2

704 36 0
                                    

"semuanya istirahat makan siang dulu yaa" ucapku pada semua karyawanku.

"baik bu" jawab mereka.

"lo gak mau ikutan??" tanya Fitri sahabat yang juga sekarang jadi admin di kantor kecilku ini.

Aku memikirkan ucapannya sebentar lalu menjawab. "enggak deh.. Gw masih kenyang"

"yaudah.." Fitri melangkah pergi.

"eh Fit.. Kain yang gw minta kemaren kok belum dianter juga yaa??" tanyaku yang membuat langkah Fitri terhenti.

"gak tau deh.. Coba lo telfon lagi" jawabnya.

"yaudah.. Maksih yaa"

"oke" kali ini Fitri benar-benar pergi.

Aku masuk kembali keruanganku dan bersiap menelfon pabrik tekstil untuk marah-marah.

Tapi saat aku membuka kunci ponselku malah ada telfon masuk dari pabrik tekstil itu.

"hallo" ucapku tanpa basa-basi.

"maaf bu.. Kami sudah di depan gudang" ucapnya dari sebrang telfon.

"oke.. Saya akan kesana"

Aku langsung mematikan sambungan telfon itu dan menuju gudang kantor yang ada dilantai 1 bagian belakang.

"gimana sih pak.. Kan saya bilang kemarin sore" aku menerocos sambil menghampiri 3 orang yang sedang menurunkan barang dari mobil pick-up.

"maaf bu.. Karyawan saya yang memilih kain bersama ibu sedang dirumah sakit untuk operasi kemarin.. Tapi tadi malam saya sudah membawa sample untuk bertanya padanya kerumah sakit" jelas seorang pria yang berdiri dihadapanku.

Aku terbengong melihat pria itu. Dia pria tadi malam yang menolongku.

"dilihat bu.. Benar atau tidak?" tanyanya lagi saat kain sudah ada di atas meja gudang.

Aku meraba kain itu lalu menggesekkan dengan ibujari dan telunjuk ke ujung kain.

"iya ini.. Tapi bukannya waktu itu sudah ditulis? Kok bisa salah kirim?" tanyaku lagi penasaran.

"maaf bu.. Sepertinya karyawan saya salah menuliskan type kain nya" jawabnya sopan.

Beda dengan semalam dia hanya bicara seperlunya.

"emm.. Oke.. Bawa sample kain lain gak?? Ada design baru yang butuh kain beda"

"bawa.. Sebentar saya ambil dimobil" pria itu berjalan menuju mobil.

"dia orang baru yaa??" tanyaku pada pengantar kain yang memang sudah menjadi langgananku.

"Pak Erga CEO baru bu.. Dia anak Pak Dirga sama istri pertamanya.." jawab salah seorang pengantar itu.

Aku mengangguk-angguk mendengar jawaban pengantar kain.

"ini bu silahkan dilihat-lihat" pria bernama Erga itu memberiku buku sample kain.

"emm gimana kalo ngobrol di caffe depan biar lebih enak" ujarku

Erga tampak berfikir lalu melihatku dan karyawannya.

"gapapa pak.. Biar kita yang turunin sama mas satpam" ucap salah satu karyawan Erga.

Satpam kantorku memang selalu siap siaga di belakang dan di depan kantor.

"yaudah" Erga pun menjawab.

Aku berjalan lebih dulu. Dan duduk di kursi halaman depan caffe, diikuti Erga.

 Dan duduk di kursi halaman depan caffe, diikuti Erga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Terakhir Namiraa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang