Erga pov
Sudah beberapa hari ini aku bolak-balik antara kantor-rumah-rumah sakit. Aku sudah terbiasa bekerja tanpa henti saat di Amerika.
Saat aku bekerja di perusahaan furniture dengan ijazah arsitek tentu saja hal yang gila. Aku tidak pernah belajar bahkan membuat furniture lalu bekerja di perusahaan furniture. Tapi aku bukan tipe orang yang mudah menyerah, apalagi berkata tidak bisa. Sebelum aku mencoba sampai berdarah aku tidak akan berhenti.
Maka aku menerima saja keinginan Ayah untuk menyuruhku meneruskan perusahaan. Meski aku tidak tahu tentang tekstil tapi paling tidak aku harus mencoba.
Triingg!! Tringg!!
Suara dering ponselku."hallo" aku menyapa orang diseberang telfon.
"Ga.. Kamu dimana??" suara Ayahku yang tidak familiar ditelingaku.
"di kantor"
"ayah dengar ibumu masuk rumah sakit"
Aku mengernyitkan dahi "dari mana ayah tau?"
"dari staf kantor"
Aku diam tidak menjawab. Untuk apa Ayah perduli entah ibu masuk rumah sakit atau bahkan meninggal. Dia bahkan bukan siapa-siapa lagi di hidup ibu.
"Ga.."
"hmm"
"ibu kamu sakit apa?" ternyata dia hanya penasaran bukan perduli.
"gapapa"
"gapapa kok masuk rumah sakit"
Aku mulai geram rasanya. Apa perdulinya coba sampai bertanya."gapapa"
"kamu serius?"
"iya" jawabku malah
"kalau ada apa-apa kasih tau ayah yaa"
Hah? Untuk apa aku memberi tau mu? Apa aku harus memberi tau mu ibu mencoba bunuh diri karena kamu. Ahh.. Rasanya kepalaku mulai sakit memikirkan kehidupan keluargaku.Aku mematikan sambungan telfon sepihak. Mencoba menarik nafas panjang dan membuangnya lega. Aku tidak ingin setres karena mereka. Aku sudah berusaha sejauh ini untuk tidak perduli dengan mereka.
Tingg!!
Nada pesan ponselku.Aku membukanya dan ternyata dari Ayah.
"ga.. Ayah kasih mobil buat kamu.. Jarak rumah kamu sama kantor kan jauh.. Kunci mobilnya sama Ardi yaa"
Isi pesan itu.Aku menutup mataku dan membuang nafas berat.
Triingg!! Triingg!!
Ponselku kembali berdering. Aku baru saja akan membantingnya kalau itu dari Ayah.Tapi ternyata bukan. Itu dari rumah sakit.
"hallo" sapaku
"hallo pak Erga.. Maaf pak saya perawat rumah sakit tempat ibu bapak dirawat"
"iya ada apa?"
"ibu bapak mengamuk pak.. Bapak bisa segera kemari?"
"iyaa.. Iyaa baik.. Saya segera kesana"
Aku segera bergegas menuju keluar kantor."pak.. Pak.. Maaf pak ini kunci mobilnya" ardi sekertarisku memberiku kunci mobil.
Aku mengambilnya lalu pergi.
Aku memang belum pernah punya mobil tapi aku bisa mengendarai mobil. Karena atasanku amerika dulu sering menyuruhku membawa mobil untuk pekerjaan penting.
Akupun melajukan mobil ku menuju rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
."pak Erga.. Ibu anda saya berikan obat penenang.. Paling tidak malam ini ibu anda akan tidur nyenyak.." dokter menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terakhir Namiraa [COMPLETE]
RomanceNamiraa adalah seorang designer pakaian. karirnya cukup mulus dengan banyaknya butik yang ingin bekerja sama dengannya. Dan dia memiliki kekasih bernama Sakti yang mencintainya. Sakti adalah lelaki yang sempurna. Tampan,mapan dan baik. Namun apakah...