Malam ini turun hujan, suara rintikan hujan dan gemuruh petir mengisi heningnya apartemen Krist. Empunya apartemen sedang sibuk dengan laptop nya, hampir satu jam setelah ia makan malam, Krist memilih untuk berkutat dengan benda elektronik itu.
“Hah... “ Krist merenggangkan tubuh. Ia melihat Singto yang masih tidur lalu menghampirinya. Krist memegang pipi Singto yang masih hangat, kemudian beralih ke mangkuk yang masih berisi bubur. “Buburnya sudah dingin”
Krist pergi ke dapur untuk memanaskan bubur di oven dan membuatkan teh yang baru. Hanya butuh beberapa menit, ia kemudian kembali lagi ke kamar. Krist menepuk pelan pundak Singto. “Singto... Singto... bangunlah, kau harus makan lalu minum obat".
“Mmhhh... “
“Singto, ayo bangun dulu"
Perlahan Singto membuka mata, kepalanya terasa berdenyut, badannya berkeringat namun ia merasa dingin. “Kit... “
“Bangunlah dulu, kau harus makan dan minum obat"
Singto mengerjapkan mata pelan. Perlahan ia mendudukan diri, Krist membantunya memindahkan bantal sebagai sandarannya. Singto memperhatikan Krist yang sedang meniup sesendok bubur dan menyodorkannya padanya.
“Buka mulutmu"
Singto membuka mulut dan bubur yang disodorkan Krist itu pun masuk ke mulutnya, walau sedikit kesusahan karena bibirnya terluka.
“Apa masih panas?”
“Tidak kok"
Krist menyuapi Singto lagi perlahan karena ia tahu Singto sedang menahan sakit di bibirnya. “Singto... “
“Hm?”
“Um... tidak jadi"
Singto menatap Krist, ia tahu bahwa temannya itu mempunyai banyak pertanyaan untuknya. “Krist, a... “ Singto membuka mulutnya.
Melihat itu, Krist memasukkan sesendok bubur lagi ke mulut Singto, terus seperti itu hingga bubur yang Krist buat habis dan sekarang Singto sedang meminum teh hangatnya.
Krist memberikan dua tablet obat dan segelas air putih pada Singto. “Minumlah ini dan kembalilah tidur"
Singto meminum obat yang diberikan Krist. Setelah menelan obatnya, Singto kembali berbaring.
“Istirahatlah, kalau butuh sesuatu aku ada di ruang tengah" Krist berbalik. Namun belum sempat Krist melangkahkan kaki, tangannya ditahan Singto. Krist menoleh. “Apa?”
“Kau juga perlu istirahat”
“Aku akan tidur di ruang tengah, Aku tak mau ketularan sakit"
“Ayolah, aku tidak mau tidur sendiri. Aku janji kau akan tetap virgin saat bangun nanti"
“Apa maksudmu virgin?! Jangan bicara aneh-aneh!”
“Hmph... aku serius padahal” Singto menyibak selimut dan menepuk sisi kosong di sebelahnya. “Sini.. sini sama Om... “
Perkataan Singto sukses membuat Krist tertawa walau hanya sebentar. “ Hah! Jangan bicara begitu lagi, menjijikan"
“Hehe... “
Krist mematikan lampu dan berbaring di samping Singto, hanya lampu kamar menjadi satu-satunya penyerang di kamar itu. Ia menyelimuti dirinya dan mulai memejamkan mata. Suhu kamarnya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat juga apalagi tubuhnya yang terasa lelah membuat Krist hampir terlelap, namun seseorang yang banyak gerak disampingnya membuat Krist membuka mata dan menoleh.
“Singto, jangan banyak ger—“ Krist berhenti saat melihat Singto membuka kaos nya. “Hey kenapa buka baju?”
Kaos yang Singto pakai sudah terlepas, setelah itu ia kembali berbaring. “Aku keringatan”
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Chaser - [SK]
RandomMain cast : Singto + Krist + Fiat + Guy + Oaujun + Leo + Joss Side cast : Nammon + Sunny + Jay + dll... Genre : crime + action + BL summary : tim ini terbentuk belum lama dengan sedikit anggota, mereka bekerjasama menguak rahasia dibalik kejadian ak...