Sincerity | 16

3.3K 293 25
                                    

Happy reading 😊
...
♡sebuah Pernyataan♡

  Hari ini Alzya kembali ke kampus.. kondisi Alghy lebih baik dari sebelumnya, Aldzi belum juga kembali ketempat tugasnya karena sedang dalam masa cuti. Dia akan mengantar jemput Adik tercintanya, Alzya.

Kabar Aska, dia memang belum kembali ketempat pendidikannya. Karena dia sedang masa IB 3 hari. Dan hari ini rencananya dia akan kerumah Komandan Baret merah, menjenguk kondisi Ayah dari sahabatnya. Dan.. berbicara dengan Alzya tentunya.

"Kak Alghy rasa ada yang ganjil nggak sih, sama mimik wajahnya Aska waktu diRS?" Tanya Dziya menatap wajah sang suami. Alghy menutup buku yang dibacanya

"Kenapa? Mimik kecewa kamu maksud?" Dziya hanya mengangguk pelan. "Kalau memang dia punya perasaan lebih sama Adik, dia pasti datang."

Dziya yang mendengar itu hanya diam, Alghy pun kembali membaca buku dengan diam.

Sementara Alzya, dia sedang melamun seorang diri diteras Mushollah kampus. Melamunkan tentang laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya. Berkerja sebagai pilot.

"Kalian ketemu dulu, kalau ada kecocokan bisa dilanjut. Itu saran Ayah, Dik" ucap ayahnya

"Tapi kan ayah.. adik ini masih sekolah. Belum juga jadi sarjana kok udah nikah?"

"Abang nggak mau dilangkahin sama adik."

Perdebatan semalam masih terpikirkan oleh Alzya, bagaimana tidak dipikirkan.. Alzya sendiri belum ingin menikah, walaupun keinginan menikah itu sudah dari dulu ada.

"Kalau laki-lakinya nggak baik, gimana? Mending Bang Aska.. setidaknya Aku udah kenal walaupun nggak--" alzya yang berbicara melantur itu lansung terhenti dan memegang bibirnya sendiri dan menatap sekitar, memastikan bahwa tidak ada yang mendengar suaranya barusan.

"Kok jadi bicarain  bang Aska? Fokus.. Alzya, fokus. Itu udah zina namanya" ucap alzya kedirinya sendiri.

Halo assalamu'alaikum

Wa'alaikum salam, ini abang udah didepan. Males masuk banyak ceweknya

Adik kesitu

Alzya lansung bergegas menuju mobil abangnya, dan benar saja. Disana banyam sekali mahasiswi yang bercerita sambil tertawa lepas, dan Alzya mengulum senyumnya memikirkan Abangnya yang pastinya akan jadi gombal-gombalan mahasiswi.

...

Aska yang baru saja turun dari anak tangga dengan keadaan segar dan wangi, membuat khadija lansung menghentikan aktifitasnya.

"Mau kemana? Udah wangi banget" aska yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Mau kerumah Aldzi, pengen main ps" ucap Aska membuat mamanya mengernyitkan kening

"Oohh.. gitu, kalau Alzya nikah sama pilot itu kamu jangan peluk-peluk mama ya." Kalimat peringatan membuat Aska bergidik..

"Udah, mama berdo'a aja. Semoga Aska bisa sama Alzya" khadija hanya mengacuhkan.

Setelah berpamitan dan mencium tangan bau bawang mamanya Aska lansung membelah jalan pelan bertujuan keperumahan pejabat militer.

Alzya sangat tidak suka dengan keadaan sekarang, menemani Abangnya yang sedang asik melihat tempat latihan beladiri AD. Karena apalagi kalau dia menjadi tatapan oleh prajurit disana.

"Abang masih lama? Adik udah cape ini" keluh Alzya yang membuat Aldzi menatapnya. Dia memang merasa sangat lelah.. terutama lelah hati dan pikirannya.

"Bentar lagi Dik.." ucap Aldzi yang membuat Alzya hanya mengangguk lemah.

Sedangkan Aska yang memang sudah berniat akan kerumah Alzya, setidaknya dia bisa bertemu dengan Alghy kalau Alzya memang belum kembali dari Kampus.

"Permisi, bu.. ada tamu didepan" ucap art mengetuk kamar Alghy dan Dziya.

Disana terlihat Aska yang memakai setelan casual duduk diruang tamu menunggu tuan rumah, Alghy yang mengetahui bahwa Aska yang menjadi tamu lansung tersenyum. Membuat aska yang melihat itu ikut tersenyum.

"Aska tamunya, kirain siapa.." sapa Dziya pertama kali sambil tersenyum. Aska hanya tersenyum tipis.

Berbincang sekedar basa basi semata, Alghy memang sengaja berbasa basi terlebih dahulu.

"Bun, hubungin Abang. Bilang ada tamu yang mau ketemu sama dia" ucap alghy membuat dziya mengangguk.. ingin mengabari Aldzi tetapi Aska lansung mengintrupsi

"Izin Ndan, saya ingin bicara dengan Komandan bukan Aldzi" ucap aska membuat Alghy diam, kemudian menganggukan kepalanya.

"Jadi hal apa yang ingin dibicarakan?"

"Apa benar Alzya akan dijodohkan?"

"Benar.. tapi saya sendiri harus meminta pendapat Alzya. Karena dia yang akan menjalani bukan saya"

"Apa Komandan tidak masalah memiliki menantu yang memiliki resiko pekerjaan yang sama dengan komandan?"

Alghy yang mendengar itu hanya diam, kemudian menatap tajam Aska sebelum menjawab pertanyaan Aska
"Tidak. Tidak masalah.. saya akan merestui kalau memang itu adalah jodoh dari putri saya"

"Saya memiliki niat ingin melamar Alzya, tetapi saya sadar diri. Karena saya masih ada dalam ikatan dinas, dan pendidikan sekarang ini. Tapi saya akan melamar Alzya saat balok dipundak saya sudah bertambah, Komandan" ucap Aska tegas dengan tatapan serius kepada Alghy. Rasanya sudah hilang aura menakutkan dari wajah sang Komandan yang memiliki tatapan tajam

"Kenapa kamu bisa yakin? Kamu tahu kan.. hati manusia itu selalu berubah"

"Insyaa Allah saya yakin. Saya akan merayu kepada Allah agar selalu menjaga hati saya kepada Alzya. Saya juga akan menunggu Alzya selesai dengan sekolahnya, karena dia dengan saya memiliki banyak cita-cita dan impian" ucap Aska lagi membuat Alghy menganggukan kepalanya.

"Orangtua saya berniat ingin mengkhitbah Alzya terlebih dulu. Setidaknya sudah terikat, tapi saya sendiri yang belum ingin mengingat saya masih pendidikan dan Alzya juga masih kuliah Komandan" disini Alghy lebih banyak diam.. dia ingin mendengarkan kalimat serius Aska.

"Tapi jika memang saya dengan Aska tidak memiliki garis jodoh, Insyaa Allah saya akan melepaskan. Tapi jika Allah memang sudah menggariskan jodoh saya adalah Alzya, saya akan memperjuangkan alzya"

"Kamu sudah bicarakan ini dengan Alzya?"pertanyaan Alghy yang dijawab dengan gelengan kepala oleh aska

"Saya ingin bicara terlebih dulu pada Komandan.. karena sebelum membeli permata sudah seharusnya bertanya terlebih dulu pada pemiliknya" jawaban Aska membuat Alghy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Kalau saya boleh tau, sejak kapan kamu menyukai Alzya?"

Aska terdiam dengan pertanyaan itu, Dan Alghy masih menunggu jawaban yang diberikan Aska

"Mungkin Komandan tidak percaya dengan jawaban saya, tapi saya tertarik dengan Alzya sejak upacara Pelantikan waktu itu. Semua laki-laki normal pasti akan tertarik dengan Alzya, dalam waktu 5 detik" kali ini Alghy tertawa mendengar jawaban Aska yang dianggapnya berlebihan, apa begitu pesona sang anak sampai bisa membuat laki-laki tertarik di 5 detik pertemuan?

"Kamu tahu dari mana pesona anak gadis saya, sampai bisa memikat dalam waktu 5 detik?" Ucap Alghy berbisik dengan mencodongkan tubuhnya kepada Aska. Aska diam

"Dari bundanya, dia memiliki sejuta pesona dari sang bunda. Tapi tingginya dia ikut gen saya" kali ini mereka berdua tertawa bersama. Alghy tertawa  begitupun Aska. Sampai suara pintu terbuka membuat Alghy tersenyum melihat siapa yang datang, sedangkan Aska lebih terdiam kaku.

Jantung pliss, kali ini kita harus berkerja sama

...

Siapa hayo.. yang buat Aska senam jantung? 🤭

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang