Sincerity | 12

2.9K 302 34
                                    

...
♡kebetulan?♡

Waktu terus bergulir, waktu IB Aska tidak bisa menghubungi Alzya yang ada dijakarta. Dia hanya bisa menghubungi orangtuanya, sebenarnya bisa dihubungi hanya saja Alzya yang tidak menjawab panggilan Aska. Pesan yang dikirim Aska sampai sekarang belum ada tanda-tanda sudah dibaca atau belum.

Alzya sedang sibuk dengan mengerjakan segala tugas dari dosen, atau hanya sibuk membaca buku diperpustakaan. Alzya memang sengaja tidak mengangkat telfon dari Aska, membaca chat Aska.

Bukan mengabaikan, bukan. Tapi Alzya tidak ingin menganggu pendidikan Aska. Karena dia sudah paham dengan pendidikan itu.

Hari ini dia ada kegiatan dengan komunitas Literasi, dia sendiri akan membawa motor matic yang hanya dipakainya di sekitaran kompleks.

"Bunda.. Adik pamit ya, Assalamu'alaikum" ucap Alzya dengan mencium pipi kanan kiri serta pungung tangan Dziya.

"Jangan pulang telat, jangan kenceng-kenceng bawa motornya. Itu motornya udah habis dipanasin sama ajudan ajudan ayah" ucap Dziya dengan mencium pipi kanan kiri Alzya dengan sayang.

Alzya mengangguk kemudian berlalu membuat Dziya menggelengkan kepalanya, kemarin-kemarin putrinya itu seperti orang yang tidak ada semangat hidupnya. Membuatnya harus memberikan semangat, maklumlah baru pertama kali.

"Mau kemana itu Adik, bun?" Tanya Alghy yang baru saja keluar dan melihat Alzya. Alzya lansung terhenti kemudian melihat kebelakang ayahnya menatapnya bingung.

"Adik mau pergi kegiatan, Yah. Dadah ayah." Ucap Alzya sambil mencium pipi Alghy. Dan berlari kemudian menyapa ajudan ayahnya.

"Kemarin-kemarin aja, nangis cuma karena Si Aska-Aska itu. Udah damai dia, bun?" Dziya hanya tersenyum membuat Alghy mengehela nafas lega. "Kalau belum damai juga, kak alghy datangin sayang" dziya hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Alghy tersenyum saat melihat Dziya, "program adik kecil, gimana sayang?" Ucap Alghy membuat Dziya melototkan matanya. "Sunyi loh kalau abang sama adik nggak ada dirumah" ucap Alghy menaik turunkan alisnya menggoda Dziya.

"Ada kunjungan dimana, kak?" Dziya mengalihkan pembicaraan. Membuat Alghy gemas dan selanjutnya "aww.. sakit kak" ucap Dziya saat Alghy sudah melepaskan tangannya dipipi putih Dziya.

"Alihin pembicaraan aja terus" ucap Alghy cemberut. Membuat Dziya tertawa melihat wajah cemberut Alghy. Seorang komandan yang terkenal galak di kesatuan.

"Malu ih kak, sama seragam. Udah, nanti telat. Ciya nanti siang baru pergi ke RS." Alghy yang mendengar itu lansung tersenyum penuh kemenangan.

Hari ini, Alghy akan pulang sore. Dia akan menjalankan misinya mengurung Dziya. Kebetulan hari ini Dziya tidak lama untuk ke RS

"Malam nanti ya, sayang. Kak Alghy pergi dulu. Assalamu'alaikum" bisik Alghy pelan ditelinga kanan kemudian berlalu meninggalkan Dziya yang terdiam dengan rona pipi yang tidak bisa disembunyikan

Dziya lansung melihat Alghy yang menatapnya juga, kemudian mengerlingkan matanya menggoda Dziya.

...
"Ca, kamu kesini naik apa? Mobil mu nggak ada" ucap Vitra yang baru datang dan melihat Alzya yang sudah sibuk.

"Aku bawa motor kesini, kan deket juga Ra" ucap Alzya sambil membaca susunan acara tanpa memandang Vitra. Alzya datang lebih cepat karena dia yang menjadi MC hari ini.

"Siapa yang jadi motivator kali ini?"

"Dosen di IAIN jakarta, ibu Hj. Khadija Islamecca" vitra hanya menganggukan kepalanya.

25 menit menunggu akhirnya kegiatan itupun dimulai juga, rasanya sangat sangat berbeda dengan kegiatan biasanya. mc dan pemateri membuat suasana lebih semangat, apalagi mengingat pertanyaan dari ibu hj. Khadija kepada Alzya

"Dek alzya sudah punya calon imam?" Membuat Alzya lansung diam dan keheningan menunggu jawaban Alzya.

"Belum ada, bu"

"Saya punya kesempatan ya, dek Alzya. Anak saya cowo" perkataan itu membuat semua orang lansung tertawa mendengar itu.

...

"Dek alzya, bisa bicara sebentar?" Ucap ibu khadija membuat Alzya lansung tersenyum dan menganggukan kepalanya. Duduk bersampingan membuat alzya canggung.

"Kamu masih kuliah ya? Katanya kedokteran, betul?"

"Iya, betul"

"Kalau ibu jalan-jalan kerumah kamu, boleh?" Alzya lansung menganggukan kepalanya dan tersenyum

"Nanti alzya bilang sama bunda kalau ibu mau kerumah."

"Sebentar.. ini foto anak ibu. Dia sekarang masih di Bandung, ikut pendidikan. Dia nggak laku-laku, dia" ucap ibu khadija sambil memperlihatkan foto laki-laki yang memakai PDU 1 TNI AU

Deg

Foto itu sangat familiar dimata Alzya, Dia Angkasa Dewantara Naratama atau sering Alzya panggil Bang Aska. Laki-laki yang membuat Alzya seperti orang linglung.

"Bang Aska.." lirih Alzya pelan membuat Ibu khadija menatap bingung kearah Alzya.

"Kamu kenal anak saya? Namanya Aska,dek" ucap khadija membuat Alzya hanya bisa menganggukan kepalanya. "Alhamdulillah, berarti nggak susah kalau udah kenal. Eh sebentar.. kamu adiknya Aji?anak pak Alghy?" Alzya hanya tersenyum kecil.

Ini hanyalah kebetulan, atau memang sudah takdir? Disaat Alzya menjauhi Aska. Tetapi dia dipertemukan dengan wanita yang berjasa dalam hidup Aska.

Alzya menjadi pendengar yang baik saat ibu Khadija terus berlanjut ceritanya.

"Sini dekat sama Ibu, kita foto bareng. Nanti biar ibu kirim sama Aska" alzya hanya menurut apa kata ibu khadija, 3 hasil foto yang diambil lansung dikirim oleh Ibu khadija ke WA Aska, yang hanya centang satu.

"Ibu ini udah bisa bayangin gimana cantiknya Adiknya Aldzi, ternyata lebih cantik loh. Baik pula.. nanti kamu jalan-jalan kerumah ya, ibu kesepian nggak ada temen dirumah" ucap ibu khadija saat dia sudah bersiap pulang. Karena sudah dijemput oleh supir.

"Iya bu, In syaa Allah Alzya jalan-jalan kesana" ucap Alzya sambil tersenyum.

"Assalamu'alaikum" ucap Ibu khadija sambil mencium pipi kanan kiri Alzya.

Alzya sudah diam, saat ibunda Aska sudah berlalu. Vitra yang melihatnotu sudah tersenyum penuh arti

"Udah ketemu aja, sama calon mertua. Ca" alzya lansung berdecak saat mendengar godaan Vitra.

"Udah deh, jangan mulai. Aku sama bang Aska itu nggak ada hubungan apa-apa. Kalau kamu lupa, aku ini hanya teman. Ingat Teman vitra" ucap alzya sambil menekan kata teman yang membuat vitra tersenyum geli.

"Sekarang memang belum ada hubungan apa-apa, kalau bang Aska udah Lettu juga pasti kamu dilamar Ca. Percaya deh sama aku" ucap vitra lagi sambil tertawa.

Alzya yang mendengar itu sudah mendelik kesal, niatnya ingin menjauhi Aska tetapi dia malah dipertemukan dengan wanita hebatnya Aska. Lembut lagi tutur bahasanya ibu khadijah

"Aku doain lah, kalian jodoh Ca."

Siapa yang tahu kalau semua itu menjadi awal kedekatan keluarga Naratama-syailendra. Alzya tidak tahu kalau dia akan menjadi salah satu kandidat calon menantu Naratama.

....

Double up malam-malam begini.
Maaf ya, lama update.

Vote 200 komentar 45, dilanjut ya readers.

Jangan lupa vote dan komentarnya 🤗

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang