26. -Who?-

62 16 0
                                    

"Kerja bagus! Gue akan transfer sekarang juga."

"Oke, Gue tunggu duitnya."

"Ingat! Jangan sampe mereka tau. Hilangin jejak Lo, pergi dari kota ini selamanya."

"Soal itu Lo tenang aja. Gue udah siap buat pergi dari kota ini selamanya. Tinggal nunggu duit Lo aja."

"Oke, Gue udah transfer uang itu ke atm Lo."

"Baiklah. Thanks. Senang bekerja sama dengan anda. Selamat bersenang-senang!."

Sambungan telpon itu berakhir, dan seorang gadis menyeringai lebar setelah itu tertawa gila.

"Tiana, Tiana. Gue udah peringati Lo. Tapi karna Lo gak nurut, ya nyawa Lo yang akan jadi bayarannya. Lagian Dion juga udah nginjak harga diri Gue. Dan balas dendam Gue juga udah terlaksanakan. Tinggal tunggu Lo mati aja, dan Gue akan bahagia selamanya. Huhuhuahahahaha."

Serem kaya mak lampir di tipi mnctv ヾ(^-^)ノ

Kayaknya dia kesurupun jin pengabul deh ∩(︶▽︶)∩

Lagian Nana tuh heran, dia itu muncul terus di dalam kegelapan. Emang dia princess dark gitu?. Ya mungkin aja sih.

"Gimana? Berhasil?." tanya seorang gadis yang baru saja memasuki tempat gelap itu.

"Jelas dong, Gue." kedua gadis itu bersorak senang dan bertos ria.

"Lo memang bisa diandalkan, Gue salut sama Lo. Semoga kita bisa berteman untuk selanjutnya."

"Wow. Boleh, Gue jadi punya temen yang musuhnya sama."

"Haha, well. Gue kesini sama temen-temen Gue. Boleh mereka gabung?."

"Boleh dong, kita rayain dengan makan-makan, shopping dan segala macem yang bisa buat kita bahagia.  Gimana?."

"Oke, i'm agree."

"Halah sok inggris Lo."

"Gini-gini gue itu pinter di sekolah."

"Halah Lo juga jadi anggota OSIS kan? Jangan-jangan lo Osis gadungan lagi."

"Sembarangan gini-gini Gue itu jadi Osis ya karena kepinteran Gue lah. Gue kan gak lelet."

"Semenang nya lo aja dah."

                                              (:◎)≡

"Assalamu'alaikum." ucap kedua orang tua yang berbeda kelamin

"Wa'alaikumsalam." balas Dion, Upiyati dan Toni bersamaan

"Oya ampun Risya. Sini duduk-duduk!."

Ya jadi yang dateng itu bonyok nya Dion.

bonyok: bokap nyokap

"Mah." Dion menyalami punggung tangan Risya dan "Pah." menyalami punggung tangan papah nya

"Gimana keadaan Tiana, Ton?."

"Hahhh, ya gitu. Dia masih belum sadar dan mengalami kritis."

"Kasian sekali dia, ya ampun." ucap mama Risya

"Permisi,"

Semua mata tertuju kepada seorang dokter pria yang bernama dokter Zainal dan seorang suster yang membawa beberapa kertas dan pulpen di tangannya.

My Love [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang