Sincerity | 10

4.2K 310 17
                                    

♡Pamit♡
...
Hari terus berlalu, kasus yang terlibat Alita dan Arina tidak dilanjutkan. Karena Alghy sudah mencabut tuntutan dan memilih jalur damai.

Sebab apa alghy memilih jalur damai, karena Alzya. Setiap hari, setiap jam Alzya selalu merayu dan membujuk Alghy agar membatalkan kasus tersebut.

Sekarang ini Alzya dengan manja memeluk lengan kekar Ayahnya yang asik membaca berita di Telegram.

"Ayah, Abang kapan cuti? Udah hampir 4 bulan lho Abang nggak pulang kerumah" ucap Alzya membuat Alghy menatap lembut putri bungsunya itu sambil tersenyum tipis

"Abang masih ada misi, nanti juga pulang kalau dapat cuti sayang. Kenapa kangen sama abang?" Yang dijawab anggukan oleh Alzya membuat Alghy tertawa

"Dik.." Alzya yang masih asik bersandar dibahu Alghy lansung mendongakan kepalanya

"Si Aska kok udah nggak pernah kesini? Lagi marahan ya sama Aska??" Alzya lansung duduk menghadap Alghy membulatkan matanya yang sipit

"Kok Ayah nanya gitu?" Tanya Alzya panik membuat Alghy tersenyum usil.

"Kenapa? Ayah kan cuma tanyain calon suami kamu. " pipi Alzya lansung merah karena malu. Alghy yang melihat itu lansung tertawa keras

"Pipinya merah, Adik suka ya sama Aska?" Alzya lansung menggeleng dengan cepat.

Kabur Alzya, kabur ronta hati Alzya. Dengan cepat dia berlari menghilang tapi baru beberapa anak tangga, Alzya kembali lagi dan mengambil cokies kacang yang didepan Alghy.

"Adik.. itu punya ayah"

"Ayah minta lagi sama bunda" Alghy hanya tertawa mendengar itu. Dziya yang mendengar itu hanya tersenyum geli melihat Alghy yang tertawa karena berhasil menggoda Anak gadisnya

"Kak Alghy nih, usil ya sama anak sendiri." Dziya mencubit pinggang Alghy yang membuat si empunya menggeliat

"Yah kalau nggak bener, kenapa coba Adik malu-malu gitu. Sayang?"Dziya hanya bisa diam. "Kamu udah siap gendong cucu? Kita nikahin aja Adik sama Aska itu"

"Nggak. Sekolahnya Adik nggak bisa putus ditengah, lagian Aska belum tentu suka sama Adik"

Alghy hanya menganggukan kepalanya pelan. Alzya yang ada didalam kamarnya mengontrol debaran jantungnya yang berdetak 2 kali lebih cepat.

"Ya Allah, kenapa jantung Alzya?" Ucap Alzya pelan sambil memegang dadanya.

Alzya memegang pipinya yang daritadi kata ayahnya merah, mengusap pipinya dengan tisue agarrona dipipinya hilang. Belum juga jantung Alzya berdetak normal, benda pipih yang tida jauh dari duduknya berdering

Bang Aska

Ya Allah, waktunya nggak tepat, Alzya mengusap layar handphonenya dengan menarik nafas agar menetralkan jantungnya

"Assalamualaikum, Alzya" suara yang membuat jantung Alzya kembali berdetak dua kali lebih cepat. Alzya merasa gugup saat mendengar suara Aska yang berat dari seberang

"Wa'alaikum salam warrahmatullah, eh iya Bang." Alzya gugup membuat Aska lansung tertawa pelan disana. Alzya lansung mengulum senyum saat mendengar tawa Aska.

"Kamu sibuk nggak? Libur hari ini kan, Ca?"

"Iya libur Bang, nggak sibuk kok. Ini ada dirumah, ada ayah juga sama bunda dirumah."

"Nanti sore kita jalan berdua mau?" Tanya Aska membuat Alzya kaget

"Berdua? Bertiga aja gimana? Alzya sama Vitra, Bang aska juga boleh panggil temen" ucap Alzya bernegosiasi.

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang