' Flashback '

297 43 1
                                    

FLASHBACK

Pertemuan pertama Singto dan Lev sejak perpisahan keduanya lima tahun lalu, sangat tidak mengenakkan. Lev yang ia temui saat itu sungguh berbeda total dengan ekpektasinya. Apalagi perkataan Tor tentang dirinya yang akan dijadikan Lev kedua, terus terngiang dalam kepalanya.

Dimalam saat ia pertama kali diajak melihat pekerjaan Ayah dan saudaranya. Bukan hanya terkejut dengan bagaimana Lev yang dulu begitu pendiam berubah menjadi pencabut nyawa yang keji dan haus darah. Ia makin tak menyangka saat melihat mata Ayahnya yang berbinar setiap kali belati yang Lev pegang mencabik, menyayat dan mengambil nyawa seseorang tak dikenal secara perlahan.

Hingga sampai rumah, Singto tetap diam. Ia dan Lev didudukan bersama di sebuah ruangan, sementara Ayah mereka mengambil sebuah botol kecil berisi beberapa buah pil dan memberikannya pada Lev.

“Minumlah, lalu istirahat" kata Jay.

Lev menerima botol itu lalu pergi ke kamarnya. Singto tetap di tempat, menatap penuh rasa tanya.

“Lalu... Singto" Jay duduk di samping Singto.

“Ya?”

“Bagaimana tadi?”

“Ayah... “

“Katakan saja"

Singto meremat kedua tangannya. “Apa yang tadi itu? Kenapa Ayah membiarkan Lev melakukan hal keji itu? Apa ini yang kalian lakukan selama ini?”

“Aku tanya ‘Bagaimana... ‘, bukan memintamu balas bertanya. Jadi, bagaimana tadi?”

“... mengerikan. Apa salah orang itu?”

“Dia membocorkan informasi pada seseorang dari media massa tentang pergerakan kami. Jadi sebelum media massa menerbitkan berita tentang kami, dia harus dibungkam terlebih dahulu"

“Informasi apa? Siapa yang Ayah maksud dengan kami"

“Ini dimulai sejak aku belum bertemu dengan ibumu. Sebuah organisasi menawariku untuk bergabung. Organisasi ini bergerak diam-diam, tapi tak lama lagi organisasi ini akan dikenal banyak orang, bahkan ditakuti”

“Organisasi apa?”

“Organisasi yang mendatangkan uang, organisasi yang menjadi tempat berkumpul orang-orang kuat. Dan sekarang... kau juga akan menjadi salah satu dari mereka”

“Hah? Kenapa aku"

Jay menghadap Singto, ia memeluk anaknya itu. “Dengar Singto... “

Jleb. Sebuah jarum suntik kecil menusuk pundak atas Singto, tepat di bawah tengkuk. Cairan biru dari jarum suntik kecil yang ditancapkan Jay, masuk dan menyebar. Singto merasa sakit dan kaku di bagian punggungnya. Matanya pun mulai berkunang dan pikirannya tetiba kosong.

“Singto... anakku... dengarkan Ayahmu ini. Kau akan mempercayai semua kata-kata Ayah. Kau akan melakukan semua yang Ayah minta. Kau akan menjadi anakku satu-satunya, tak ada yang lain. Dan tak ada yang akan menyayangimu selain Ayah" Jay memeluk Singto erat sambil terus membisikkan kata-kata itu.

Pikiran Singto yang semula kosong dan berkabut, seolah berjalan mengikuti suara Jay. Kata per kata masuk ke telinganya dan tersimpan dalam memori otaknya.

Jay melepas pelukannya, ia memegang kedua pundak Singto. “Tatap mata Ayah. Kau hanya punya Ayah, ingat! Kau hanya punya Ayah"

Kata itu terus berputar dan mengiang dalam telinga Singto, seolah tak mau hilang.

[END] The Chaser - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang