9

450 32 0
                                    

Erga pov

Setelah kejadian pacar Nami memukulku saat selesai acara Fashion show. Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan Nami.

Aku beberapa kali mengirim DM tapi tidak ada tanda-tanda dia melihatnya.

Perasaan tidak enak apa ini. Rasanya aku ingin berlari mencarinya.

Beberapa kali aku juga bertanya pada orang di kantornya tapi mereka bilang Nami tidak pernah datang.

Sepertinya aku menyukainya. Aku sangat merindukannya. Aku ingin melihatnya. Kenapa aku bisa menyukainya? Berkali-kali aku mencari alasan tapi aku tidak menemukan alasan itu. Yang ku tau hanya aku merindukannya.

Hari ini adalah hari liburku. Aku berjalan keluar rumah untuk mencari makan.

Betapa kagetnya aku melihat Nami berdiri diluar gerbang. Matanya sembab dan berair.

"boleh aku bicara?" katanya.

Aku mengangguk dan mempersilahkan dia masuk kerumahku.

"aku minta maaf untuk yang terjadi waktu itu.." ucapnya setelah duduk dikursi halaman rumahku.

"aku tidak ingat kamu berbuat salah sampai harus meminta maaf"

"aku minta maaf karena Sakti sudah memukulmu.. Dan aku minta maaf karena menyeretmu masuk kedalam hubunganku"

"untuk pacarmu memukulku tidak masalah, karena memang aku yang salah sudah mencium pacarnya.. Dan untuk masuk kedalam hubunganmu itu bukan kamu yang menyeretku tapi aku yang masuk sendiri"

"aku yang salah"

"Nami.. Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri.. Tidak ada yang benar diantara kita semua.."

"tidak Ga.. Aku yang seharusnya bisa jujur sama Sakti bukan malah mencari pelarian dan menyakiti kamu"

"aku tidak masalah dengan itu.. Lalu apa kamu baik-baik saja? Kamu juga terluka Nami!"

"aku yang membuat diriku sendiri terluka"

"tidak.. Kamu hanya mencari kebahagiaan.. Mungkin caramu saja yang salah"

"dari awal seharusnya aku bisa minta penjelasan mau dibawa kemana hubunganku sama Sakti.. Tapi aku tidak punya keberanian.. Dan akhirnya aku melarikan diri padamu dan akhirnya menyakitimu"

"lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apa kamu akan melarikan diri dariku juga?"

"maafkan aku Ga.. Pada akhirnya aku terus melukaimu"

"aku tidak masalah terluka"

"tidak.. Aku yang tidak bisa hidup sebagai pembuat luka"

"apa kamu akan melarikan diri?"

Dia mengangguk perlahan lalu beranjak. Aku memegang lengannya, tubuh kami berhadapan. Ingin rasanya kupeluk dia tapi apalah daya tangannya yang lemah berusaha melepas tanganku dari lengannya.

"ku harap kamu bahagia" ucapnya lalu pergi.

Gila! Bagaimana aku bisa bahagia jika kamu pergi meninggalkanku Nami? Kamu sungguh tidak tau bahwa akhir-akhir ini aku merasa bahagia karena mu.

Dan sekarang aku harus mencari dimana lagi bahagia itu kalau kamu meninggalkanku?

Entah kenapa hatiku rasanya sakit sekali. Dadaku sesak. Patah hati datang secepat ini padaku. Lengkap sudah derita hidupku.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sakti pov

"mama bener-bener mau Sakti pergi dari rumah yaa.. Oke.. Sakti pergi sekarang juga" kataku yang ingin beranjak kekamar dan mengemasi barang-barangku.

Cinta Terakhir Namiraa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang