[END] The Chaser - [SK]

EPILOG : In Memory [END]

Krist duduk di sebuah bangku taman sebuah rumah sakit sendirian. Ia memangku sebuah buku agenda bersampul coklat dan sebuah bolpoin. Ia memandang ke depan dengan pikiran melayang ke kejadian 3 hari yang lalu.

. . .

Krist membopong Singto turun hingga ke lantai satu, Arthit berjalan di depannya menuntun Krist dan Singto ke sumber semua kegaduhan.

Dan saat mereka di tangga yang menghubungkan lantai paling atas dan lantai dua, mereka sudah melihat banyak tubuh terbaring di lantai dan di tangga dengan penuh luka tembak dan pukulan. Beberapa dari mereka berseragam polisi dan beberapa lagi berpakaian serba hitam.

Krist terus mengikuti Arthit hingga mereka berhenti di tangga yang menghubungkan lantai dua dan lantai satu. Terlihat bahwa kegaduhan masih berlanjut.

Krist dapat melihat Leo dengan wajah penuh lebam berusaha berdiri setelah mendapat tendangan dari dua pria berpakaian serba hitam. Ada juga Oaujun yang seperti kehilangan akal sehatnya, ia duduk di atas pria berpakaian serba hitam dan memukulinya tanpa ampun. Tak jauh dari Oaujun, Fiat terlihat kualahan melawan dua pria sekaligus yang membawa tongkat kasti.

Krist dapat mendengar Fiat mengomel pada Oaujun untuk berhenti memukul dan beralih membantunya.

Suara meja patah berasal dari pojok ruangan. Ada Kongpob dan Yong yang berhasil membuat dua pria berpakaian serba hitam terbang dan jatuh diatas meja kayu. Tak berhenti disitu, mereka berdua melanjutkan berkelahi dengan pria berpakaian serba hitam lainnya yang menyerang mereka duluan.

"Benar-benar suasana yang... Um... berantakan" ucap Arthit.

"Lihat siapa yang bicara setelah apa yang ia perbuat!" Kata Krist sarkastik.

Tiba-tiba seseorang jatuh dari tangga lantai tiga dan mendarat keras di lantai satu. Sontak semuanya menoleh dengan raut wajah berbeda-beda.

"BOSS!!"

Leo berusaha mendekati Joss yang tergeletak tak sadarkan diri setelah ia jatuh. Namun lawannya tak mengijinkan dan berlanjutlah perkelahian mereka. Guy lah yang mendekati Joss dan memastikan Joss masih bernafas.

Begitu pula yang lainnya. Oaujun dan Fiat berlari mendekati Joss dan mengecek keadaan Boss mereka.

"Boss... " Krist, untuk yang kedua kalinya, merasa sesak di dada melihat keadaan Joss. Ia mendongak ke atas, seorang pria berambut putih, bersandar pada tangan tangga sambil menatap ke bawah.

"Itu dia... " kata Arthit. "Hai Ayah!" Sapanya keras.

Pria dengan keriput di matanya itu menoleh. "Oh hei anakku, kau disini rupanya. Bagus sekali kau baru muncul saat aku dan anak buahku di serang"

Leo, Oaujun dan yang lainnya menoleh pada Arthit dengan pandangan terkejut mereka. Mereka seperti berbagi satu pikiran yang sama, yaitu pertanyaan tentang kenapa Arthit dan Sunny bisa bercakap santai seolah telah lama mengenal.

"Oh apakah aku belum bilang kalau kami akan melakukan penyelidikan?" Tanya Arthit, walau ia sendiri tahu jawabannya.

"Kurang ajar! Kau tak bilang bahwa kalian akan melakukan penyergapan!" Seru Sunny dengan suara tinggi.