10. -Anger And Seriousness-

65 31 4
                                    

Terdengar deru mobil di depan rumah Tiana. Tanpa mengecek pun Tiana sudah tau siapa orang nya. Dion. Ya. Kenapa mereka tidak pulang bersama? Tiana pulang sama Ciara pake mobil. Terus kalo sama Dion entar lama, soalnya Dion tuh banyak urusan+kuncinya juga di Dion. Ia malas untuk menghampiri ataupun sekedar berbicara kepada Dion hari ini.

Dion keluar dari mobil dan berlari kecil masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum."

Dion langsung menyelonong pergi ke dalam kamar dan berganti pakaian. Ia pun langsung keluar kamar setelah di rasa cukup. Ia harus pergi karna ada janji yang harus di temui.

Dion pergi menuju ke restaurant untuk bertemu dengan Sintya, entahlah dia juga tak tau Sintya akan berbicara apa padanya sehingga sampai harus makan diluar. Dion sempat menolak tapi ia terus di paksa sehingga ia harus mengiyakan ajakan Sintya.

Perjalanan menuju ke restauran yang di datangi cukup lama dan Jakarta sedang dalam keadaan macet. Dia sampai pun sudah jam set 3. Karna ia berangkat pada pukul 2.

Ia mendatangi meja yang telah didatangi Sintya. Yaa dia sudah sampai di restoran ini.

Sintya yang melihat keberadaan Dion tersenyum lebar dengan dagu yang ia topangkan dengan tangannya.

"Hai Di!." Dion mendehem dan duduk.

"Ngomong." -Dion

Rasain noh es kelapa muda ƪ(˘⌣˘)ʃ

Sintya yang mengerti, tersenyum lebar dan akhirnya angkat bicara. "Loh, jangan bicarain ini dulu. Lebih baik kita makan, oke?."

"Lo mau makan apa?."lanjut nya.

"Gak."

"Jangan gitu dong Di-"

"To the point." ucap Dion dengan dingin, datar, tajam.

Mamam tu es sama tembok ∩(︶▽︶)∩

Sintya terlihat menimang-nimang. Dan akhirnya ia mengangguk setuju, ia mencoba duduk tegak dan menatap Dion intens dengan wajah serius.

"Di, sebenernya gue mau bicara jujur sama lo. Gue suka sama Lo. Udah dari lama Gue mendem perasaan ini."

Dion memasang wajah datar. Kirain serius, eh malah gak guna. Mending tadi ia makan di rumah, dariopada kesini ngabisin bensin.

"Maksud?." tanya Dion sedikit bingung dan heran.

"Gue suka sama lo dari dulu Di, dari saat kita sekelas."

"Oh." Sintya menautkan alisnya heran, hanya itu jawaban Dion? Padahal ia sudah memantapkan hati untuk mendengar jawab dari Dion. ⊙︿⊙

"Udah kan?." Sintya melotot tak percaya saat Dion beranjak pergi dan meninggalkan Sintya yang masih dengan keterpurukannya.

Dia malu lah gaes (o^^o)

Udah beraniin diri buat ngatain cinta ke doi,

Eh malah di tolak mentah-mentah ヾ(*'∀`*)ノ

"Gue gak akan nglepasin lo Di! Sampai kapanpun!."

Saat ini Tiana masih berada di dalam kamarnya yang bernuansa orange dan putih. Masih ditemani selimut dengan mata yang terpejam.

Dia lagi mimpi Mimi peri nikah sama Jungkook ( ' ▽ ' )ノ

Ya Tiana bingung dong harus seneng apa susah?

Lagian dia bukan fangirls, dia tuh manusia biasa.

Ingat biasaaa.
Yang tak bisa serti mereka ( ̄∀ ̄)

Tok....tok...tok

Suara ketokan pintu terdengar dari luar. Semakin cepat, semakin keras. Dan itu semakin membuat sang nenek sihir terbangun akan keterkejut-annya.

My Love [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang