Ting ! Ting ! Ting ! Ting ! Ting ! Ting ! Kalau dihitung bel panggilan itu sudah berbunyi sebanyak 100 kali lebih,jihyo memutar bola matanya malas menatap keruangan daniel yang memang tak jauh dari meja kerjanya,dengan langkah gontai,ia pergi keruangan daniel
"Ada apa daepyonim memanggil saya ?" Dengan susah payah ia bersikap formal pada bossnya itu
"Tidak ada,hanya iseng saja memencet tombol ini" muka datar dengan suara dingin seperti biasa,daniel dengan entengnya mengatakan hanya iseng saja,Tapi dengan sabar jihyo mengulum bibirnya untuk tersenyum paksa kemudian pergi keluar meninggalkan ruangan daniel
Sampai dimejanya,baru saja ia akan duduk suara bel panggilan itu kembali berbunyi,jihyo menghentakkan kakinya kesal lalu dengan wajah datarnya ia kembali keruangan daniel
"Ada yang bisa saya bantu daepyonim ?" Tanya jihyo ramah dan tak lupa senyum itu ia tampilkan,walaupun itu palsu
"Tidak ada,tadi tidak sengaja aku menyenggolnya" ucap daniel sekilas menatap jihyo lalu kembali berkutik pada berkas-berkas yang ada didepannya
Dengan langkah gusar jihyo kembali kemeja kerjanya,wajahnya kini sudah memerah menahan emosi,tangannya sudah mengepal kuat ingin menghajar wajah datar pria bermarga kang itu
Baru saja bokongnya akan menyentuh kursi itu,bel panggilan itu kembali berbunyi,jihyo menutup matanya menahan kesal atas kelakuan bossnya itu
Brak !!
"Jangan membuatku marah !" Jihyo menggebrak meja kerjanya itu lalu dengan langkah kaki lebar ia kembali keruangan kerja danielBrak !!
"Kang daniel-ssi !! Apa maumu hah ? Aku sudah bersikap formal padamu tapi selalu saja kau memancing jiwa singaku untuk keluar ! Jangan membuatku ingin mengacak-acak wajah datarmu itu boss gila !" Jihyo menggebrak meja daniel lalu menggerutu kesal seraya menarik kerah kemeja bossnya itu,sungguh kali ini jihyo sudah naik pitam dibuatnya"Singkirkan tanganmu ini dari kerah bajuku !" Daniel menatap tajam manik coklat milik gadis berambut pendek sebahu itu,kini wajah mereka berjarak beberapa centi saja
"Cepat katakan ! Apa maumu" ucap jihyo seraya menjauhkan dirinya
"Tidak sengaja aku memesan delivery pizza itu,aku sudah kenyang,kau makan itu" ucap daniel masih dengan wajah datarnya
Jihyo melirik sebentar kearah meja yang memang terdapat sekotak pizza disana,matanya berbinar lalu dengan seketika rasa marahnya itu lenyap seketika
"Benarkah itu untukku ?" Tanya jihyo antusias
"Cepat makan sebelum waktumu habis"
Mata jihyo kini tambah berbinar,ia memang belum sempat sarapan dirumahnya,makanya saat diberi bekal oleh jaebum ia merasa senang tapi daniel mengambilnya pagi ini,tapi syukurlah saat ini ia akan makan pizza,lumayan untuk mengganjal perut
"Boss baik" jihyo mencondongkan tubuhnya kedepan lalu mengacak pelan surai hitam pria bermarga kang itu,daniel terdiam membatu saat tangan mungil itu menyentuh kepalanya gemas
Ia bersusah payah untuk menahan senyuman itu,dengan segera ia kembali menampilkan wajah datarnya dan memilih untuk menatap berkas-berkas yang ada didepannya itu
"Whoaah enak sekali nyum nyum nyum" jihyo berteriak antusias saat gigitan pertama masuk kedalam mulutnya,ia seperti baru saja melihat makanan
"Ya !! Kalau makan ya makan saja,jangan berisik" suara dingin itu membuat kunyahan jihyo terhenti sesaat
"Arasseo-arasseo,aku akan menurutimu sekarang karna kau telah memberikanku pizza yang enak ini" jihyo kembali menatap antusias pizza itu,ia bertepuk tangan kecil saat gigitan demi gigitan itu masuk kerongga mulutnya,terlihat seperti seorang bayi yang menyukai makanannya
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE WITH CEO KANG || HYONIEL ❤ || (END) ✔
RomantizmApa hal yang wajar jika seorang sekretaris mencintai bosnya sendiri ? Atau lebih tepatnya mencintai CEO dari perusahaan tempat ia bekerja !! "Aku mencintainya ? Aah tidak-tidak ! Mana mungkin aku mencintai CEO angkuh sepertinya" Park jihyo gadis ber...