3 | Stalking

217 33 4
                                    

Haii, akhirnya update juga
Jangan lupa vote dan coment ya, biar gak jadi sider😁
Happy reading semoga suka sama part ini❤

🏈🏈🏈

"Dema!!"

"Ngapain lo kesini?" tanya Binar kepada Dema yang tiba-tiba datang dan mengganggu introgasinya kepada Reina.

Reina yang melihat kedatangan Dema lalu mengarahkan pandanganya pada laki-laki yang berdiri tegap didepan meja panitia dengan kaos kelasnya dan muka yang dicoret membentuk bendera merah putih itu.

"Gue gantiin Bima yang ga bisa ikut lomba, dia lagi sakit," jawab Dema.

'Ternyata bener kata Bagas, Dema gak seburuk yang gue kira,' batin reina.

"Ohh, oke. Kelas lo otomotif 2 kan?" tanya Binar kemudian.

"Hm, yaudah gue cabut," ujar Dema lalu tanpa sengaja ia melirik kearah Reina yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?"tanya Dema lantas membuat Reina terkejut dan mengalihkan pandanganya kedepan.

"E-enggak gue gak ngeliatin lo, gausah Geer jadi cowok," jawab Reina salah tingkah.

"Cewek aneh," ujar Dema lalu meninggalkan meja panitia.

"Wahh, ngajak ribut tuh cowok," ucap Reina lantas berdiri.

Dema terus berjalan menjauhi meja panitia tanpa menghiraukan ucapan Reina yang mengata-ngatainya.

"Sabar, Rein, sabar," pinta Binar menarik lengan reina supaya tenang.

"Gue mau tanya, emang bener lo tadi liatin dia?" tanya binar sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Nggak, enggak sengaja aja, gue dari tadi cuma kepikiran sama omonganya Bagas tentang si Dema yang kataanya dia orangnya baik, tanggung jawab, terus satu lagi katanya ya dia itu ketua kelas yang hebat. Kan gue gak yakin kalo dia itu orangnya kayak gitu, secara gue udah liat sendiri kelakuan kelasnya kayak gimana. makanya dari tadi gue liatin dia supaya gue bisa mastiin bener atau enggak ucapan Bagas tadi, dan ternyata emang bener dia itu baik dia mau gantiin posisi temenya yang lagi sakit, kan gue jadi merasa bersalah udah ngata-ngatain dia sama kelasnya. Tapi setelah liat sikapnya tadi ke gue. Rasa bersalah gue seketika jadi hilang tau gak?"terocos reina sedikit emosi.

Lalu sedetik kemudian Reina tersadar akan ucapanya, sontak menutup bibirnya dengan telapak tanganya.

'Mampus gue!' batin Reina.

"Hahaha ... ohhh jadii dari tadi bengong itu gara-gara mikirin dema toh, rein?" Tawa binar pecah dilanjut menggoda Sahabatnya itu.

Reina masih bungkam dengan telapak tangan yang masih menempel dibibir mungilnya itu.

'Goblok banget sih lo Rein,' batin Reina

"Bagus deh sifat lo yang suka keceplosan ini masih ada, jadi gue bisa pancing-pancing lo terus kalo lo gak mau ngomong masalah lo ke gue, hahahah" ujar Binar bahagia.

⛦⛦⛦

Di sisi lain

Di samping lapangan, Dema menghampiri Ari dan Ryan sebagai rekan mainya dalam perlombaan kali ini.

"Gimana Pak Bos, bisa kan diganti?" tanya Ari kepada Dema.

"Bisa, tenang aja"

Sambil menunggu giliran kelasnya dipanggil, Dema menonton perlombaan tersebut ditemani dengan ocehan dari temannya yang bisa dibilang lebay. Anehkan? Padahal cowok.

No EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang