10 | Sengketa

65 18 9
                                    

'Gue jadi tambah yakin, Man, kalo lo marah sama gue'

"Hei, Rein, kok malah bengong sih?" tanya Nadeo yang kini duduk disampingnya.

"Ha? Apa?" jawab Reina sadar dari lamunanya dan segera mematikan ponselnya kemudian memasukkanya kedalam kantong baju.

"kenapa bengong? Ada masalah?" tanya laki-laki itu dengan tatapan teduhnya.

Nadeo adalah laki-laki yang supel, dia terkenal dengan mata teduhnya dapat menghipnotis perempuan yang ditatapnya bahkan, adek kelas banyak sekali yang sudah baper gara-gara biusan mata teduh Nadeo, kecuali Reina dan teman-teman OSIS perempuan lainya, yang sudah kebal dengan tatapan maut Nadeo.

Raina diam sejenak,

"Halo gaiss," sapa Binar yang baru datang dengan membawa satu cup jus Mangga kesukaanya. "maaf ya baru dateng, oh iya, ini LPJ gue udah jadi."

"Darimana aja lo? untung Ibra si ketos belom dateng."

"hehe ... itu tadi dari depan ngobrol sama Amanda bentar abis beli ini," jawab binar seraya mengangkat cup jusnya lalu meminumnya.

Mendengar nama Amanda sontak membuat Reina menoleh ke arah Binar yang sekarang sedang menyeruput jus mangganya.

"Dia izin katanya lagi gak enak badan makanya gak bisa ikut kumpul," ujarnya sambil mengaduk-aduk jus mangganya dengan sedotan.

"Amanda masih di depan?" tanya Reina tiba-tiba.

Binar mengangguk mantap sambil menyodorkan kliping berisikan Laporan pertanggungjawabannya pada Reina.

Reina langsung menerima kertas itu lalu dengan cepat Reina memasukkanya kedalam tasnya beserta barang-barangnya yang lain.

"Lo mau kemana, Rein?" tanya Nadeo bingung melihat Reina mengemasi barang-barangnya.

"Gaue ada urusan, gue balik dulu ya. urusan laporan biar gue kebut nanti malem, yang penting laporan aja ke gue," ujar gadis itu dengan raut muka tidak tenang, dengan langkah cepat Reina segera meninggalkan ruangan OSIS tersebut.

"kenapa sih dia?" tanya Gita.

Binar menggendikkan bahunya,"gak tau juga, nanti coba gue tanya."

🍭🍭🍭

Dema duduk santai diatas jok motornya, disampingnya ada Ari dan Bagas. Ada juga beberapa teman sekelas mereka.

Sudah menjadi kebiasaan untuk anak Otomotif, bukanya langsung pulang saat bel tanda pulang berbunyi. mereka malah memilih asyik mengobrol di parking lot. Dan topik yang dibicarakan pun kadang sangat tidak masuk akal. Dasar cowok.

"Eh, Dem lo chatting-an sama Reina ya?" tanya Bagas tiba-tiba.

"Enggak kenapa emangnya?"

"Bohong kan loo, ngaku aja!" ujar laki-laki tersebut sambil membenarkan jambulnya di kaca spion.

"Bohong apanya gue aja gak punya nomornya."

"Kalo lo save nomornya, ya pasti lo punya lah."

"Maksudnya? "

"Udah deh ga usah ngelak, jelas-jelas gue tadi liat room chat lo sama Reina dua hari lalu di hp lo."

Dema segera mengecek aplikasi Chating dan segera ia mencari roomchat yang di maksud Bagas.

"Maksud lo yang ini? " ujar Dema menyodorkan hp-nya pada Bagas

"Ini kemaren dia yang miss call gue, trus gue tanyain. Malah gak di bales sama dia," jelas Dema kemudian.

No EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang