sudah sampai batasnya”, ujarnya sangat lirih bahkan dengan airmatanya yang tak segan untuk menetes.
“Ti-tidak mungkin..”,
Suga yang daritadi diam, buru-buru masuk yang kemudian disusul lainnya dibelakang.
“K-kak..hh..”, ucap jungkook lirih
“Iya aku disini.., kakak disini ”, jawabnya sambil memegang erat tangan kiri yang tampak lemah itu.
“Maaf ya..h.hh..lukisanku belum..hh..jadi”, ucap jungkook susah payah.
“Tidak apa, tidak usah memikirkannya. Sekarang pikirkan kondisimu dulu okey? Kau bisa menyelesaikan nanti jika sudah sembuh dan memberikannya padaku”, ucap suga lembut.
Jungkook tersenyum tipis mendengarnya. Apa mungkin ia akan menyelesaikan lukisan itu dan memberikannya langsung pada kakaknya? Benarkah? Ia hanya berharap waktunya bisa selama itu untuk bisa mewujudkannya.
"Sayang",
Jungkook yang mulanya melamun itu langsung memandang ayah dan bundanya yang berdiri disamping kanannya. Apalagi dengan sang bunda yang barusan memanggilnya tengah menatap sendu dirinya. Ah benar, ada mereka disini.
"Ayah..bunda..”, panggilnya lirih yang mengundang Eun ha semakin menggengam erat tangan kanan anaknya itu dengan air mata yang sudah mengalir deras. Eun woo yang berdiri disebelahnya berusaha tersenyum. Tidak baik menampilkan ekspresi yang sangat anak tunggalnya benci terlalu lama.
Jungkook kemudian mengalihkan pandangannya menjadi keatas, lebih tepatnya tidak mau memandang orang-orang yang disayanginya itu menangis. Karena sebaik apapun menutupi sebuah kesedihan, akan semakin sakit untuk orang yang merasakannya.
"Nak, apa yang kau rasakan?", Eun woo berinisiatif untuk bertanya pada anaknya yang hanya menatap kosong keatas. Ia terlalu takut. Ia benci dengan pikirannya.
“ Lelah..”, jawab Jungkook lirih membuat Eun woo dan semua orang disana menegang ditempat merasakan jantungnya yang berhenti sesaat. Hanya jawaban biasa dari orang yang baru saja merasakan sakit luar biasa tapi bisa membuat mereka merasakan maksud berbeda.
“Kau lelah ya? Harusnya kita tidak melukis tadi, kookie jadi capek begini. Maafkan kakak ya, sekarang istirahat hm? Kakak akan menjagamu disini”,ujar suga tanggap sambil mengelus surai hitam jungkook pelan.
Tentu siapa saja mengerti tanpa dijelaskan dua kali , bukan lelah seperti itu yang dimaksud jungkook. Suga hanya mengingkari mengerti, jujur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Fine [SugaKookie] ✓
Fanfiction~Complete End~ Aku tidak bisa membaca pikiranmu, jadi kemarilah..datang padaku dan katakan, aku akan dengarkan. . . . . . "Aku..ingin menyerah",