"Hm." Dion mendehem sebagai jawaban untuk Tiana.
"Dih dari tadi jawabnya cuma hmm. Gak bisa ngomong mas nya? Apa gak sekolah, jadi gak bisa ngomong? Atau bisu?." balas Tiana kesal seraya melapasmjam tangan yang melekat di tangannya.
"Ya serah. Kan lo yang mau beli."
"Gue kan cuma mau di kasih saran, kok lo sewot?!."
"Lo juga tuh!."
"Dah ah, sebel juga! Pindah, pindah!." Tiana pergi dari penjual toko jam tersebut. Dan akan mencari beberapa barang yang akan ia beli.
Dion mendengus kesal dan mengikuti arah langkah Tiana, "Lo nggak mau naik wahana?." tanya Dion berusaha agar kakinya tak berjalan lebih lama lagi.
"Pengen sih," Tiana memikirkan wahana apa yang akan ia naiki. Bianglala? Ah tidak! Jangan!.
Ia memusatkan matanya kepada orang yang berteriak histeris, seketika ide nya muncul menjadi sebuah tantangan. "Naik itu?."
"Kora-kora?." tanya Dion memastikan.
"Ya, kenapa Lo takut?."
"Seorang Ddion takut? Mustahil." Dion berbicara dengan nada songongnya ღ˘‿˘ற꒱
Dion lagi mode songong ლ(๏‿๏ ◝ლ)
Jadi makin sudah (≡^∇^≡)
"Hem, dasar sombong banget! Kalo lo teriak, gue minta traktiran selama 1 bulan." balas Tiana dengan menaikkan alisnya berkali-kali--menantang.
"Okey."
💐💐💐💐💐
"Yang bikin taruhan?." tanya Dion dengan datar
"Ish! Gak usah taruhan!." jawab Tiana asal
"Gak boleh."
"Dih!."
Flashback On.
Saat Tiana menduduki sebuah kursi yang telah di sediakan sebagai penumpang kora-kora itu, Tiana terlihat biasa aja. Tetapi setelah pergerakan yang semakin cepat dan semakin meninggi, membuat Tiana tidak bisa menahan perutnya yang seperti gelitikan. Akhirnya ia menjerit dan tertawa dengan memegangi perutnya. Sedangkan Dion, hanya diam dan bersikap datar, seolah-olah dia sudah terbiasa untuk menaikinya. Dion pun menang taruhan, seusai sudah cukup waktu, Tiana dan Dion turun dari kora-kora. Dion yang tengah mengecek handphonenya pun tertawa terpingkal.
Btw Dion lagi ngeliat Video sama Foto Tiana pas di atas \(*T▽T*)/
Tiana kesal karena kalah taruhan.
Flashback Off.
"Woy! Katanya ke kantin?." Tiana menepuk bahu Dion keras, agar Dion tersadar.
"Udah pesennya?." ucap Tiana yang tidak melihat ke arah lawan bicara---lebih fokus kepada benda pipih yang sedari tadi ia pegang.
"Udah." balas Dion dengan mengeluarkan bendah pipinya dari saku untuk ia mainkan disaat tidak ada pembicaraan.
"Ini mbak Tiana, mas Dion. Silahkan di nikmati." sahut ibu kantin yang bernama Bu Sisum.
"Iya bu, terimakasih." ujar Tiana dengan senyum manisnya dan meletakkan benda pipih itu di samping tangan kirinya lalu memasukkan ke dalam saku bajunya setelah bu Sisum berlalu meninggalkan meja mereka.
Tiana memakan-makanannya dengan pelan dan sangat teratur, sesaat sedang mengunyah, Tiana menatap Dion yang sama sekali belum menyentuh makanannya "woy! Jangan main hp mulu lah, makan dulu!."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love [ SLOW UPDATE ]
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kisah tentang dua orang remaja yang terlibat akan perjodohan konyol. Perjodohan yang di lontarkan oleh kedua belah pihak orangtua. Tanpa menunggu persetujuan dari anak-anak mereka. Perjodohan paksa yang membuat kehidupan...