1

2.3K 55 0
                                    

Author pov

"iya.. Kain yang kemarin datang tidak sesuai sama yang saya pesan" Nami membereskan barang yang akan dibawanya. "emm.. Begitu?? Bisa dikirim ulang sore ini?? Baik.. Saya tunggu.. Terima kasih" Nami mematikan ponselnya dan keluar kamar.

"Pagi Ndaa.. Yahh.." sapa Nami saat berada di ruang makan dan melihat ada Humairaa dan Drian.

"kamu baru pulang subuh Na.. Masa udah mau berangkat lagi??" tanya Humairaa yang khawatir, karena belakangan Nami sering pulang pagi.

"Iya Nda.. Bulan depan Nami kan ngadain Fashion show.. Jadi lagi sibuk-sibuknya" jawab Nami.

"tapi kesehatan harus tetep dijaga" kali ini giliran Drian angkat bicara. Yayah nya itu memang selalu bersikap tegas tapi tetap sayang dengan anak-anaknya.

Yayah sedang menikmati kopi sambil melihat sesuatu di tablet nya.

"iyahh" jawab Nami lagi.

"Pagi yahh.. Nda.. Kak" ucap adik kedua ku, Mika.

"pagii" balas Nami dan Unda..

"kak.. Aku nebeng yaa" ucap Mika memelas padaku.

"kenapa? Tumben.. Biasanya sama Juna"

"kak Juna lagi off.."

"iyaa deh.. Tapi kakak mampir toko roti bentar nanti gapapa yaa?? Soalnya karyawan kakak pada lembur.. Kasian"

"iya gapapa.. Lagian acaraku mulai siang kok.. Ini mau ngecek persiapan aja" Mika bekerja sebagai produser di salah satu siaran televisi.

"eh.. Kakak nonton loh acaranya lucu banget"

"siapa dulu produsernya"

"iya.. Iya.. Percaya.. Produser perfectionist kaya kamu acaranya udah pasti berhasil"

"Udah.. Udah.. Cepet makan.. Jangan ngobrol" ucap Unda memotong pembicaraan Nami dengan Mika.

"iya Ndaa" jawab Nami dan Mika bersamaan.

.
.
.
.
.

Nami pov

Aku sudah sampai dikantor setelah mengantar Mika.

Tringg!!! Triingg!!!

Suara ponselku berbunyi. Aku langsung merogoh tasku, setelah ketemu langsung kutekan tanda terima panggilan.

"Haloo?? Iyaa.. Pokoknya kain yang pertama saya bilang itu.. Iya.. Pokoknya sore ini harus sudah dikirim yaa.. Okee.. " aku sedikit kesal karena pabrik tempat aku membeli kain salah mengirim kain yang aku pilih.

Akupun mematikan sambungan telfon dengan sebal.

"mukanya kenapa bete gitu?" aku terkaget dengan suara itu.

Dan ternyata Sakti, dia duduk menungguku di depan kantor.

"kok bisa disini??" tanyaku penasaran.

"iya.. Aku kangen kamu.. Kamu kalo mau ada Fashion show selalu lupa sama aku" keluhnya yang lalu menghampiriku.

"apaan sih lebay" ucapku sambil tersenyum.

"nih aku bawain cheese cake kesukaan kamu" Sakti memberiku kotak berisi kue kesukaanku.

"Yampun Sakti.. Aku juga udah beli ini.. Sama buat karyawanku" aku meringis menyesal, tidak tahu kalau sakti akan datang membawa kue.

Bahkan semesta juga tidak memberi tanda. Hehe

"yahh.. Teruss??" Sakti manyun.

"emm.. Gapapa nanti yang dari kamu aku bawa pulang aja buat Unda yaa"

Cinta Terakhir Namiraa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang