Sincerity | 13

3K 295 21
                                    

Happy reading, selamat bermalam minggu
...
♡keluarga Naratama♡

satu bulan setelah Alzya bertemu dengan mamanya Aska, dia sangat jarang keluar rumah. Hanya sesekali saat dia ingin pergi ke toko buku atau bertemu dengan Alzya.

Malam ini, Alzya duduk dibalkon kamarnya. Sambil memegang handphone, sekedar menonton video receh atau kajian. Mengabaikan pesan yang dikirim Aska untuk yang kesekian kalinya, disaat Aska diizinkan bisa memegang handphone.

Drrt..
Bang Aska
Send photo

Kamu ketemu mama? Dimana?

Alzya tertegun membaca isi pesan Aska, dan juga foto yang dikirim Aska. Itu foto dirinya dengan ibu khadija waktu itu.

Bang Aska
Ca, saya tahu kamu ada disana

Waktu ibu Bang Aska jadi motivator dikegiatan bulan lalu

Bang Aska
Mama cerita apa? Bukan aneh-aneh kan?

Alzya lansung terkikik geli membaca pesan Aska, dan lansung diam saat melihat panggilan video dari Aska. Dia tidak akan angkat panggilan itu.

"Angkat aja, udah lama juga" gumam Alzya pelan sambil menggeser tombol hijau dilayar pipih.

Aska lansung tersenyum saat panggilan video itu sudah terhubung, tetapi yang dilihat hanyalah langit-langit kamar bukan wajah cantik Alzya.

Ngajak VC buat hilangin kangen, ini malah langit-langit kamar yang dilihat batin Aska pelan sambil berdehem kemudian mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum" nada yang dikeluarkan Aska sangat riang berharap kalau Alzya mendengar itu lansung menampakan wajahnya.

"Wa'alaikum salam, Bang Aska apa kabar? Pendidikannya lancar?" Suara lembut Alzya membuat Aska lansung tersenyum senang.

"Alhamdulillah baik dan lancar, gimana kabarmu? Kuliahmu bagaimana?" Pertanyaan yang keluar itu sangat lembut untuk suara berat laki-lakiyang membuat jantung Alzya berdegup lebih kencang.

"Alhamdulillah. Bang aska maaf cukup dengar suara Alzya ya" aska yang mendengar itu lansung tertawa pelan membiat Alzya mengulum bibir tipisnya tersenyum.

"Iya, tidak perlu minta maaf. Oh iya, kok bisa ketemu mama? Foto berdua lagi" ucap aska dengan nada penasaran yang membuat teman-temannya yang ada didekatnya saling bertukar pandangan.

Pasalnya, malam ini Aska lebih terlihat bahagia dibanding malam-malam yang biasanya bisa dibebaskan memegang handphone.

"Oh sebulan yang lalu itu tante khadija isi kegiatan di organisasi dan kebetulan Alzya hadir dan jadi MC, mamanya Bang Aska lembut ya, baik cantik lagi" ucap alzya sambil tersenyum.

"Syukurlah kalau beliau baik, mama cerita banyak loh soal kamu sama saya" ucap aska membuat alzya gugup, cerita apa saja. Semoga saja itu hal-hal baik.

"Ibu khadija cerita apa, Bang?" Tanya Alzya pelan.. Aska lansung mesem geli mengingat pembicaraannya dengan orangtuanya.

Dia baik, cantik nya nggak usah ditanya. Mama mau kalau dia yang jadi menantu mama.

Papa juga mau dia jadi menantu papa, kamu suka kan sama gadis itu?

Kaalau Aska nggak suka, berarti Aska bukan laki-laki normal. Cantik gitu

Alzya yang tidak mendengar suara Aska lagi mengambil handphone dan menatap layar itu dan jantungnya semakin berdetak saat Aska meliahatnya sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi dan putih.

"Mama sama papa, mau jadiin kamu menantu. Gimana, mau nggak?" Ucap Aska sambil tersenyum. Aska menatap wajah diam Alzya. "Alzya?"

Alzya sudah tersadar dari keterdiamannya dan dilihatnya Aska sedang malihatnya intens. Alzya lansung mengerjapkan mata sipitnya pelan, membuat Aska terkekeh geli.

"Astahfirullah, ada apa bang Aska? Bang Aska tanya apa?" Ucap Alzya membuat Aska lansung tersenyum

"Mama sama papa mau kamu jadi menantu mereka, kamu mau nggak?" Tanya Aska membuat Alzya lansung terisak pelan membuat Aska bingung.

"Kamu kenapa Ca? Kok nangis?" Tanya Aska serius yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Alzya tapi masih terisak kecil.

"Aku salah ngomong, ya?"gumam Aska pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Alzya mau selesai dulu, Alzya mau jadi dokter dulu." Ucap Alzya sambil terisak pelan membuat Aska lebih teliti mendengarkan.

Alzya melihat Aska yang lansung menganggukan kepalanya cepat.

"Saya juga kan belum naik pangkat, ini juga masih pendidikan. Tapi kamu mau kan?" Tanya Aska gemas lebih ke yang memastikan sebenarnya. Bukan jawaban yang didengar Aska melainkan isak tangis yang semakin terdengar dan panggilan video itu lansung terputus.

Alzya lansung mematikan sambungan dan menutup wajahnya dengan tangan. Agar tidak didengar suara isak tangisnya, Alzya sendiri tidak tahu kenapa dia menangis.

...
Aska bingung sendiri, kenapa Alzya tiba-tiba menangis. Apa kalimatnya ada yang salah? Dia hanya bertanya mau tidak jadi menantu orangtuanya.

Radit yang melihat Aska kebingungan membuatnya mengernyitkan dahinya. Bukannya tadi dia senyum-senyum sendiri, dan sekarang dia terlihat kebingungan sendiri

"Kenapa kamu Suh?" Aska yang mendengar suara Radit lansung melihat dan menghela nafas berat.

"Aku buat alzya nangis" Radit yang mendengar itu lansung melotot kaget

"Hah? Kok bisa?"

"Aku nanya ke Alzya, dia mau nggak jadi menantu keluarga Naratama. Eh dia lansung kaget, kan aku hanya nanya"

"Gila kamu. Kamu tahu sendiri kalau Alzya itu polos banget. Ya jelas dia nangis lah"

"Tapi kenapa dia nangis, coba?"

"Kalau bukan terharu berarti takut atau shock gitu."

"Emang gitu?"

"Kalau menurut aku dia itu shock gitu, dia nggak pernah pacaran. Kan?" Aska menggagukan kepalanya " dia shock itu"

Aska mengernyitkan dahinya, Radit hanya menepuk punggung Aska

"Berjuang lebih keras. Dia yang pertama kali dekat sama laki-laki"

Aska hanya bisa menganggukan kepalanya pelan, dia memang perlu usaha lebih keras. Menaklukan hati perempuan seperti Alzya yang belum pernah dekat laki-laki.

"Kalau dia nangis karna terharu bagus lah. Tapi kalau dia nangis karna takut, ah pasti dia akan merasa bersalah skali.

...

Sincerity [END] Tersedia EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang