11

459 30 0
                                    

Sakti pov

Aku sedang fitting baju pengantin dengan calon istriku.

Saat aku melarikan diri 2tahun yang lalu, aku bertemu dengannya. Dia pasienku seorang atlet rhythmic gymnastic yang sakit ginjal. Namanya Dara.

Sebenarnya malam saat aku melihat Nami berciuman dengan si kampret itu aku pulang dari rumah sakit setelah meng-operasi Dara. Ayahnya Dara sendiri yang mendonorkan ginjalnya untuk Dara.

Aku bertemu dengan Dara lagi di swiss. Saat aku berjalan menyusuri tempat wisata aku melihat dia berdiri mematung dengan tatapan kosong.

Aku menyapanya. Dia bercerita kalau dia harus berhenti jadi atlet rhythmic gymnastic karena dia cuma punya satu ginjal.

Dia juga melarikan diri ke swiss. Aku juga bercerita tentang kisahku padanya.

Entah sejak kapan hubungan kami mulai dekat. Tapi dia gadis yang manis dan baik. Dia membuatku ingin terus bersamanya. Dia tau cara membuatku tergoda dengannya.

Dan akhirnya aku ingin menikahinya. Menikah, sesuatu yang dari dulu aku hindari dan sekarang malah akan aku lakukan.

Akhir-akhir ini aku memikirkan Nami. Bagaimana kabarnya? Apa dia sudah menikah dengan laki-laki itu. Tapi tidak mungkin. Kalau memang dia sudah menikah orang rumah sakit pasti tau.

Kalau di fikir-fikir aku juga salah dengan Nami. Dia butuh kejelasan dengan hubungan kami yang tidak sebentar itu. Tapi aku selalu menghindar untuk menjawab. Aku takut menikah saat itu.

Entah kenapa. Padahal aku dulu sangat mencintainya. Mungkin memang bukan jodoh.

Paling tidak aku harus menemuinya untuk meminta maaf.

"Titi.. Bagus gak??" tanya dara membuyarkan lamunanku.

Aku tidak percaya melihat dara memakai gaun pengantin sangat cantik dan manis.

"Tii.. Kok diem aja sih" dengan keimutannya Dara kembali bertanya.

"iya cantik Ra.. Kamu cantik banget deh pokoknya" jawabku.

"beneran?? Keliatan gendut gak??"

"nggak.. Kamu cantik"

"aku nanyanya keliatan gendut atau enggak.. Bukan cantik atau enggak" Dara menyun merajuk.

Ini yang aku suka dari dia. Dia memang kekanak-kanakan tapi dia lucu.

"kamu nggak keliatan gendut sayang.."

"terus keliatan gimana?"

"cantik kaya bidadari" ucapku lalu mengecup keningnya.

Dia tersenyum senang. "dasar gombal"

"tapi kamu suka kan"

"suka.. Banget" sahutnya tanpa ragu.

"kalo udah cepet ganti baju kita cari makan"

"siapp.. Tunggu yaa"

Aku mengangguk dan kembali menunggu Dara ganti baju.

Setelah Dara selesai kami pun pergi untuk makan.

.
.
.
.
.
.
.

"tii.." panggil Dara disela-sala makan kami.

"hmm" jawabku.

"sebenernya ada designer yang aku pengen banget gaun pengantinku dibuat sama dia"

"kamu mau pindah designer lagi? Ini udah yang ke 4 kalinya loh Ra.. Acara kita 1bulan lagi"

Cinta Terakhir Namiraa [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang