Sincerity | 5

4.9K 331 14
                                    

Selamat membaca 😚🤗

♡ respon Alzya?♡

Suasana hening itulah yang terjadi di ruang tamu kediaman DanGrup1 Kopassus, setelah Aska mengatakan permintaan maaf kepada Alzya dan meminta Izin untuk meminjam nama Alzya agar didiskusikan dengan Allah Sang Pemilik Hati seluruh umat.

Aska terdiam menunggu respon Alzya bagaimana, kalaupun Alzya tidak mengizinkan dia akan tetap meminjam nama Alzya untuk mendiskusikannya dengan sang Rabb.

"Bang Aska jangan bercanda, Alzya masih sekolah." Ucap Alzya setelah diam. Tetapi disana Radit berusaha sekuat mungkin agar tidak terlihat bahwa dia merasa sedikit kecewa dengan sang sahabat. Niatnya yang hanya sekedar minta maaf malah berdampak seperti ini.

"Saya tidak bercanda Alzya, saya juga mengerti dengan situasi kamu yang masih sekolah. Saya juga sedang meminta petunjuk kepada Allah agar diberi kemudahan dan kepastian dalam pilihan saya ini." Ucap Aska panjang lebar.

Alzya masih tetap diam karena merasa itu bukan hak dia melarang perasaan orang atau kemauan orang lain.

"Bang, kita kenal hanya sekedarnya. Aku sendiri belum mengenal abang jauh. Dan Abang belum mengenal sikapku yang seperti apa" jelas Alzya

Disana hanya Radit yang menjadi bagai patung, hanya diam dengan segala kekecewaan yang dia pendam sendiri.

"Kita punya waktu yang panjang untuk saling mengenal satu sama lain, disaat hubungan kita sudah Sah nanti. Disini kamu hanya perlu mengizinkan atau tidak. Dan lagi pula saya tetap akan meminjam nama kamu Alzya sekalipun kamu tidak mengizinkannya" tutup Aska membuat Alzya menatapnya dengan tatapan tajam tidak suka dengan sikap Aska.

"Alzya capek, besok harus ikut kegiatan pengobatan gratis di Kampus. Jadi harus cepat istrahat. Bang aska sama Bang Radit, Alzya permisi" ucap Alzya sambil berdiri tetapi kalimat Radit membuat Aska dan Alzya menatapnya penuh tanda tanya

"Alzya, saya juga berniat ingin meminjam nama kamu untuk menjadi pilihan diantara yang terbaik nanti menjadi makmum saya. Maaf Aska kali ini kita bersaing untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Saya permisi" ucap Radit membuat Aska ikut permisi dengan wajah yang menahan amarah. Sedangkan Alzya dia masuk ke kamar mengabaikan panggilan sang bunda untuk makan malam.dengan wajah yang frustasi.

Diam, itu yang diterjadi di dalam mobil yang dikendarai oleh Radit. Aska terus menerus menghembuskan nafas beratnya, sedangkan Radit hanya bisa diam dan tenang setelah mengungkapkan yang menjanggal didalam hatinya.

"Maksud kamu apa, Dit?" tanya Aska dingin

"Tidak ada maksud apa-apa, hanya mengungkapkan apa yang sesuai dengan kata hati" jawab Radit tenang menatap sekilas Aska yang tegang.

"Kamu tahu sendiri kan, kalau Alzya itu perempuan yang sudah 3 tahun terakhir aku suka" ungkap Aska menyindir RAdit. Radit mengangguk

"Ya, aku tahu kok. Sejak praspa kamu sudah mulai suka sama Alzya, dan aku baru beberapa jam yang lalu aku menyukai Alzya dalam waktu 5 detik"

"Terus Alita kamu mau bawa kemana? Asal Kamu tau, Alzya itu tidak pernah dimusuhi oleh siapapun. Apalagi perihal laki-laki dia tidak pernah memiliki masalah seperti itu, tapi kamu yang nantinya akan menjadi biang kerok dari semuanya." Ungkap Aska dengan suara tegasnya dan menatap RAdit tajam

"Aku hanya meminjam namanya untuk didiskusikan dengan Allah, itu saja dan kamu pun sa-"

"Ya sama, tapi aku masih sendiri tidak dalam status punya pacar seperti kamu Radit. Kamu mau buat Alzya dicap sebagai perempuan perusak hubungan nya kamu dengan alita begitu?"

Radit hanya diam, karena dia berpikir bahwa Aska sedang emosi mereka bisa saja celaka jika dia terus menjawab pertanyaan yang menyudutkan dirinya. Aska merasa salah membawa teman, kenapa dia tidak pergi sendiri saja kalau akhirnya jadi seperti ini. Bersaing dalam artian tiada kepastian yang berarti.

"Aku minta maaf, kamu juga sudah membuatku kecewa Aska. Katamu hanya sekedar minta maaf kepada Alzya tapi nyatanya apa? Kamu meminjam namanya juga kan. Lalu apa bedanya dengan ku?"

Tanya Radit saat mereka sudah ada diparkiran kantor. Mereka sudah sampai dikesatuan mereka.

"Jelas berbeda Radit, dan kamu perlu dengar baik-baik. Kamu sudah punya pacar dan pacar kamu itu Alita yang notabenenya sudah mengenal kamu sejak lama. Dan kamu meminjam nama Alzya untuk didiskusikan dengan Allah? Kamu gila!!" ucap Aska lalu berlalu meninggalkan Radit yang hanya diam.

Aska pergi meninggalkan Radit sendiri, karena takut nanti dia akan memberikan bogem mentah kepada Radit yang teman satu lettingnya. Kan tidak etis bila dipanggil Komandan mereka dan ditanya.

Aska mengambil handphonenya yang ada disaku celana jeans, niatnya ingin menghubungi nomor Alzya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan

Suara operator membuat Aska memejamkan matanya frustasi, Aska sangat marah kepada radit yang membuat keadaan semakin sulit karena pengakuan nya. Apa yang bisa dibanggakan oleh Radit dia baru menyukai Alzya di 5 detik penglihatannya, sedangkan Aska dia sudah memendam perasaannya selama kurang lebih 3 tahun lamanya.

Ternyata benar peribahasa, musuh dalam selimut itu ternyata ada.
...

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian pengakuan Radit terhadap Alzya. Alzya lansung mengganti nomornya , dan memblokir segala hal yang berhubungan dengan Aska. karena tidak ingin diganggu oleh lelaki yang sama sekali membuatnya bingung.

Selama satu minggu itu pula, Alzya lebih memilih sibuk dengan urusan perkuliahan ketimbang dengan perasaannya. Kalau Alzya bisa jujur dia merasa ada yang hilang atau ada yang jauh dari genggamannya karena dia sudah tidak mendapat notifikasi dari akun media social Aska, ataupun pesan masuk yang menanyakan kesibukannya.

Tetapi Alzya percaya bahwa jodoh tidak akan pernah salah bertamu. Dan hal itu membuat Vitra yang menjadi greget sendiri dengan tingkah sang sahabat

"Kenapa lagi sih Ca? Kamu udah seminggu ini nggak semangat kayak biasanya lho" ucap Vitra yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Alzya.

"Salah nggak sih, tindakan aku? Kalau aku nggak blokir nomornya bang aska sama akun medsosnya?" tanya Alzya untuk yang kesekian kalinya kepada Alzya.

"Udah berapa kali sih aku jawab, salah Alzya S-A-L-A-H. Secara tidak lansung kamu memutuskan hubungan silaturahmi dengan Bang Aska" Alzya menatap Vitra dengan tatapan sendu

"Aku kan Cuma nggak mau diganggu, Ra. Belum habis dengan persoalannya Bang Aska, temannya Bang Aska juga ikut-ikutan ungkapin perasaannya sama aku diwaktu yang bersamaan. Gimana aku nggak frustasi coba" ucap Alzya membela diri, membuat Vitra menepuk jidatnya

"Frustasi, frustasi. Tapi ngga lansung blokir nomornya bang aska segala apalagi lansung sekaligus dengan akun-akunnya sekali. Nah ini kan, kamu yang galau sendiri kan karena bang Aska nggak kirim kabar sama kamu" ucap Vitra lagi.

Membuat Alzya lansung menutup wajahnya menahan tangis. Dia jadi serba salah dalam hal ini, dia hanya tidak ingin terganggu dengan masalah dewasa seperti itu, dia juga masih ingin fokus dengan kuliahnya.

Ya Allah, jika memang Bang Aska adalah jodohku makan dekatkanlah. Jika memang bukan, maka jauhkanlah dariku Ya Allah. Amiin
...

Kembali lagi bersama Alzya, dikasih komentarnya yang banyak ya.

Menurut kalian, tindakannya Alzya betul nggak sih? Kalau ada kelirunya kuy di coment 🤗🤗

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang