Reina melepas helm dan mengulurkanya ke Dilan "Makasih ya, udah mau nganter gue pulang."
"Iya, sama-sama," jawab Dilan menyunggingkan senyum sambil meneriman helm yang diulurkan Reina.
"Oh iya, Rein, gue mau kasih ini ke lo," ujarnya menyodorkan sebuah amplop berwarna merah muda.
"Apa ini?" tanya Reina bingung sambil menerima amplop itu.
"Nanti lo bakalan tau sendiri," ucap Dilan sambil memakai helmnya lalu menyalakan mesin motornya.
"Gue pulang dulu, Rein," ucapnya kemudian dan langsung meninggalkan Reina yang kelihatan bingung dengan amplop yang ia pegang.
Beberapa detik setelah Dilan menghilang dari hadapan Reina.
Reina menaikkan dua bahunya. Rasa penasaranya hilang begitu saja dengan isi amplop itu, ia memutuskan menyimpan amplop itu di dalam tasnya dan segera ia masuk kedalam rumahnya.
Keadaan Reina kini jauh lebih baik daripada tadi pagi. Pasalnya masalahnya dengan Amanda telah selesai dan itu sangat membuat Reina bahagia. Tidak ada yang perlu dirisaukan lagi sekarang.
"REINA PULANG," teriak Reina membuat kaget Nuri, mama Reina, yang sedang menata makanan dan minuman kemasan kedalam kulkas.
"Reina! kalo masuk rumah itu ucap salam bukanya teriak-teriak. Untung mama gak punya riwayat sakit jantung ya," omel Nuri.
"Ehe ... Maaf, Ma Reina lupa," ringis Reina menghampiri mamanya.
"loh, Ma, kok cemilan sama susu kotaknya banyak banget, Mau ada acara apa?" tanya Reina melihat mamanya yang sibuk memeriksa beberapa kantong belanjaanya.
"Kamu lupa kalau lusa abang kamu pulang? Tau sendiri abangmu kayak gimana kalo gak ada cemilan di rumah," jawab Nuri sambil mengambil sekantong kresek berisi makanan ringan dibawanya ke depan kulkas.
Reina hanya mengangguk paham menanggapi jawaban mamanya
"Yaudah, sini Reina bantu, Ma."
"Eh bentar, kamu tadi pagi lesu banget sekarang kok udah sumringah sih. Gara-gara dianter pulang sama pacar ya?" goda Nuri pada Reina.
Reina mengernyitkan dahinya, bingung "Pa-car?"
"Iya yang barusan nganterin kamu, mama liat kok dari jendela," ujar mamanya membuat muka Reina jengkel.
"Maaa ... Dia bukan pacar Reina ya, cuma temen sekelas," jelas Reina penuh penekanan.
Nuri mengangguk paham. "Bukan pacar to ternyata."
"Lagian gak ada yang jemput Reina juga, yaudah deh terpaksa bareng Dilan," gerutu Reina.
"Ya ampunn mama lupa." Nuri menepok jidatnya "Maaf ya sayang, tadi Pak Hendro malah nganterin mama belanja," jawab Nuri sedikit tertawa membuat Reina mengerucutkan bibirnya.
"iyyyyaaaaa yaudah, Reina mau ke kamar aja, Ma," jawab Reina sedikit kesal kepada mamanya.
Dengan langkah cepat Reina meninggalkan Nuri dan menaiki tangga dengan secepat kilat.
"LOH GAK JADI BANTUIN MAMA?" teriak Nuri sedikit tertawa melihat tingkah putrinya tersebut.
🏠🏠🏠
Di atas kasur berwarna abunya, mata Reina menatap langit-langit kamar. Diraihnya benda pipih disampingnya yang baru saja bergetar.
Reina mengecek notifikasi dan ternyata ada pesan masuk yang menampilkan nama 'Dilan Chandra' Reina tak berminat membuka pesan tersebut . Reina berharap notif dari Dema lah yang muncul bukan Dilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Escape
RomansaMasa SMA merupakan masa paling indah di mana kisah cinta lah yang menjadi alur utamanya. Lalu bagaimana dengan masa SMK? Apakah akan ada kisah cinta yang terjebak di antara kesibukan praktek dan segala rentetan laporannya? Dan mungkinkah cinta yang...