' The Appearance of 3 Detectives '

320 50 2
                                    

Di luar ruangan Joss, Leo dan keempat Chaser sedang berkumpul. Sejak Singto masuk ke ruangan Joss, Krist langsung jadi pusat perhatian Guy dan yang lainnya. Dia sekarang seperti kalkun panggang di tengah meja makan keluarga di perayaan Thanksgiving,  itulah yang Krist rasakan saat dikerumuni Leo, Oaujun dan Fiat.

“Jadi apa Singto cerita sesuatu?” Tanya Leo.

“Apa benar P'Singto anak dari pengikut Devyat'?” Tanya Fiat.

“Apa yang Singto lakukan kemarin sampai tidak masuk?” Tanya Guy.

“Apa yang kalian lakukan semalam?” Tanya Oaujun dengan alisnya bergerak naik turun.

“Hentikan alismu itu!!” omel Krist. “Hah... mungkin seperti ini rasanya artis yang dikerubungi wartawan setelah melakukan skandal. Ya ampun... “ batinnya.

“Krist... apa Singto terlibat dengan organisasi itu?” Leo bertanya dengan nada pelan.

Jika aku bilang kalau Singto pernah menjadi bagian Devyat', mereka akan mengecapnya sebagai tersangka. Dan jika aku diam saja, mereka akan semakin curiga... “ batin Krist berkecamuk.

“Krist... “

Krist menoleh pada Guy.

“Aku selalu merasa dia itu misterius. Bahkan kita yang teman satu timnya saja tidak tahu banyak tentangnya. Mangkanya kami bertanya padamu selaku sahabat Singto" lanjut Guy.

“Aku juga penasaran, selama di tim ini dia selalu berbuat seenaknya. Maksudku bukan dalam hal yang buruk, tapi ia seperti punya pemikiran sendiri" kata Oaujun.

“Krist... Kau tahu sesuatu tentang Singto, kan?” tanya Guy.

“Maaf, tapi aku pikir lebih baik kita tunggu Boss saja. Karena jika aku yang cerita, maka hanya akan timbul kecurigaan yang tidak mendasar. Aku yakin Boss dapat memberi keputusan yang terbaik untuk Singto dan tim ini" jawab Krist.

Sementara itu di ruangan Joss, Singto masih diinterogasi Joss. Suasana hening melingkupi mereka sesaat setelah Singto selesai menceritakan pertemuannya dengan Tor dan anggota Devyat' lainnya. Joss juga sempat terkejut mengetahui bahwa Singto pernah melakukan pembunuhan, apalagi itu pada Ayah dan saudara kembarnya.

“Jadi, Jay meninggal karena kau?” Tanya Joss.

“Dia menjadikan kami sebagai binatang aduan. Yang menang akan terus ia gunakan dan yang kalah akan mati”

.....

FLASHBACK

Sore hari di padang rumput yang luas di sebuah gunung. Dua laki-laki berumur 20 tahun saling berhadapan dari jarak yang tidak terlalu jauh, mereka berdua sama-sama menatap dengan sorot mata yang haus darah. Keduanya sudah bersiap dengan kuda-kuda dan pedang yang saling mengacung ke depan.

“Ayah bilang mentalmu sudah tidak bisa meniru pembunuh lagi, sebaiknya kau menyerah Lev"

“Kau pikir kau bisa menggantikanku, Singto?”

Keduanya berteriak, berlari ke arah satu sama lain, saling mengayunkan pedang saling mengajar satu sama lain hingga salah satu dari mereka terlentang bersimbah darah namun ia masih bernafas. Sebenarnya tak berbeda dengan Lev yang terlentang dengan penuh luka, baju Singto koyak penuh darah dan wajahnya juga penuh luka namun ia masih bisa berdiri menggenggam erat pedangnya yang berlumur darah saudaranya itu.

Jay, sang Ayah hanya menatap mereka dari jauh. Ia berdiri dengan tangan terlipat, seolah sedang menonton pertandingan gulat.

Melihat Lev yang tergeletak tak berdaya, Jay menghampiri Singto. “Singto, inilah kesempatanmu, bunuhlah dia. Ayah hanya membutuhkanmu, Singto, dan kau hanya punya Ayah. Jadi... lakukanlah... “

[END] The Chaser - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang