Sincerity | 4

5K 330 11
                                    

Happy reading 🤗
♡penjelasan & harapan♡

Hari terus berlalu, sudah lebih dari seminggu alzya tidak ambil pusing dengan kalimat Aska yang dianggapnya hanya bercanda. Mana ada laki-laki yang serius tetapi kalimatnya seperti itu. Alzya hanya tidak terpikirkan, kenapa Aska seperti itu.

Apa dia sedang berlatih untuk mengungkapkan perasaannya pada wanita? Lalu objek yang digunakan sebagai sarana latihan itu Alzya. Entahlah. Hanya Aska yang tahu maksud dari kalimatnya.

"Ca.. kamu kenapa sih? Aku ajak kamu ngomong dari tadi" ucap Vitra kesal karena melihat Alzya yanh hanya melamun.

"Ngomong apa tadi? Sorry, aku lagi mikirin sesuatu" ucap Alzya meminta maaf. Vitra hanya mengangguk.

"Mikirin apa sih? Soal bang aska itu?kenapa?" Alzya lansung melototkan matanya yang sipit karena suara Vitra yang besar

"Jangan keras-keras dong, malu tau. Menurut kamu gimana? Aku nggak perlu ulangi lagi kan kronologinya?"

"Iya Ca, nggak perlu ulang ke Aku. Tapi harus kamu tanyakan maksudnya Bang Aska Apa dengan kalimatnya itu. Itu seperti candaan"

"Masa aku harus tanya gitu sama Bang aska, yang ada nanti dia bilang 'kamu kegeeran Alzya' malu tau" Alzya kesal sendiri karena Vitra tidak memberikan saran yang bagus.

"Iya terus gimana coba, masa kamu buat sendiri kesimpulannya.. itu lebih salah Alzya"

Alzya terdiam mendengar penuturan Vitra, memang ada baiknya kita mengkonfirmasikan terlebih dulu. Tapi Alzya terlalu malu untuk bertanya kepada Aska apa itu serius atau hanya candaan.

"Kamu bawa bekal, Ca?" Alzya mengangguk membuat Vitra lansung tersenyum. Karena bekal yang disiapkan untuk Alzya dilebihkan untuk dirinya juga.
....

Sudah hampir 2 minggu Aska sibuk dengan dinasnya, membuat dia tidak sempat menghubungi Alzya. Dia ingin menjelaskan semuanya tetapi sepertinya tugas negaranya harus dia prioritaskan, dan mengesampingkan masalah pribadinya.

"Mikirin Persoalan Alzya?" Tanya Radit yang menebak dengan benar. Aska hanya mengangguk membenarkan

"Dia pasti marah kan, Dit? Secara apa yang aku bilang mengansung kalimat candaan" ungkap Aska membuat Radit hanya menggeleng tak percaya.

"Aku penasaran sama yang namanya Alzya itu. Iya sih aku tau namanya, tapi kan kalau orangnya aku belum lihat kayak gimana" ucap Radit yang membuat Aska lansung memperlihatkan foto yang ada digaleri handphone.

"Menurut kamu? Sebagai laki-laki normal?" Radit terkesima dengan wajah Alzya yang bisa dibilang sempurna di mata lelaki. Bermata sipit dengan kulit putih yang kemerah-merahan membuatnya lebih cantik

"Sempurna" ucap Radit jujur membuat Aska lansung tersenyum maklum. Pengakuan lelaki yang kesekian saat melihat Alzya melalui foto.

"Nanti kapan-kapan kamu kenalan sama Alzya, tapi kamu harus bawa Alita sekali. jangan sampai kamu jadi suka sama dia dalam waktu 5 detik" Radit hanya tersenyum saat mendengar kalimat Aska.

"Nanti kalau ada waktu luang, kamu juga harus jelasin sama Alzya apa maksud kamu malam itu." Ucap Radit sambil menepuk pundak Aska kemudian berlalu begitu saja.

Radit berjalan menjauhi aska karena dia merasa ada yang aneh pada dirinya saat melihat Foto Alzya. Entahlah dia juga tidak mengerti
...

Alzya masih ada di kampus karena masih mengikuti rapat kegiatan pengobatan gratis yang diadakan fakultas. saat handphone nya berbunyi dan menampilkan nama Bang Aska. Membuatnya enggan untuk menjawab karena sudah hampir 2 minggu ini Aska tidak ada usaha sekedar menjelaskan apa maksud dari kalimatnya malam itu.

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang