Sincerity | 14

3.1K 300 17
                                    

Kita buat cepat ya, sebelum berganti bulan cerita Alzya harus tamat 🤗
...
♡lelaki pilihan Komandan♡

Waktu terus bergulir, selalu berganti. Dan hari ini genap sudah 6 bulan Aska menjalani pendidikannya. Alzya kembali disibukkan dengan segala tugas kuliah dan kegiatan kampusnya atau kegiatan komunitas.

Terakhir mereka berkomunikasi 5 bulan yang lalu. Dan itu yang terakhir kali, rasanya tidak baik juga kalau selalu berkomunikasi tanpa ada ikatan yang sah.

"Kamu lansung pulang? Nggak bawa mobil" ucap Vitra saat mereka baru saja selesai menerima materi dari dosen

"Dijemput, abang pulang. Hari ini juga abang ada janji"

"Yaudah kalau gitu aku duluan ya. " ucap vitra sambil melambaikan tangannya. Dan sekarang aku akan berjalan menunggu didepan fakuktas atau didepan musholla. Menunggu kedatanga abang gantengku yang selalu mengantar-jemputku jika tidak sibuk.

"Alzya, kamu dicariin sama cowo. Didepan fakultas, pacarmu ya?" Alzya hanya tersenyum saat mendengar itu.

"Pacarku yang tidak akan mungkin menikahiku sampai kapanpun" ucap alzya membuat teman satu komunitas menatapku sedih. Karena apalagi kalau buka tanggapan miris "kamu tahu kenapa?" Tanya alzya padanya, yang dijawab gelengan kepala gadis berambut sebahu itu.

"Karna status dan derajat kalian tidak sama? Kamu kan anak seorang petinggi--"

"Bukan. Salah kamu, alasannya karna dia adalah Kakakku. Abang kandungku, permisi assalmu'alaikum" alzya lansung berlalu setelah mengucapkan itu. Sedangkan temannya itu mengernyitkan dahinya bingung.

"Kalau abangnya kan, Lettu Aldzi ya? Itu kayaknya bukan deh" gumam gadis itu yang sudah tidak didengar oleh Alzya sebab dia sudah berlari-lari kecil agar ceoat sampai.

Disana dia bingung sendiri kenapa yang menjemputnya bukan abangnya, dia bisa kenal dari belakang kalau itu abangnya atau bukan. Tidak mungkin kan, kalau itu adalah tentara muda yang diperintahkan ayahnya.

"Permisi?" Ucap Alzya pertama kali membuat Laki-laki yang membelakanginya lansung berbalik. Dan disana Alzya lansung diam, seakan oksigen disekitarnya menghilang entah kemana.

"Bang Aska?"

"Hai, apa kabar alzya?" Sapaan ramah dari aska membuat Alzya diam. Selama berbulan-bulan tanpa komunikasi dan sekarang laki-laki yang tidak pernah terpikirkan oleh Alzya hadir didepannya dengan senyum yang masih sama. Menawan

"Oh hai, apa kabar? Eh, aku kabarnya baik alhamdulillah" ucap alzya gelagapan membuat Aska terkekeh geli. Alzya memang belum berubah, masih selalu menggemaskan.

"Kabar saya baik, dan tujuan saya kesini jemput kamu. Maaf ya, mendadak" ucap aska membuat Alzya mengernyitkan keningnya. Bukankah yang akan menjemputnya abang aldzi, nya?

"Saya tunggu abang aja, bang aska bisa kembali. Maaf merepotkan" ucap Alzya lagi membuat aska mesem tipis.

Sepertinya Alzya belum periksa handphone, batin Aska.

"Kamu bisa periksa handphone kamu. Mungkin disana bunda, serta Abangmu pasti sudah mengirim kabar" alzya lansung mengambil handphone dan mengaktifkan data selulernya. Dan dilihatnya disana.. grup keluarga besarnya sangat ramai. Entahnapa itu pembahasannya, tapi satu pesan yang membuat Alzya lansung menitikan airmatanya.

Abang
Kamu lansung kerumah sakit, ayah sakit

"Alzya minta tolong" ucap Alzya dengan bergetar. Yang dijawab anggukan kepala oleh Aska dengan cepat. Tanpa memikirkan apapun, Alzya lansung duduk didepan disamping kemudi. Sambil terus berdoa dan airmata terus mengalir dipipi putihnya, pasti matanya akan bengkak sebentar lagi

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang